pariwisata
Minggu, 05 Oktober 2025 15:46 WIB
Penulis:redaksi
REKAS (F;oresku.com) - Rangkaian kegiatan dalam rangka satu abad Gereja Paroki Sta. Maria Penghibur Orang Berdukacita Rekas berpuncak pada Perayaan Ekaristi Kudus yang meriah di bangunan gereja tua, Sabtu(4/10).
Perayaan dipimpin oleh Uskup Labuan Bajo Mgr. Maksiimus Regus (Mrg Maksi) bersama lima puluh imam konselebran.
Selain umat dari 8 stasi seluruh paroki, hadir pada acara ini para donatur yang merenovasi gereja dan lingkungannya, pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, dan utusan paroki-paroki sekitar yang dimekarkan dari Paroki Rekas.
Perayaan syukur seratus tahun usia gereja paroki ini dirayakan sekaligus dengan pemberkatan gedung gereja dan pengresmian kembali pemakaiannya sebagai tempat ibadah, pemberkatan Gua Maria, dan syukur atas usia perak imamat dari Pastor Paroki Rekas RP. Yeremias Bero SVD.
Sebelumnya, sejumlah kegiatan telah dilaksanakan untuk memeriahkan perayaan seratus Tahun Gereja Paroki Rekas yaitu Turnamen Sepak Bola Pameran dan Pentas Seni, Bakti Sosial Sunatan Gratis, Seminar, Perlombaan Rohani, Permainan Tradisional Caci, Penanaman Pohon, Penerimaan Sakramen Krisma dan Pelantikan DPP-DKP paroki.
Ziarah dari Agama ke Spiritualitas
Dalam khotbahnya, Uskup Labuan Bajo Mgr Maksi merefleksikan tema perayaan, “Satu Abad Gereja Tua Rekas: Ziarah dari Agama ke Spiritualitas”.
Ia menyatakan perayaan satu abad ini menjadi kesempatan untuk merenung lebih dalam lagi tentang hidup beriman dan kehadiran Gereja. Umat secara pribadi dan komunitas gereja secara bersama dapat bertransformasi dari penghayatan iman yang ritual dan formal kepada pengalaman rohani dalam hidup sehari-hari.
Mgr. Maksi menjelaskan bahwa hari ini kita berdiri di persimpangan sejarah yakni 100 tahun Gereja Rekas.
"Satu abad perjalanan bukanlah sekadar angka, melainkan jejak panjang iman umat Allah yang sudah melewati banyak musim, mulai dari masa awal pewartaan, pertumbuhan, tantangan, hingga kini memasuki era baru," ujarnya.
Oleh karena itu, dia melanjutkan, tema perayaan syukur kita sangat tepat: “Ziarah dari Agama Menuju Spiritualitas.”
Artinya, kita tidak berhenti pada bentuk lahiriah agama, bangunan, ritual, atau kebiasaan tetapi melangkah lebih dalam. Itu artinya menjadikan iman sebagai pengalaman rohani yang mengubah hidup, membentuk karakter, dan memberi arah.
Bacaan-bacaan hari ini menolong kita memahami ziarah itu melalui tiga kata kunci: Fondasi, Fungsionalitas, dan Fidelitas.
Fondasi
Raja Salomo dalam bacaan pertama (1Raj 8) berdiri di hadapan altar, mengangkat tangannya, dan berdoa: “Langit dan langit segala langit tidak dapat menampung Engkau, apalagi rumah yang kudirikan ini.”
Doa ini sangat jujur. Bait Allah yang megah hanyalah tanda; fondasi sejati bukan pada batu atau kayu, melainkan pada Allah yang hadir di tengah umat-Nya.
Begitu pula perjalanan Gereja Rekas seratus tahun ini. Kita bersyukur untuk gedung gereja yang berdiri, altar yang kokoh, dan semua tradisi liturgi yang diwariskan. Tetapi fondasi sejati bukan itu semua. Fondasi kita adalah Kristus sendiri, yang menjadi pusat perjumpaan kita. Seperti kata Paulus: “Tidak ada seorang pun dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.” (1 Kor 3:11).
Tanpa Kristus, agama hanyalah rutinitas. Dengan Kristus, agama berubah menjadi jalan menuju spiritualitas yang hidup.
Fungsionalitas
Paulus dalam bacaan kedua juga menegaskan: “Kamu adalah bait Allah dan Roh Allah diam di dalam kamu.” (1 Kor 3:16). Dengan kata lain, keberadaan Gereja tidak berhenti pada gedung, melainkan fungsi umat Allah sebagai bait rohani.'
Inilah tantangan setelah 100 tahun. Apakah Gereja Rekas hanya dikenal sebagai bangunan berusia seabad, atau sungguh berfungsi sebagai tanda kasih Allah yang nyata?
Fungsionalitas iman berarti sabda Allah tidak berhenti di telinga, tetapi mengalir dalam tindakan, dalam kejujuran, dalam kerukunan antar keluarga, dalam kepedulian pada orang kecil dan miskin, dalam kesediaan anak muda untuk berani bermimpi secara benar.
