Murenbang
Kamis, 19 September 2024 21:30 WIB
Penulis:redaksi
Oleh: Pater Gregor Nule, SVD
Keduabelas orang laki-laki dipilih Yesus dan ditetapkan sebagai rasul. Mereka menjadi utusan Yesus, dan setelah kebangkitan Yesus, khususnya sejak pesta Pentakosta mereka diutus untuk melanjutkan misi Yesus.
Sedangkan para wanita tidak disebutkan dalam kelompok keduabelas rasul atau tidak ikut serta dalam kelompok tujuh puluh (tujuh puluh dua) murid yang diutus ke desa-desa untuk mempersiapkan kunjungan Yesus.
Meski demikian, dalam diam para wanita terus memainkan peran yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan misi Yesus. Mungkin mereka hanya membentuk kelompok - kelompok informal.
Perikop Injil Luk 8:1-3 menceritakan tentang peranan sekelompok wanita yang mengikuti Yesus dan berusaha memenuhi kebutuhan rombongan Yesus.
Yesus dan para rasul fokuskan perhatian pada pewartaan Injil Kerajaan Allah, sedangkan para wanita melayani kebutuhan makan-minum dengan kekayaan mereka.
Mungkin tanpa kekayaan dan kemurahan hati para wanita itu misi pewartaan Yesus dan para rasul bisa saja terlambat.
Para wanita tidak pernah menonjolkan diri dan peran mereka. Mereka juga tidak pernah minta agar diakui oleh Yesus dan para rasul. Tetapi, mereka sungguh setia mengikuti Yesus, bahkan sampai penyaliban Yesus di Golgota.
Para wanita juga menjadi orang-orang pertama yang memberi kesaksian tentang kubur kosong, artinya.lebangkitan Yesus. Kita sebutkan Maria, ibu Yesus, Maria Magdalena dan wanita-wanita lain.
Sepanjang sejarah Gereja peranan wanita dalam kehidupan menggereja sungguh berarti dan bahkan sangat menonjol. Mereka tidak hanya berperan memperlancar urusan makan dan minum. Mereka memainkan peran utama dan penting.
Kehadiran dan partisipasi wanita dalam pelbagai kegiatan Gereja sangat menonjol. Bahkan banyak kali kegiatan Gereja yang bersifat rohani seperti perayaan Ekaristi, ibadah, katekese, koor lebih banyak diikuti oleh kaum perempuan.
Demikian pun, organisasi rohani atau kelompok-kelompok rohani seperti St. Anna, St. Maria, St. Yoakim, Legio Maria, Kelompok Kerahiman, dan lain-lain lebih banyak diikuti oleh kaum perempuan.
Memang ada juga laki-laki yang terlibat, namum jumlah mereka sangat terbatas. Maka sering muncul kesan dan ungkapan bahwa Gereja kita adalah Gereja kaum perempuan.
Tetapi tanpa disadari orang yang dipercayakan untuk menjadi ketua dan penanggung jawab dalam setiap.kegiatan dan urusan Gereja adalah laki-laki.
Karena itu, mari kita tetap berusaha agar semakin banyak orang, baik laki-laki maupun perempuan sadar akan pentingnya kehadiran dan perannya dalam setiap kegiatan Gereja.
Setiap orang mesti merasa diri penting dan bertanggungjawab dalam setiap aktivitas Gereja. Sebab tanpa saya dan anda pasti ada sesuatu yang tidak beres.
Kewapante, 20 September 2024. ***