Tuhan
Jumat, 28 Juni 2024 05:15 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
Oleh: Pater Gregor Nule, SVD
ORANG kusta atau lepra bernasib malang. Ia sungguh menderita. Ia disingkirkan dari pergaulan sehari-hari, tidak boleh terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan atau ikut beribadah bersama. Ia dibuang atau disingkirkan dari rumah, keluarga dan masyarakat.
Alasannya karena penyakit kusta dianggap sebagai kutukan dan hukuman dari Allah karena dosanya atau dosa orang tua dan keluarga. Dan penderita kusta itu najis, kotor dan bisa menajiskan orang lain.
Tetapi, sungguh luar biasa. Si kusta buat muka tebal. Tidak takut atau malu. Ia berani datang kepada Yesus dan memohon dengan sujud menyembah, "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan daku", Mat 8,2).
Tanggapan Yesus sungguh di luar dugaan si kusta, para murid dan semua orang yang mengikuti Yesus. Yesus melakukan sesuatu yang luar biasa, tidak umum dan bahkan dilarang.
Yesus mengulurkan tangan, menjamah orang kusta dan berkata, " Aku mau, jadilah engkau tahir", (Mat 8,2). Aku mau jadilah engkau bersih dan pulih kembali. Seketika itu kerinduan dan mimpi orang kusta menjadi nyata, ia tahir, bersih dan sehat.
Keputusan berani mendekati Yesus dan meminta dengan penuh iman pembebasan dari penyakit yang membelenggu itu menjadi awal kesembuhan si kusta. Ia datang kepada Yesus, bersujud menyembahNya dan memohon dengan penuh harapan. Doanya terkabulkan.
Kita pun percaya kepada Yesus, Tuhan dan Penyelamat. Kita mesti datang kepada Yesus, menyembah-Nya dan berpasrah kepada-Nya. Kita memohon dengan penuh harapan ketika sakit, alami malapetaka, bencana, atau.masalah keluarga, kerja, atau persoalan tertentu. Kita percayakan semuanya kepada Tuhan Yesus.
Si kusta yang berani datang kepada Yesus mendapatkan apa yang dirindukannya. Kita pun mesti yakin dan terus datang kepada Yesus dan berdoa. Tuhan selalu mendengarkan doa orang beriman yang setia datang kepada-Nya.
Kewapante, 28 Juni 2024. ***