PUISI: Musafir Padang Sabana

Jumat, 14 Mei 2021 10:24 WIB

Penulis:redaksi

savana.JPG
Ilustrasi: Musafir (www.flickr.com)

Oleh Jack Ata Flores*

Puisi pada ujung senja
sepotong romantika
terburat dalam keranjang penuh kata
 
ditenteng musafir padang sabana 
ketika memburu cinta
pada jejak kota tua

ciuman mengeras dalam larik sajak
yang siap ditelan malam tanpa rembulan
mati terkulai dalam mimpi panjang

bagai peronda menanti fajar
tengadah dalam sebuah tanya
kapan menjelma jadi daging kenyataan?

Musafir tak pernah lelah bercinta
kadang cuma sekadar fatamorgana
agar kesendirian berjejak penuh makna

Menuruni  lembah suram
mendaki gunung muram
Kenangan indah selalu bikin tentram

Entah sampai kapan
Bilakah  bersua sejenak di tikungan
sekadar berbagi tawa

musafir tak pernah lelah berjalan
telusuri  lorong masa depan
mencari jawab  penuh heran

Sendirian, tanpa gerombolan
tak peduli pada pada cibiran
persetan dengan segala pujian

Luka tembak di badan dibawa berjalan
pedang keheningan terhunus di tangan
Tombak keberanian dan belati kesabaran bersiaga di pinggang

Minggir segala jin, hantu dan setan!
Tak pernah kuhitung semua kalian
Kekasihku sudah dekat di depan

Rinduku sudah tak tertahan
menghujam ke segala lamunan
Menanti sebuah kecupan

*Jack Ata Flores, tinggal di Jakarta