gereja
Rabu, 11 September 2024 11:01 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
DILI (Floresku.com) - Rabu (11/9) pukul 12.20 waktu Dili atau WIT, Paus Fransiskus menaiki pesawat kepausan di Bandara Internasional Dili dan lepas landas pada pukul 12.25 .
Paus Fransiskus akan berangkat ke Singapura, dan akan mendarat sekitar pukul 14.15 (UTC +8) atau 14.15 WIB.
Acara terakhir Perjalanan Apostoliknya ke Timor-Leste mempertemukan Paus dengan sekitar 3.000 orang muda di Pusat Konvensi di Dili.
Dalam pertemuan penuh keakraban itu Paus Fransiksus dan mendesak mereka untuk menjadi protagonis yang bertanggung jawab dan bebas bagi masa depan bangsa mereka.
Jurnalis Vatican News, Devin Watkins melaporkan, “Saya punya dua nasihat untuk Anda: buat kekacauan dan hormati orang yang lebih tua!”
Paus Fransiskus menyampaikan nasihat tersebut pada hari Rabu saat ia bertemu dengan kaum muda Timor-Leste di ibu kota, Dili.
Pertemuan tersebut diadakan di Pusat Kongres dan merupakan acara publik terakhir dari Perjalanan Apostolik Bapa Suci ke Timor-Leste.
Dalam sambutannya, Paus mencatat bahwa kaum muda merupakan mayoritas dari populasi yang berjumlah 1,4 juta orang, yang lebih dari 95 persen beragama Katolik, memuji antusiasme mereka dalam menjalankan iman.
Paus Fransiskus mengatakan bahwa ia tidak akan pernah melupakan senyum yang ia lihat di wajah orang-orang Timor-Leste.
Paus Fransiskus melepaskan seekor merpati di luar pusat konvensi di Dili.
Ia juga mengundang kaum muda Timor untuk mengenang pengorbanan yang dilakukan para leluhur mereka dalam meletakkan dasar-dasar negara, dan memanfaatkan kesempatan itu untuk mendesak mereka agar menghormati para tetua.
Masyarakat, katanya, memiliki dua harta: kaum muda dan kaum tua.
“Anak-anak dan kaum tua,” kata Paus. “Masyarakat yang memiliki begitu banyak anak seperti Anda harus menjaga mereka. Dan masyarakat yang memiliki begitu banyak kaum tua, yang menjadi kenangan, harus menghormati dan merawat mereka.”
Paus Fransiskus berbicara singkat tentang tiga nilai “kebebasan, komitmen, dan persaudaraan.”
Ia mengingat sebuah pepatah dalam bahasa Tetum Timor-Leste—“ukun rasik-an” yang berarti “setiap orang mampu mengatur diri sendiri.”
Paus mengatakan kaum muda harus mengingat kembali makna dan tujuan kebebasan yang sebenarnya.
“Menjadi bebas tidak berarti melakukan apa yang kita inginkan,” katanya, seraya mencatat bahwa kebebasan berarti menghormati orang lain dan merawat rumah kita bersama.
Ia juga mengingatkan nilai “persaudaraan” dan pentingnya rekonsiliasi.
“Anda, di negara yang penuh senyuman ini, memiliki sejarah kepahlawanan, iman, kemartiran yang luar biasa, dan yang terpenting, iman dan rekonsiliasi,” katanya.
Paus Fransiskus mengakhiri pertemuannya dengan kaum muda Timor dengan mendesak mereka untuk mengingat teladan yang diberikan Yesus dalam pengampunan dan rekonsiliasi. (Sandra: Sumber Katoliku.com/Vatican News). ***
13 hari yang lalu