Barcelona
Sabtu, 07 Agustus 2021 10:11 WIB
Penulis:redaksi
Editor:MAR
JAKARTA (Floresku.com) - Usai memenangkan Piala Copa Amarika Latin belum lama ini, Messi mampir ke rumahnya di Rosario, negara bagian Santa Fe, Argentina.
Dia beristirahat dari kelelahan setelah melewati sebuah kompetisi yang panjang dan melelahkan.
Tentang Rosario, bukan saja soal bola. Kita juga mengingat seorang tokoh revolusioner marxis yang fenomenal, Che Guevara, yang kebetulan juga berasal dari kota yang sama.
Keduanya sama-sama komandan. Ernersto Che Guevara adalah komandan dalam sebuah revolusi, sedangkan Messi lebih dari seorang kapten sebuah tim bola, dia juga komandan, yang tidak saja memenangkan sejumlah kompetisi bersama Barcelona, tapi juga membuat kita merenung sejenak tentang nilai-nilai kehidupan di luar bola.
Dari Rosario, kita tahu, Messi kembali Barcelona, dan menemui sebuah keputusan penting. Dia harus meninggalkan klub bola yang sudah dibesarkan dan sekaligus membesarkan namanya itu.
Kepergian Messi dari Barcelona, mengingatkan kita kepergian Che Guevara dari Kuba yang menyiratkan emosi kesedihan bagi orang-orang yang mencintainya di Kuba setelah membantu Fidel Casto menggulingkan rejim Fulgencio pada tahun 1959.
Dari Kuba, tahun 1965, Che Guevara pergi ke Kongo dan membantu revolusi bersama 100 pejuang di sana. Setelah sukses di Afrika, dia ke Bolivia dengan membawa 50 pejuang dari Kuba untuk bergabung dengan Milter Pembebasan Nasionalis Bolivia.
Namun, sayang pada 9 Oktober 1967, dalam perjuangan itu, Che meninggal dalam usia 39 tahun. Dia pergi, tapi api revolusi tetap menyala dan diwarisi oleh banyak anak muda di dunia hingga sekarang.
Ketika dia berpamitan dengan Fidel Castro dari Kuba, pada 1965, seorang komposer kawakan Carlos Puebla mengenangkannya dalam sebuah lagu. Judulnya ‘Hasta Siempre, Comandante", atau biasa disingkat "Hasta Siempre". Artinya, ’Sampai Selamanya, Komandan'.
Lagu itu dibuka dengan syair yang sangat indah. “Kami belajar untuk mencintaimu dari bukit bersejarah, dimana matahari keberanianmu mengepung kematian.”
Pada bagian lain, lagu itu berbunyi demikian, “Tanganmu yang kuat dan mulia akan sejarah yang tercipta, dimana seluruh Santa Clara terbangun untuk melihatmu.”
Kalau Che dikenang tangannya, Messi justru diknenang karena kakinya. Kakinya yang kuat dan lincah, membuat seluruh dunia pun terpengarah melihatnya.
Mungkin karena keduanya memiliki kaki dan tangan yang bisa membuat sejarah, dan apalagi keduanya sama-sama berasal dari Rosario, banyak yang menyamakan Messi dan Che Guevara.
Bukan soal soal kaki dan tangan, bisa saja alunan jiwa keduanya juga sama. Sebagai orang Rosario, Che Guevara sangat mencintai bola. Dari mulutnya, dia pernah berujar kalau bola adalah senjata revolusi.
Demikian juga, mungkin juga semangat revolusiner marxis Che Guevara juga ada pada Messi. Itu sebabnya ada yang menduga kalau semangat itu yang membuat dia penuh suka cita bermain untuk sebuah klub dari Catalan yang berideologi separatis yang selalu dalam posisi bertarung melawan Real Madrid yang pernah melahirkan rezim diktator otoriter Franco. Iya bola adalah senjata revolusi.
Terakhir, seperti kita ketahui, kapten Barcelona Lionel Messi justru disamakan dengan pejuang revolusi asal Argentina Che Guevara ketika dia melawan dewan klub terkait pemotongan gaji para pemain Azulgrana.
Kritik Messi itu ibarat kritik bernada marxis seperti yang diwarisi Guevara kepada sebuah klub yang dikelola oleh sebuah perusahaan yang berjiwa kapitalis.
Ketika krisis finansial yang makin melanda kub akibat serbuan pandemiCovid-19, Messi mengatakan demikian. "Tidak mengejutkan klub membuat kami berada dalam sorotan dan berusaha menekan kami untuk melakukan sesuatu yang sejak awal akan kami lakukan. Kesepakatan tertunda beberapa hari hanya karena kami sedang mencari formula yang tepat untuk membantu klub dan karyawan klub di momen sulit," tulis Messi.
Karena keberanian itu, media Prancis L'Equipe menyamakan Messi dengan Che Guevara . Messi dianggap L'Equipe telah menjadi pejuang di klub Barcelona."Lionel Messi, Che-nya Barcelona," tulis L'Equipe di halaman depan dengan menampilkan foto Che Guevara namun dengan wajah Messi.
Messi diserupakan dengan Che Guevara bukan hanya karena melawan manajemen klub, tapi juga karena dia meminta kepastian agar seluruh karyawan klub Barcelona tetap mendapatkan gaji selama kompetisi berhenti.
Kemudian, suasana pertarungan Messi dan pihak klub kian memuncak yang menimbulkan spekulasi kalau pemain yang selama berada di Barcelona sudah memangkan 30 gelar dan 6 Ballon de’Or itu segera meninggalkan klub itu.
Lagi-lagi, suasana itu memberi inspirasi kepada seroang seniman Spanyol Bernama TvBoy melukiskan kapten Blaugrana itu di salah satu kotak listrik di pusat Plaza Catalunya, Kota Barcelona.
Dalam sebuah mural, Lionel Messi digambarkan menyerupai Che Guevara. Messi mengenakan topi baret dengan bintang merah di tengahnya, mengenakan seragam pejuang revolusi Kuba berwarna hijau, serta mengisap cerutu layaknya El Comandante Guevara.
Tidak saja dibuat mirip, Messi dilukiskan memegang koper dengan berbagai lencana negara yang melambangkan klub-klub yang akan menjadi tujuan kepergia Messi, yakni Prancis (Paris Saint-Germain), Italia (Inter Milan) dan Inggris (Manchester City).
Lalu melalui akun twitternya, TVBoy membuat cuitan seperti berikut,” "Hasta Siempre Comandante (Sampai Selamanya, Komandan)."
Spekukasi seniman itu beberapa bulan soal kepergian Messi menjadi kenyataan. Messi akhirnya pergi meninggalkan Bercelona.
Dan untuk itu, mari kita sampai pada bagian terakhir dari dari lagu untuk mengenang Che Guevara itu. “Seguiremos adelante, como junto a tí seguimos, y con Fidel te decimos:
“Hasta siempre, Comandante”. “Kami akan terus mengikutimu dan bersama Fidel kami katakan kepadamu: Sampai selamanya, Komandan!" Iya sampai kapan pun kami mengenangmu Lionel Messi. (MAR dari berbagai sumber).
3 tahun yang lalu