SENDAL SERIBU: Minggu, 25 September 2022: Menjadi Saudara bagi Sesama

Minggu, 25 September 2022 16:20 WIB

Penulis:redaksi

Editor:redaksi

hendrick-ter-brugghen-public-domain-via-wikimedia-commons.jpg
Ilustrasi: Lazarus, si miskin. (www.katolikku.com)

SAPA PAGI DARI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
SENDAL SERIBU: Setetes Embun Sabda Allah Selalu Memberi Inspirasi Baru
MINGGU, 25 SEPTEMBER 2022
HARI MINGGU BIASA XXVI, Am 6:1a.4-7; 1Tim 6:11-16 & Luk 16:19-31 
[Thn. V-SS/267/9/2022]
Pst. Riano Tagung, Pr

Lukas 16:19-31 
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dari kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. 

Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok. Ia berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. 

Malahan anjing-anjing datang dan menjilati boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. 

Sementara menderita sengsara di alam maut, ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, 'Bapa Abraham, kasihanilah aku. 

Suruhlah Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.' Tetapi Abraham berkata, 'Anakku, ingatlah! Engkau telah menerima segala yang baik semasa hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. 

Sekarang ia mendapat penghiburan dan engkau sangat menderita. Selain daripada itu, di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, sehingga mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang!' 

Kata orang itu, 'Kalau demikian, aku minta kepadamu, Bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka kelak jangan masuk ke dalam tempat penderitaan ini.' 

Tetapi kata Abraham, 'Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu!' Jawab orang itu, 'Tidak, Bapa Abraham! Tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.' 

Kata Abraham kepadanya, 'Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati'."

MENJADI SAUDARA BAGI SESAMA
Pst. Ryano Tagung, Pr

HARTA bukanlah menjadi penghalang bagi kita untuk bertemu dengan Allah dan sesa,a bila kita menggunakannya dengan bijaksana dan dengan semangat kesederhanaan. 

Mengilangkan dua keutamaan ini maka harta akan membunuh rasa cinta, menghancurkan rasa iba dan membawa kita pada tebing kesomobongan, kehancuran dan kebinasaan. 

Oleh karena itu, MILIKI SEMANGAT KEBIJAKSANAAN DAN KSEDERHANAAN dalam MENGGUNAKAN HARTA BENDA DUNIAWI AGAR KITA DAPAT mengalami setiap anugerah ALLAH dalam dan melalui harta yang kita punyai sembari pada saat yang sama kita  SELALU MEMILIKI RASA RINDU YANG MENDALAM untuk bersekutu dengan ALLAH”

Sahabat SENDAL SERIBU yang terkasih,

RASA TENTRAM, BAHAGIA, SUKACITA DAN SENANTIASA BERSYUKUR harus lahir dari pengalaman perjumpaan pribadi kita dengan ALLAH dan memiliki kerinduan yang yang menggelora dari dalam hidup kita untuk tinggal bersama denganNya. 

Tanpa adanya pengalaman  ini maka kita belum sesungguhnya memiliii rasa tentram, damai dan bahagia di dalam hidup rohani kita. 

Seiring dengan kemajuan dunia yang pesat,  kita kerap mengejar rasa tentram dan bahagia yang semu belaka dengan menumpuk harta benda dunawi ketimbang menumpuk harta surgawi dengan menjalin relasi yang intim dengan ALLAH di dalam doa dan Ekaristi. 

Sesunguhnya, semakin kita mengejar harta dunia ketimbang mengejar harta surgawi, pada saaat yang sama kita telah kehilangan kesempatan untuk memiliki kehidupan yang abadi. Apa yang kita lakukan di dunia ini adalah sebuah upaya untuk memeroleh kehidupan baru dan kekal kelak.

Sahabat SENDAL SERIBU yang terkasih dalam Kristus
Kisah orang kaya dan lazarus yang miskin dalam bacaan Injil pada hari ini, mengundang kita untuk tidak melekatkan diri kepada harta duniawi dan jangan sampai harta duniawi munutup pandangan kita untuk melihat kehadiran ALLAH di setiap peristiwa hidup kita. 

Di samping itu, harta duniawi tidak menjamin persatuan yang mesra dengan ALLAH. Bila harta duniawi semakin menjauhkan kita dari cinta kasih ALLAH maka, lepaskanlah!

TUHAN YESUS mau agar kita tetap memfokuskan diri padaNYA. Hidup dalam semangat kemiskinan agar kita bisa berbagi dan menunjukkan belas kasihan dan kasih kepada orang lain yang membutuhkan kita. Disamping itu, kisah injil hari ini hendaknya mengajak kita untuk bertobat. 

Selagi masih ada waktu bertobatlah! Berbaliklah kepada ALLAH dan berani untuk menyatakan kasihNYA kepada yang miskin, kepada lazarus yang  lain. 

Kita jangan dulu berpikir terlalu jauh ntuk menjumpai lazarus yang miskin di luar dari hidup kkta. Kita perlu untuk sejenak meluangkan waktu masuk ke dalam kehidupan kita, ke dalam keluarga kita dan komunitas kita saat ini.

Marilah kita menjumpai orang miskin, Lazarus yang miskin, di dalam keluarga kita masing-masing. Mereka yang haus dan rindu akan belas kasih, rindu akan kasih, rindu akan perhatian dan lain sebagainya yang semakin berkurang dan dirasakan di dalam keluarga kita masing-masing. Kita harus berani untuk menyatakan kasih ALLAH mulai dari dalam keluarga kita, dari dalam komunitas kita. 

Di sinilah kita akan menjumpai lazarus yang miskin, yang sangat membutuhkan belas kasih dan kasih kita, yang sering kita abaikan karena kita terlalu focus dengan diri sendiri dan segala kenikmatan duniawi sehingga selalu tercipta jurang antara KASIH dan kenyataan hidup kita setiap hari. 

Mari kita membuka hati bagi kelemahlembutan, kasih, kesabaran, kesetiaan dan DOA agar hidup kita mampu menjumpai lazarus yang miskin. Mari kita menjadi saudara bagi sesama, menjadi saudara bagi ‘Lazarus-Lazarus’ yang lain. 
Dio Vi Benedica

Salam dan doaku KASIH PUTIH dari HATI yang TULUS MENCINTAI  
Berkat dan doaku
Pastor Ryano Tagung, Pr
PAROKI SANTU YUSUF, BENTENG JAWA

Omnia Sunt Gratia Caritate Dei 
SEMUA KARENA KASIH KARUNIA ALLAH!
=1 Kor 15:10=

Renungan SENDAL SERIBU, sejak 10 Mei 2017
Servire Dio Con Amore e Gioia
Melayani Allah dengan Cinta dan Sukacita. ***