Indonesia
Jumat, 12 Juli 2024 18:04 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
JAKARTA (Floresku) – Sejumlah elemen masyarakat NTT dan Indonesia Timur mendatangi Mabes Polri untuk mempersoalkan proses seleksi Catar AKPOL di Polda NTT yang dinilai terpapar unsur kolusi dan nepotisme.
Menurut Manche Kota, Koordinator Gerakan tersebut sejumlah elemen yang tergabung dalam protes ke Mabes Polri pada Jumat (12/7) adalah: Forum Pemuda NTT (FP NTT), Persaudaran Timur Raya (PETIR), Indonesia Timur (ITB), Flores Nus Bunga (FNB) Jakarta Selatan, Srikande Forum Pemuda NTT, Komunitas Peduli Asa Rasa Kemanusiaan (KOPI ARAK), Ikatan Keluarga besar Sabu Raijua Jabodetabek , Maluku Utara Bersatu, Kerukunan Keluarga Sumbawa, Aliansi Keukunan Keluarga Sumbawawa, Aliansi Masyarakt Tiimur Indonesia.
Selain itu ikut juga Angkatan Muda Bima Indonesia (AMBI), WANES Generation 2024, Perkumpulan Mahasiwwa basodara NTT Pamulang, Wuamese Indoensia, Benteng Merdeka Nusantara (BENTARA), Forum Ende Muda, Forum Komunikasi Putra-Putri NTT (FKPP) Banten, Maluku 1 Rasa (M1R), ANAKONDE (Anak Kopeta ENDE), IKO ( Ikatan Keluarga Besar Ombai), Perkumpulan Amarasi Nekamese Jabodetabek, AMMAN Flobamora, FKM Flobamora, Aliansi Timur Indonesia ( ATI), Formadda NTT dan Solidaritas Merah Putih(SOLMET).
Mereka menuntut agar Kapolda NTT Jenderal Daniel Silitonga dicopot dan menolak hasil seleksi Taruna Akpol NTT yang dinilai merupakan hasil titip dari sejumlah pejabat kepolisian.
Polemik ini mencuat ketika hasil seleksi diumumkan dan sebagian besar peserta yang lulus diduga berasal dari marga Batak.
Dari 11 peserta yang lulus ke tingkat pusat, hanya satu peserta yang merupakan putra daerah NTT, sementara sisanya berasal dari luar NTT.
Beberapa peserta bahkan disebut-sebut berasal dari kampung yang sama dengan Kapolda NTT, Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga. Isu ini segera menjadi perbincangan hangat di ruang publik dan media sosial, memicu berbagai spekulasi dan perdebatan.
Fakta mengejutkan lainnya adalah keberhasilan Timothy Abishai Silitonga, anak dari Kapolda NTT, yang lulus dalam seleksi ini meskipun nilai yang diperolehnya diduga lebih rendah dibanding peserta lainnya yang tidak lulus.
Beredar luas tangkapan layar percakapan WhatsApp yang diduga berasal dari orang tua peserta yang kecewa karena anaknya tidak lulus, padahal memiliki nilai yang lebih tinggi.(SP/abr) ***
3 bulan yang lalu