Pesan Inspiratif: Iman Tulus Menyembuhkan Jiwa dan Badan Si Kusta

Kamis, 09 Januari 2025 22:44 WIB

Penulis:redaksi

tahirkan-aku-Tuhan.jpg
Kata orang kusta: 'Tuhan, tahirkan aku." (Katolikku.com)

Oleh: Pater Gregor Nule, SVD

 Orang-orang Yahudi yakin bahwa orang kusta tidak bisa hidup di tengah keluarga dan masyarakat. Ia juga tidak mengikuti doa dan ibadah bersama di rumah Tuhan. 

Alasannya karena penyakit kusta mudah menular. Penyakit kusta juga merupakan kutukan Tuhan, dan menajiskan orang sakit dan orang lain yang bergaul dengannya. 

Akibatnya si kusta pasti sangat menderita. Ia alami penolakan dan diskriminasi. Ia disingkirkan dari pergaulan sehari-hari. Ia ditinggalkan oleh keluarga dan sesama. 

Ia tidak punya harapan lain, kecuali Tuhan. Karena itu, ketika bertemu dengan Yesus ia minta dengan penuh iman dan.harap agar Yesus berbelas kasih terhadapnya. 

Ia berkata,"Tuan jika Tuan mau. uan dapat mentahirkan aku". Yesus berkata,"Aku mau jadilah engkau tahir". Dan seketika itu si kusta menjadi sembuh dan tahir, (bdk. Luk 5:12-13). 

Yesus sungguh memenuhi harapannya. Yesus menjamah si.kusta dengan tangan-Nya. 

Yesus juga minta orang yang telah sembuh untuk membawa persembahan kepada Allah sebagai bukti bahwa ia sudah sembuh. 

Ini berarti si kusta yang.telah sembuh bisa hidup bersama, bergaul dan bersentuhan dengan sesama tanpa cemas atau takut. Ia juga sudah punya hak untuk beribadah bersama di Kenisah.

Sebagai orang beriman kita mesti yakin bahwa Yesus punya kuasa untuk menyelamatkan dan membebaskan dari pelbagai penyakit, kesulitan dan masalah. Seperti si kusta kita pun minta kepada Yesus sembuhkan segala penyakit, rasa sakit dan penderitaan.

 Kita mesti minta dengan iman,, kepasrahan dan harapan. Sebab hanya Yesus yang satu-satunya yang dapat membebaskan kita segala bentuk kelemahan. 

Kita juga mesti memiliki paham yang benar bahwa penyakit bukanlah kutukan dari Allah. Allah tidak menghukum atau mengutuk.manusia.

Allah kita penuh belas kasihan dan cinta kasih. Allah inginkan kebahagiaan dan keselamatan kita. Allah terbuka dan merangkul siapa saja. 

Kita pun terbuka dan merangkul siapa saja. Penyakit tertentu tidak boleh menjadi alasan kita menutup diri terhadap orang lain. Kita mesti bergaul dan hidup bersama dengan siapa saja! Semoga! 

Kewapante, 10 Januari 2025. ***