Aktivis 'PMKRI Cabang Maumere Gelar Aksi di Depan Mapolres Sikka

redaksi - Senin, 13 Mei 2024 15:06
Aktivis 'PMKRI Cabang Maumere Gelar Aksi di Depan Mapolres SikkaAksi demo aktivis PMKRI di Mapolres Sikka, Senin (13/5). (sumber: Mardat)

MAUMERE (Floresku.com) - Sembari membawa spanduk bertuliskan" Copot!!! Kapolres Sikka Gagal Total’ , ‘Ada Banyak Kasus TPPO Polisi Jangan Bobo’ , ‘Cukup Cintaku yang Kandas Polres Sikka", sejumlah aktivis dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Santo Thomas Morus Maumere menggelar aksi di depan Malpores Sikkan, Senin, 13 Mei 2024 siang.

Aktvis PMKRI  kembali menggelar aksi  menuntut Polres Sikka menuntaskan kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang mengakibatkan seorang warga Desa Hoder, Yodimus Moan Kaka meninggal dunia.

Dalam aksi demo ini, puluhan aktivis PMKRI Maumere dengan membawa berbagai spanduk tuntutan aksi melakukan long march dari Margasiswa PMKRI di Kelurahan Kota Uneng menuju Kantor Polres Sikka di Jalan Jendral Ahmad Yani, Kota Maumere.

Pantauan media ini, setibanya di Jalan Ahmad Yani depan Mapolres Sikka, mereka melakukan orasi dan berjalan mundur memasuki Kantor Polres Sikka. 

Namun aksi mereka dihalangi aparat polisi yang berjaga dengan pita barikade di pintu gerbang Polres Sikka.

Tampak spanduk yang dibawa bertuliskan ‘Copot!!! Kapolres Sikka Gagal Total’  ‘Ada Banyak Kasus TPPO Polisi Jangan Bobo’ ‘Cukup Cintaku yang Kandas Polres Sikka Jangan’ dan lainnya.

Salah seorang orator, Tedho Buru mengatakan aksi jalan mundur tersebut sebagai simbol mundurnya kepercayaan PMKRI terhadap kinerja Polres Sikka dalam menuntaskan kasus TPPO.

Dalam aksi demo ini, PMKRI Maumere menyampaikan 7 tuntunan Yakni :

Pertama, mendesak pihak Polres Sikka untuk memberikan kepastian hukum baik kepada keluarga korban maupun para terduga perekrut atas kasus ini. 

Karena berlarut-larutnya kasus ini menimbulkan keresahan di masyarakat dan menimbulkan goncangan masalah baru antara pihak keluarga korban dan keluarga para terduga  perekrut.

Kedua, PMKRI mendesak pihak Polres Sikka segera menetapkan tersangka atas kasus TPPO ini, mengingat bahwa pihak Polres Sikka telah menaikkan kasus ini ke tahap penyidikan dan telah melakukan gelar perkara, agar tidak ada kekosongan kepastian hukum terhadap kasus ini.

Ketiga, PMKRI secara organisatoris akan menyerukan mosi tidak percaya akan kinerja kerja Polres Sikka dalam penanganan kasus ini jika Polres Sikka berlarut-larut dalam pengusutuntasan dan penetapan tersangka kasus TPPO ini.

Keempat, PMKRI secara organisatoris akan menyeruhkan masih tidak percaya akan kinerja kerja polres Sikka dalam penanganan kasus ini jika polres Sikka berlarut-larut dalam pengusutan tuntas dan penetapan tersangka kasus TPPO ini.

Kelima, PMKRI organisatoris akan melaporkan dan memberikan pengaduan langsung ke Direskrimum  polda NTT untuk menangani kasus ini jika pihak polres Sikka berlarut-larut dalam penanganan kasus ini.

Keenam, PMKRI memberikan Ultimatum waktu selama 3 hari  kepada polres Sikka untuk segera menetapkan tersangka, karena kasus ini telah masuk ketahap penyidikan dan apabila tidak maka kami meminta Kapolri segera mengambil ahli kasus ini karena kapolres Sikka tidak mampu mengusut tuntas kasus ini dan dianggap gagal total.

Ketujuh, PMKRI akan mengumpulkan masa yang lebih banyak untuk melakukan aksi demostrasi apabila polres Sikka tidak segera menetapkan tersangka. 

Sementara itu, Ketua PMKRI Cabang Maumere, Kornelius Wuli dalam orasinya mengatakan di bumi nian tanah Sikka ada kabar duka yang mendalam dimana ada sebuah peristiwa tragedi kemanusiaan yang menimpa salah satu warga Desa Hoder yang pergi ke Kalimantan untuk mencari sesuap nasi tetap disana ia harus merenggang nyawa.

“Telisik punya telisik dan investigasi ternyata ada cukong, ada calo yang meloloskan beliau (Yodimus Moan Kaka). Hari ini kami dari PMKRI Maumere turun untuk kedua kalinya, kami akan terus menyuarakan ini, suara kami tidak pernah pensiun sebab kalau ketidak adilan dipertontokan di negeri ini, maka suara PMKRI tidak pernah pensiun," ungkap Kapolres Kornel Wuli. 

"Ada kabar burung yang beredar bahwasannya dalam kasus dugaan TPPO ada juga terlibat beberapa aparat kepolisian. Sungguh disayangkan bila hal itu terjadi,” jelas Kapres Kornel Wuli. ***

Editor: redaksi

RELATED NEWS