SOROTAN: Ganjar dan Airlangga, atau Airlangga dan Puan untuk 2024?

Sabtu, 05 November 2022 09:29 WIB

Penulis:redaksi

marianus.JPG
Marianus Gaharpung (Dokpri)

Oleh Marianus Gaharpung *

PIDATO Presiden RI ke 7 Joko Widodo pada HUT Partai Golkar beberapa waktu lalu dengan tegas mengatakan partai Golkar harus hati hati jangan gegabah harus cermat serta jangan sembrono dalam mengusung capres. Tetapi juga jangan pula terlalu lama mengumumkan capresnya. 

Pertanyaannya, mengapa sampai hari ini Golkar PAN dan PPP dalam wadah Koalisi Indonesia Bersatu (KIP) belum saja sepakat dan mengumumkan capresnya?

 Apakah menunggu tawaran capres dari PDIP? Publik terus bertanya dan dibuat penasaran padahal dari KIP saja sudah memenuhi persyaratan minimal mengusung capres sendiri. 

Apakah partai partai yang tergabung dalam KIP ini masih kurang merasa pd (percaya diri) atau sejati berkeinginan untuk bergabung dengan PDIP agar memiliki amunisi politik yang dahsyat menghadapi "perang" Pilpres 2024?

Jika demikian catur politiknya, maka bisa ditebak sejatinya yang menjadi mediator ulung atau the king maker dalam menyatukan KIP dan PDIP adalah Joko Widodo. 

Dan, jika bener demikian, maka dalam benak Presiden RI ke 7 ini lebih sreg kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ketimbang Puan Maharani publik dapat menebak.  

Mengapa suara hati politik Joko Widodo adalah demikian? 

Pertama, publik bisa merasakan aspek kedekatan emosional Jokowi dan Ganjar jauh lebih "mesra" ketimbang dengan putri sulung Megawati yakni Puan Maharani. 

Kedua, aspek elektabilitas publik dimana hampir semua lembaga survey menunjukan keinginan publik terhadap Ganjar sebagai capres dari PDIP rangkingnya jauh di atas Puan Maharani bahkan Anis Baswedan, Prabowo, Airlangga Hartato serta calon lainnya. 

Ketiga, Jokowi sungguh memahami bahwa marwah partai politik adalah menyangkut kepentingan publik bukan kepentingan privat sehingga hal demikian ini akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan publik terhadap partai politik khusus terhadap PDIP jika tetap mengusung Puan Maharani sebagai capres. 

Keempat, sehingga ketika PDIP tetap mendorong Puan Maharani sebagai capres dan berpasangan dengan Airlangga Hartato ketua Umum Golkar apakah Jokowi bersama PPP serta PAN setuju? 

Belum tentu apalagi PPP di daerah daerah sudah menggaungkan dukungannya kepada Gubernur Jawa Tengah. 

Memang, dari aspek kekuasaan dalam partai politik, Airlangga Hartato yang kini jadi Menko Perekonomian adalah Ketua Umum Partai Golkar dan Puan Maharani adalah Ketua PDIP tidak diragukan lagi tetapi kembali lagi parpol bukan berurusan dengan hal privat tetapi menyangkut urusan publik, maka harus melihat keinginan publik tanah air terhadap capres untuk 2024 lebih suka kepada Ganjar Pranowo. 

Oleh karena itu, suka tidak suka, Megawati yang memiliki hak prerogatif dalam penentuan capres dan elit pengurus PDIP yang sungguh setia terhadap Puan Maharani harus introspeksi diri demi menatap masa depan tanah air yang lebih gemilang dan terutama yang diterima publik tanah air, maka Ganjar Pranowo adalah satu satunya pilihan cemerlang dari PDIP. 

Tanggalkan keegoan dan mari bersama bergandengan tangan mengantar Gubernur Jawa Tengah untuk berpasangan dengan Airlangga Hartato sebagai capres cawapres. 

Jika demikian yakinlah sebagian besar publik tanah air akan bersorak sorai menyambut paket Ganjar dan Airlangga untuk capres 2024. Semoga! ***

*Marianus Gaharpung adalah dosen FH Ubaya Surabaya.