Solusi Pangan Masa Kini: Berkebun di Pekarangan Rumah!

Selasa, 29 Juni 2021 16:00 WIB

Penulis:Ananda Astri Dianka

Warga melakukan perawatan tanaman hidroponik di taman Kampung Sehat pemukiman warga RW 6 Kelurahan Utan Kayu Selatan, Matraman, Jakarta Timur, Kamis, 12 November 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

JAKARTA – Berkebun menjadi budaya baru masyarakat Indonesia sejak kemunculan pandemi COVID-19 pada awal 2020. Ada yang memulai sebagai hobi baru, ada pula yang berkebun untuk bisa menopang kebutuhan pangan rumah tangga.

Adapun pilihan berkebun yang banyak dilakukan masyarakat adalah menanam sayuran organik di pekarangan rumah.

Hanisah Sukmawati misalnya, blogger asal Depok ini memanfaatkan lahan yang ada di rumahnya. Tanaman yang ditanam bermacam-macam, seperti kangkung, bayam, pakcoy, rawit, dan lainnya.

“Seringnya lebih ke sayuran, yang durasi tanamnya tidak terlalu lama dan cara menanamnya juga relatif mudah. Pernah menanam singkong juga, namun karena kami pindah ke rumah yang tamannya kecil, akhirnya kami tidak menanam singkong lagi,” katanya, Selasa 29 Juli 2021.

Dikatakan Hanisah, dengan menanam banyak sayuran di rumah, intensitasnya berbelanja sayuran ke supermarket atau tukang sayur keliling berkurang. Terutama jika masuk masa panen sayuran di rumah.

Berkebun di rumah, kata Hanisah, sebenarnya sudah lama ia lakoni, terhitung sejak delapan tahun lalu. Apalagi Hanisah merupakan anak dari seorang petani dan pedagang dari Kota Garut.

Suami Hanisah juga lulusan IPB dan mempunyai latar belakang ilmu di bidang Pertanian. Hal-hal tersebut menjadi salah satu motivasi Hanisah untuk terus menekuni dunia bercocok tanam.

“Namun, karena saat ini kami masih bekerja dan tidak tinggal di Garut, akhirnya kami memutuskan untuk memulai dari jarak yang paling dekat, yaitu memanfaatkan lahan yang ada di rumah, baik bercocok tanam di taman atau di pot,” katanya.

Dalam berkebun, Hanisah menggunakan tanah, rockwool, dan air  sebagai media tanamnya. Selain itu, Hanisah mengatakan ia juga menggunakan media tanam organik siap pakai yang komposisinya terdiri dari tanah subur, daun teh, pupuk kendang, kompos, dan materi penyubur.

“Media tanam siap pakai dapat memudahkan juga newbie yang ingin mulai belajar bercocok tanam di rumah, bisa dibeli online atau di tempat jual tanaman terdekat,” katanya.

Sementara untuk bibit, Hanisah mengaku mendapatkan di tempat jual tanaman di dekat tempat tinggalnya. Namun, semenjak pandemi, ia memilih membeli bibit secara online sehingga tidak harus keluar rumah.

“Selain tidak harus keluar rumah, juga karena lebih banyak pilihan dan yang gak kalah penting adalah banyaknya promo, hehe,” katanya menutup perbincangan.

Potensi Kebun Mini di Rumah

Guru Besar Hama dan Penyakit Fakultas Pertanian Universitas Hasanudin, Sylvia Sjam dalam wawancara bersama Mongabay menyebutkan tren berkebun dengan memanfaatkan halaman rumah tangga adalah hal positif dilakukan selama pandemi. Banyak tanaman yang bisa ditanam, seperti cabai, sayuran organik, dan tanaman hortikultura lainnya.

“Pertanian organik juga tidak butuh biaya besar. Pupuk juga bisa menggunakan kompos yang dibuat sendiri,” katanya.

Menurut Sylvia, memanfaatkan halaman rumah atau lahan terbatas yang ada untuk berkebun, bisa menjadi solusi pangan keluarga. Apalagi, lanjutnya, berkebun di halaman akan mudah dilakukan oleh siapa saja, termasuk ibu rumah tangga.

“Dalam skala besar, bertani sayuran di halaman atau lahan sempit memiliki potensi pendapatan baru bagi rumah tangga. Apalagi saat ini sayuran menjadi kebutuhan sehari-hari,” katanya

“Masyarakat perkotaan juga sangat peduli terhadap keamanan pangan pada budidaya produk sayuran,” lanjutnya.

Panduan Berkebun Demfarm.id

Kemudahan mendapatkan informasi di era digital membuat siapa pun bisa belajar dengan mudah, termasuk belajar berkebun. Banyak informasi panduan berkebun yang bisa diperoleh, salah satunya dari laman website Demfarm.id.

Khairunisa Nurrahmah, Inisiator Demfarm.id menyebutkan bahwa portal ini memiliki banyak informasi berkebun yang cocok untuk pemula maupun yang memang berprofesi sebagai petani. Demfarm.id menghimpun banyak informasi tata cara berkebun dalam skala besar maupun berkebun dengan memanfaatkan lahan sempit, seperti di halaman rumah.

“Di Demfarm.id, kami juga mengajak pembaca untuk belajar bareng publik figur di kanal lumbung inspiratif,” katanya.

Tak hanya cara menanam, lanjut Khai, Demfarm.id juga memberikan informasi cara membuat pupuk sendiri di rumah dengan memanfaatkan sampah rumah tangga. Selain itu, Demfarm juga menambahkan beberapa informasi mengenai pupuk-pupuk yang dapat digunakan di setiap jenis tanaman.

“Setiap tanaman butuh pupuk yang berbeda. Selain itu, kami juga memberikan informasi kandungan apa saja yang ada pada pupuk dan bagus jika diaplikasikan pada tanaman,” katanya.

Sebagai informasi, Demfarm.id hadir dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris. Penggunaan dua bahasa dalam Demfarm.id bertujuan untuk menjangkau pembaca yang lebih luas.

“Pembaca Demfarm.id bisa saja dari luar Indonesia, atau orang yang tinggal di Indonesia tapi kesulitan dengan bahasa Indonesia. Jadi kami menghadirkan Demfarm ke dalam dua bahasa,” katanya. (RCS)