SOROTAN: Sabtu Suci: Momen Pewarisan Peradaban Hidup Baru

Sabtu, 03 April 2021 09:17 WIB

Penulis:redaksi

P FRIZT MEKO.JPG
Sorotan P Frizt Meko SVD

Oleh: P. Frizt Meko, SVD

Sang GURU, telah dikhianati seorang murid-Nya, YUDAS. Ia akhirnya masuk dalam suatu pengadilan yang penuh intrik dan tipu daya. Suatu pengadilan yang meniadakan esensi keadilan dan kebenaran.

Sang GURU digiring dengan memikul salib menuju Golgot. Ia dipukul, dihojat hingga tak berdaya. Di Golgota Ia meninggal.

Ia menderita dan meninggal. Ini bukan suatu peristiwa dadakan. Sejak masa para nabi, penderitaan-Nya sudah diramalkan. Dan sejak tiga tahun bersama para murid-Nya, Ia pun sudah menyampaikan penderiaan-Nya secara jujur, sebanyak tiga kali.

IA katakan: “Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokan, disesah dan disalibkan dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.”

Nah..... pengakuan Sang GURU seakan meneguhkan apa kata Para NABI dahulu, khususnya Nabi Yesaya: “Sesungguhnya dia ditikam oleh pemberontakan kita, dia ditemukan oleh karena kejahatan kita, derita yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, oleh bilur-bilurnya kita akan menjadi sembuh.”

Sang GURU siap menyerahkan diri-Nya  dengan suatu motivasi yang paling luhur, motivasi SOLUTIF - keselamatan bagi mereka yang sungguh percaya dan menerima Dia sebagai Juruselamat.

Sang GURU akhirnya wafat. Tetapi tidak berhenti pada peristiwa wafat saja. Ia bangkit. Kebangkitan-Nya, sungguh nyata karena setelah itu, berturut-turut Ia menampakkan diri kepada para murid-Nya.

Kebangkitan-Nya merupakan suatu pemenuhan akan apa yang Ia sendiri katakan. Kebangkitannya menjadi bukan hanya sekedar bukti spiritual, tetapi juga bukti sejarah dimana, Ia menang atas maut dan menyelamatkan semua orang yang mengikuti Dia dan menjadi umat-Nya.

Karena kebangkitan-Nya, para pengikut-Nya mengalami suatu PERADABAN HIDUP BARU. Jauh-jauh hari, Ia sendiri telah mengisyaratkan, agar para pengikut-Nya menghidupi dan menghayati peradaban baru ini.

Peradaban baru ini nampak dalam: Perintah untuk Saling MENGASIHI termasuk mengasihi seorang musuh. Saling MELAYANI, siapapun yang memerlukan pertolongan. Saling MENGAMPUNI betapapun kesalahan yang dialami, sulit untuk dimaafkan.

Peradaban baru ini, menjadi TANDA ABADI bahwa mereka yang rela mengasih, melayani dan memaafkan adalah ciri khas para PENGIKUT SANG GURU.

Mereka tidak akan mengkhianati Sang GURU dengan melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji, yang merusakkan hakekat Ajaran Sang GURU.

Setiap pengikut Sang GURU selalu mempunyai TANGGUNGJAWAB MORAL dan SPIRITUAL untuk menghidup semua PERADAN BARU yang tercipta setelah kebangkitan Sang GURU yang adalah JURUSELAMAT. **