Sinergi Dinas Kelautan dan Perikanan, Disperindag, Pelindo dan Bea Cukai Dorong Ekspor Ikan NTT

Rabu, 14 Juli 2021 12:19 WIB

Penulis:MAR

Editor:Redaksi

tuna-ekspor-260118-1.jpg
Kegiatan di Stasiun Karantina Ikan di Kupang, dalam rangka ekspor ikan ke pasar luar negeri

KUPANG (Floresku.com) -Dinas Kelautan dan Perikanan, Disperindag, Pelindo dan Bea Cuka bersinergi membangun Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM)  guna mendorog peningkatan ekspor ikan  dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

 Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Kupang, menjadi bagian dari tim percepatan ekspor Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Nantinya, tim yang terdiri dari Staf Khusus Gubernur, Dinas Kelautan dan Perikanan NTT, Disperindag, Pelindo dan Bea Cukai ini akan membantu pengusaha untuk memperlancar kegiatan ekspor ikan ke luar NTT.

"Kita bersinergi untuk mempercepat ekspor komoditas kelautan dan perikanan NTT," kata Kepala SKIPM Kupang, Jimmy Elwaren, Selasa, 13 Juli 20201.

Jimmy mengungkapkan, tim ini nantinya akan berupaya membuka sejumlah jalur pintas agar proses pengiriman ke negara tujuan ekspor menjadi lebih singkat. Dia pun menyontohkan ekspor ke Australia, yang secara geografis dekat dengan NTT.

"Tapi alur logistik ekspor ke Australia akan ke Surabaya dulu, Surabaya ke Singapura dulu, baru ke Australia. Jadi harus ke barat dulu, baru ke timur," jelasnya.

Kendati demikian, Jimmy mengakui tidak mudah mengubah alur logistik eksisting. Karenanya, dia memastikan akan terus bersinergi guna membahas usulan ini lebih lanjut.

"Ini menjadi fokus lintas kementerian untuk mempermudah pemanfaatan jalur ALKI yang sudah tersedia, dan memangkas jalurnya yang singgah Singapura," urai Jimmy.

Dia berharap, dengan waktu tempuh dan jalur yang lebih ramping, bisa memangkas ongkos operasional pelaku usaha hingga nantinya memicu gairah ekonomi setempat.
"Kita berharap kolaborasi ini bisa berdampak signifikan bagi perekonomian NTT," tutupnya.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono meminta jajarannya untuk rutin melakukan pembinaan kepada pelaku usaha mulai dari hulu sampai hilir untuk memastikan produk yang dihasilkan terjamin mutu dan kualitasnya.

Jaminan mutu ini penting sebagai upaya meningkatkan kepercayaan pasar dunia terhadap produk perikanan Indonesia sekaligus membuka peluang peningkatan ekspor.

Akhir Juni lalu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTT, Ganef Wurgiyanto menjelaskanPerkembangan budidaya kakap dan kerapu  di NTT  direncanakan akan panen di bulan Agustus 2021. Dengan perkiraan total panen sebanyak 100 ton ikan dengan nilai jual sebesar Rp5,5 miliar.

Masih menurut Ganef, produk perikanan NTT lebih banyak dipasarkan antarpulau dibandingkan ke luar negeri. Selama kurun waktu 2016-2020, NTT mampu meningkatkan volume ekspor rata-rata sebesar 42,83 persen dan pemasaran antar pulau sebesar 219,8 persen.  (MAR)