FKIP Unika St Paulus Ruteng Luncurkan Jurnal EDUNET

redaksi - Sabtu, 19 Maret 2022 12:23
FKIP Unika St Paulus  Ruteng Luncurkan Jurnal EDUNETWebinar Launching Jurnal EDUNET Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Katolik Indonesia sT Paulus Ruteng, Sabtu, 19 Maret 2022. (sumber: RN-Unika Santu Paulus Ruteng/Jivansi)

RUTENG (Floresku.com)– Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng secara resmi meluncurkan Jurnal EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education, pada Sabtu 19 Maret 2022.

Sesuai data dan informasi yang diterima Floresku.com dari Rudy Ngalu selaku moderator dalam kegiatan tersebut diketahui bahwa dalam acara Launching jurnal ini, FKIP Unika Santu Paulus Ruteng juga menghelat webinar yang bernaung di bawah tema “Rekognisi Sosial dan Intelektual dengan Menulis Karya Ilmiah”.

Webinar yang berlangsung dari pukul 08.00 Wita hingga 10.00 Wita melalui zoom meeting ini menghadirkan dua pembicara, yaitu RD Dr. Maksimus Regus, S.Fil., M.Si dan Dr. Marianus Mantovanny Tapung, S.Fil., M.Pd. Webinar yang diikuti oleh 200-an orang peserta ini dipandu oleh Rudolof Ngalu, S.Fil., M.Pd sebagai moderator.

Produksi Pengetahuan sebagai Tanggung Jawab Peradaban Kaum Cendekia

Melalui materi berjudul “Produksi Pengetahuan Sebagai Tanggung Jawab Peradaban Kaum Cendekia” RD Dr. Maksimus Regus menyatakan bahwa menulis karya ilmiah adalah bentuk produksi dan diseminasi pengetahuan demi perubahan peradaban ke arah yang lebih baik.

RD Dr. Maksimus Regus, S.Fil., M.Si 

“Kita harus mengambil bagian dalam produksi dan diseminasi pengetahuan melalui karya ilmiah yang dihasilkan. Kita harus menjadi sumber dan rumah pengetahuan dan menjadi jembatan yang memungkinkan proses produksi pengetahuan itu tetap berjalan”, katanya.

Lebih lanjut, Dekan FKIP Unika Santu Paulus Ruteng yang dikenal produktif menulis dan mempublikasikan karya ilmiah baik di kancah nasional maupun internasional itu menambahkan bahwa proses produksi pengetahuan melalui aktivitas menulis karya ilmiah harus bisa menjawabi tantangan yang ada sekaligus menawarkan dimensi yang baru bagi peradaban.

“Proses produksi pengetahuan harus bisa menghadapi tantangan zaman, seperti adanya ruang dan lubang kosong akibat pergi/hilangnya tokoh-tokoh intelektual penulis berkualitas di wilayah kita atau melawan berbagai alienasi dan ilusi yang datang bersama perubahan zaman. Produksi pengetahuan kita harus bisa menunjukkan dimensi baru seperti mencipatakan perubahan sosial melalui berbagai affirmative actions dan penguatan modal sosial serta menciptakan masyarakat/komunitas pengetahuan (knowledge society) yang produktif dan kompetitif”, imbuhnya.

Dikenang karena Menulis

Sementara itu, Dr. Marianus Mantovanny Tapung, dalam materinya yang berjudul “Dikenang karena Menulis” mengetengahkan manfaat praktis dari aktivitas menulis karya ilmiah untuk kepentingan personal dan pengembangan karir profesional.

“Dalam dunia pendidikan, menulis di kalangan guru, dosen dan mahasiswa memiliki banyak manfaat, seperti mengasah kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, menumbuhkan keberanian dan kepercayaan diri, mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi baru, mengembangkan pembelajaran yang berkualitas demi peningkatan mutu, menginformasikan pengalaman terbaik , dan pengembangan keprofesian berkelanjutan”, ujarnya

Dr. Marianus Mantovanny Tapung

Pengelola Jurnal EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education itu juga menambahkan bahwa menulis juga bagian dari pertanggungjawaban eksistensial keberadaan sebagai manusia.

“Menulis adalah bagian dari proses menegaskan keberadaan (eksistensi) di dunia ini. Bila Filsuf Perancis Rene Descartes (1596-1650) mengungkapkan, “Saya berpikir, maka saya ada” (Cogito, ergo sum), untuk menegaskan keberadaan manusia di dunia ini, maka seorang penulis memiliki falsafah sendiri, yakni: “Saya menulis, maka saya ada” (Scribo, ergo sum). Menulis adalah upaya menegaskan keberadaan diri dan mengakui secara elegan keberadaan orang lain”, imbuhnya.

Webinar ini juga diwarnai oleh sesi diskusi yang menarik. Frumensius Hemat, salah seorang peserta webinar yang juga Kepala Sekolah SMAN 6 Kota Komba misalnya, menanyakan peluang kolaborasi antara Unika Santu Paulus Ruteng dengan komunitas guru dalam menghasilkan dan mempublikasikan karya ilmiah. Pertanyaan dan permohonan ini langsung mendapat sambutan positif dari pembicara dan pimpinan FKIP Unika Santu Paulus Ruteng.

Selain itu, Bernadus Gambur seorang guru dari Lembor, Manggarai Barat dalam sesi diskusi webinar ini mengungkapkan testimoninya seputar manfaat menulis dan mempublikasikan karya ilmiah yang didapat setelah mendapatkan pendampingan dari Tim FKIP Unika Santu Paulus Ruteng.

Launching 'EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education'

Setelah sesi Webinar, kegiatan dilanjutkan dengan acara Launching EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education oleh Dekan FKIP Unika Santu Paulus Ruteng, Dr. Maksimus Regus, S.Fil., M.Si dan kepala pengelola jurnal, Dr. Marianus Mantovanny Tapung, S.Fil., M.Pd.

Dalam acara ini, Dr. Maks menyatakan bahwa EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education merupakan jurnal FKIP Unika Santu Paulus Ruteng yang sudah dipublikasikan sejak tahun lalu.

“Jurnal ini sesungguhnya sudah ada dan menghasilkan tiga edisi terbitan sejak tahun lalu”, ujarnya.

Ia berharap, jurnal ini terus eksis dan menjadi tempat untuk mempublikasikan karya ilmiah yang properadaban, baik dari kalangan akademisi internal maupun dari luar kampus.

Sementara itu, Dr. Manto berjanji akan menyediakan slot khusus bagi para guru yang ingin mempublikasikan karya ilmiahnya di jurnal ini.

“Kami berjanji akan selalu menyediakan slot khusus bagi para guru yang ingin mempublikasikan karya ilmiahnya pada jurnal ini. Kami juga siap untuk memberikan pendampingan atau coaching penulisan karya ilmiah bagi komunitas guru di mana saja”, tegasnya.

(RN-Unika Santu Paulus Ruteng/Jivansi) ***

Editor: redaksi

RELATED NEWS