Wisatawan 64 Tahun Asal Medan Meninggal Dunia di Pulau Padar Labuan Bajo

redaksi - Sabtu, 19 Maret 2022 12:29
Wisatawan 64 Tahun Asal Medan Meninggal Dunia di Pulau Padar Labuan BajoPuncak Pulau Padar, Manggarai Barat. (sumber: Istimewa)

LABUAN BAJO (Floresku.com) - Wisatawan yang berumur 64 tahun asal Medan, Sumatera Utara,  meninggal dunia di Puncak Pulau Padar, Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Jumat 18 Maret 2022 sekitar pukul 11.20 WITA.

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun media ini, kecelakaan itu terjadi  ketika wisatawan sedang melakukan tracking di puncak Pulau Padar.

Korban RAA berumur 64 dan bekerja sebagai seorang pegawai negeri sipil (PNS).

Adapun kronologis kejadian itu, pada pukul 07.00 Wita, korban bersama rombongan sebanyak 22 orang dari politeknik medan melakukan trip full day menggunakan speed boat new hope 6 melakukan trip full day di seputaran Taman Nasional Komodo (TNK) dgn destinasi pertama menuju pulau padar.

Pukul 08.30 wita korban bersama rombongan sebanyak 22 orang tiba di pulau padar. Dan pukul 8.40 Wita, korban bersama rombongan didampingi guide atas nama Edi setiawan melakukan tracking di puncak pulau padar.

Pukul 09.30 wita korban bersama rombongan didampingi guide atas nama edi setiawan tiba di puncak pulau padar.

Pada pukul 10.10 wita, rombongan sudah melakukan pemotretan di puncak Pulau Padar. Ketika rombongan berjalan menuju pos tiketing, korban mengalami sesak nafas dan sempat menyampaikan ke tour guide bahwa dirinya ada penyakit jantung.

Setelah itu korban berjalan pelan-pelan dan tiba-tiba saat ia duduk, ia merasakan sakit pada bagian dada kemudian pingsan.

Selanjutnya, korban dievakuasi menuju pos tiketing yang berada di pantai dan dilakukan pertolongan oleh ranger dan petugas TNK.

Namun karena korban sesak nafas dan mengalami riwayat penyakit jantung, maka nyawanya tidak tertolong dan meninggal dunia di tempat.

Terhadap peristiwa ini, Direktur utama BPOLBF, Shana Fatina menyampaikan turut berdukacita. Selain itu, ia menekankan akan pentingnya keamanan dan kenyamanan berwisata.

"Keamanan berwisata adalah prioritas. Kejadian yang berulang kali terjadi menjadi catatan penting bahwa kedepannya, diperlukan adanya informasi riwayat kesehatan untuk pelaku wisata di Labuan Bajo", kata Shana.

Ia menerangkan, selama ini ketentuan riwayat kesehatan baru diberlakukan untuk wisatawan diving. Karena itu pihaknya akan mendiskusikan kemungkinan mekanismenya untuk mengitegrasikan pelayanan itu ke wisatawan.

"Kami bekerjasama dengan Dinas Pariwisata, Syahbandar, dan Balai Taman Nasional Komodo agar masing-masing pihak mengoordinasikan sesuai kewenangnya masing-masing", terang Shana.

Saat ini, seluruh kapal wisata dan TA/TO sedang dalam proses untuk diwajibkan memiliki sertifikat BST sehingga dapat menangani kedaruratan langsung di lapangan.

Bulan Mei 2022 mendatang, jika ada kapal yang beroperasi tanpa sertifikat BST, maka mereka tidak diijinkan berlayar.

Direktur BPOLBF itu mengharapkan adanya kerjasama antara para wisatawan dan pelaku usaha untuk sama-sama menyadari terhadap kondisi kesehatan masing-masing.  

Untuk wisatawan agar sejak awal, memberikan informasi kepada petugas apabila ada gejala sakit atau riwayat sakit yang dirasakan, karena Iklim di Labuan Bajo agak berbeda, kelembaban berbeda, pencahayaan matahari dan lainnya. Saat cuaca ekstrem seperti sekarang ini akan sedikit mempengaruhi kesehatan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Mabar, Pius Baut menyampaikan prihatin atas peristiwa itu dan pihaknya akan melakukan evaluasi tentang SOP dan fasilitas pendukung terhadap keselamatan wisatawan.

"Peristiwa ini tentunya memprihatinkan. Walaupun ini musibah tetapi kita perlu mengevaluasi bersama pihak terkait tentang SOP, Fasilitas pendukung keselamatan wisatawan dan petunjuk lengkap yang boleh dan tidak bagi wisatawan yg berkunjung di sekitar TNK", katanya. (Tedy N.) ***

Editor: redaksi

RELATED NEWS