Umat Rekas akan dikenang bukan pertama-tama karena seratus tahun bangunan ini berdiri, melainkan karena selama seratus tahun umatnya menjalankan fungsi sebagai saksi kasih Kristus di tengah masyarakat.
Fidelitas
Di sinilah Injil hari ini (Mat 7:21.24-27) meneguhkan kita. Yesus berkata: “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku.”
Yesus lalu memberi perumpamaan dua rumah dimana yang satu dibangun di atas batu. Sedangkan yang lain di atas pasir. Yang diatas pasir ketika angin, hujan, dan banjir datang tidak bertahan.
Namun rumah yang diabangun di atas batu yang bertahan. Itulah fidelitas atau kesetiaan. Kesetiaan bukan hanya berdoa dengan bibir, melainkan mendirikan hidup di atas sabda Tuhan.
Gereja Rekas sudah bertahan seratus tahun bukan karena kebetulan, melainkan karena ada umat yang setia. Setia menjaga iman meski sulit, setia berdoa di tengah penderitaan, setia mewariskan iman ke generasi baru.
Kesetiaan ini harus diteruskan. Generasi sekarang dipanggil bukan sekadar mewarisi agama para leluhur, tetapi menghidupi spiritualitas yang kokoh, kreatif, dan relevan. Kita belajar dari Yesus yaitu spiritualitas yang setia pada sabda akan bertahan dalam setiap badai zaman.
Mgr Maksi menyampaikan bahwa tiga makna ini saling mengikat dimana fondasi menandakan Kristus sebagai dasar yang kokoh dan Fungsionalitas menunjukkan iman yang hidup dalam tindakan sedangkan fidelitas merupakan kesetiaan pada sabda yang membuat kita tahan uji.
Inilah ziarah kita selama 100 tahun. Dari agama yang terikat pada bentuk lahiriah menuju spiritualitas yang menyentuh hati, mengubah hidup, dan membangun dunia.
Maka hari ini, mari kita bersyukur bukan hanya karena Gereja Rekas telah berdiri seabad lamanya tetapi karena Roh Kudus terus memimpin kita. Maka sangat penting berpondasi pada Kristus, berfungsi dalam kasih, dan setia dalam perutusan.
“Proficiat Umat Paroki Rekas yang merayakan 100 tahun perjalanan rohani, perjalanan spiritual, dan bagi kita semua Gereja Katolik Manggarai Raya. Kita memohon rahmat dan berkat Tuhan agar paroki ini terus bertumbuh, teristimewa menjadi tanda kehadiran kasih Tuhan di tengah dunia,” pungkasnya.
Pesta Umat
Usai perayaan Ekaristi dan pemberkatan Gua Maria, acara dilanjutkan dengan resepsi bersama di halaman Gereja. Resepsi ini dirancang oleh panitia dengan melibatkan delapan stasi di seluruh paroki. Setiap stasi membangun dapur masing-masing dan menyiapkan makanan untuk umat dan tamu yang hadir.
“Jadi, ada sembilan tenda tempat makanan disiapkan oleh panitia dan delapan stasi untuk kita semua yang hadir pada perayaan ini. Menu setiap tenda berbeda-beda, sesuai persiapan oleh masing-masing stasi,” kata Bapak Yakobus Agus dalam sambutan sebagai Ketua Panitia Perayaan Syukur 100 tahun Gereja Paroki Rekas.
Acara makan siang diiringi dengan lagu dan tarian yang dibawakan oleh para pelajar sekolah, utusan dari dalam paroki dan utusan SMAK Ignatius Loyola Labuan Bajo.
Pembangunan Destinasi Wisata Religi Katolik
Gereja Paroki Rekas telah ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata religi oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat bersama Keuskupan Ruteng pada 2019. Sejak itu, penataan lingkungan mulai direncanakan dan diupayakan pelaksanaannya.
Berkat dukungan sekelompok donatur, penataan bangunan dan lingkungan telah berjalan selama satu tahun terakhir; antara lain renovasi bangunan gereja, Gua Maria dan Stasi Jalan Salib. Penataan fisik ini belum selesai karena masih ada sejumlah fasilitas yang diharapkan akan dibangun, seperti patung Tuhan Yesus memberkati dan museum karya misi Gereja.
Vikjen Keuskupan Labuan Bajo RD Richard Manggu berharap kerjasama Gereja dengan pemerintah daerah, para donatur, Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BPOLBF) dan lembaga-lembaga lainnya terus berjalan agar penataan dan pengelolaan destinasi wisata religi situs Gereja Tua Rekas dapat terwujud.
“Kita berkomitmen untuk terus melanjutkan penataan ini. Karena itu, dukungan para donatur, pemerintah daerah dan lembaga-lembaga terkait sangat diharapkan,” kata Romo Richard Manggu. (Vinsen Patno). ***
2 bulan yang lalu