Tuhan
Sabtu, 05 November 2022 09:00 WIB
Penulis:redaksi
Orang-orang Farisi, yang mencintai uang, mendengar semua hal ini dan mencemooh dia. Dan Yesus berkata kepada mereka, “Kamu membenarkan dirimu di mata orang lain, tetapi Allah mengetahui hatimu; karena apa yang dihargai manusia adalah kekejian di mata Allah.” Lukas 16:14-15
"Tuhan tahu hati!" Sungguh kebenaran yang luar biasa untuk disadari secara mendalam.
Begitu sering dalam hidup ada kesalahpahaman yang kita miliki tentang orang lain dan kesalahpahaman yang dimiliki orang lain tentang kita.
Perikop ini menyentuh inti dari kecenderungan orang-orang Farisi untuk menciptakan gambaran palsu tentang diri mereka sendiri agar orang lain dapat melihat dan tidak terlalu peduli dengan kebenaran batin yang hanya diketahui oleh Allah.
Jadi apa yang lebih penting bagi Anda? Apa yang Anda sukai? Apakah Anda lebih mementingkan pendapat orang lain atau kebenaran hidup Anda dalam pikiran Tuhan?
Perjuangan ini bisa berjalan dua arah. Di satu sisi, seperti orang Farisi, kita dapat berusaha untuk menampilkan persona palsu diri kita kepada orang lain sementara, pada saat yang sama, Tuhan sepenuhnya menyadari kebenaran dan menyadari citra palsu yang kita coba gambarkan.
Di sisi lain, kita mungkin menemukan bahwa orang lain memiliki gambaran yang salah tentang siapa kita, yang dapat menyebabkan kita sangat terluka.
Ketika hal ini terjadi, kita bisa digiring ke arah kemarahan orang lain dan cenderung tidak rasional dan membela diri secara berlebihan.
Tapi apa yang penting? Apa yang harus menjadi perhatian kita? Kebenaran adalah yang penting dan kita seharusnya tidak terlalu peduli dengan apa yang tidak diperhatikan oleh Allah.
Kita seharusnya hanya peduli tentang apa yang ada dalam pikiran Tuhan dan apa yang Dia pikirkan tentang kita dan hidup kita.
Renungkan, hari ini, kecenderungan Anda untuk mengkhawatirkan apa yang orang lain pikirkan tentang Anda.
Ketahuilah bahwa Tuhan ingin Anda menjalani kehidupan yang jujur di mana Anda menampilkan diri Anda dalam kebenaran.
Jangan seperti orang Farisi yang terobsesi dengan citra menyanjung dan palsu yang dimiliki orang lain tentang mereka.
Khawatir hanya tentang hidup dalam kebenaran dan apa yang ada di hati Tuhan dan serahkan sisanya kepada-Nya. Pada akhirnya, hanya itu yang penting.
Tuhan, tolong aku untuk melihat apa yang ada di dalam hati-Mu dan bantu aku untuk memiliki perhatian hanya tentang bagaimana Engkau melihatku. Saya tahu Engkau mengasihi saya dan saya tahu bahwa Engkau ingin saya hidup sepenuhnya dalam kebenaran. Semoga cinta-Mu menjadi pedoman hidupku dalam segala hal. Yesus, aku percaya pada-Mu. ***