Senin, 07 Maret 2022 10:42 WIB
Penulis:MAR
Editor:MAR
KEBERADAAN Kraton Yogya tak bisa dilepaskan dengan perjalanan sejarah yang dilaluinya. Mulai dari awal berdiri hingga saat ini Kraton Yogya tetap menunjukkan jatidirinya sebagai pengayom tanah Mataram yang senantiasa melindungi masyarakatnya.
Perjalanan Kraton Yogya juga tak bisa dilepaskan dengan adanya perjanjian Giyanti tahun 1755 yang wilayah Mataram dibagi dua bagian. Wilayah tersebut yakni di sebelah timur Kali Opak (melintasi daerah Prambanan sekarang) dikuasai oleh pewaris tahta Mataram (yaitu Sunan Pakubuwana III) dan tetap berkedudukan di Surakarta dan wilayah barat (daerah Mataram yang asli) diserahkan kepada Pangeran Mangkubumi sekaligus ia diangkat menjadi Sultan Hamengkubuwana I yang berkedudukan di Yogyakarta.
Napak tilas jejak Kraton Yogya, berikut lokasi yang pernah dijadikan pusat pemerintahan Mataram.
Kraton Kotagede
Keberadaan Kraton Kotagede berawal dari tanah perdikan di Mentaok (Mataram) milik Sultan Krajaan Pajang yakni Sultan Hadiwijoyo yang diberikan kepada Ki Ageng Pamanahan. Tanah perdikan merupakan sebidang tanah yang diberikan kepada orang yang berjasa kepada raja yang berkuasa.
Danang Sutowijoyo yang tak lain putra Ki Ageng Pamanahan pada tahun 1577 membangun peradaban di atas tanah perdikan tersebut. Setibanya di Mataram Ki Agen Pemanahan mencari sebuah pohon beringin yang telah ditanam oleh Sunan Kali Jogo dan akhirnya pohon itu ditemukan di kawasan yang sekarang bernama Kotagede.
Di tempat ini Ki Ageng Pemanahan membangun rumah yang akhirnya menjadikannya sebagai kraton dengan Kotagede pusat pemerintahannya. Kerajaan ini kemudian besar dan menguasai seluruh bumi Mataram.
Kraton Ambarketawang
Pemerintahan Mataram mulai pecah setelah munculnya perjanjian Giyanti. Karena perjanjian itulah Kraton Mataram harus angkat kaki dari Kotagede dan mencari tempat baru untuk dijadikan pusat pemerintahan.
Selama proses pembangunan istana baru di wilayah dimana saat ini Kraton Yogya berada, Pangeran Mangkubumi memilih kawasan Ambarketawang yang saat ini masuk kedalam wilayah Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman untuk dijadikan tempat kediaman.
Selama satu tahun dari 1755 – 1756 Sultan Hamengkubuwono I tinggal di Ambarketawang sebelum akhirnya berpindah ke Kraton Yogya. (*)
Tulisan ini telah tayang di jogjaaja.com oleh Ties pada 07 Mar 2022