3.665 Peserta Tumpah Ruah di Karnaval Maumere: Meriah, Kreatif, tapi Menyisakan Sampah

Kamis, 21 Agustus 2025 19:49 WIB

Penulis:redaksi

karna 1.jpg
Ocha siswi kelas 10 SMAN Nita, Kabupaten Sikka (Silvia)

MAUMERE (Flores.com) – Peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan RI di Maumere terus berlangsung semarak. Pada hari kedua karnaval (Kamis, 21 Agustus), ribuan peserta dari berbagai sekolah menengah atas, instansi, lembaga, paguyuban, dan organisasi masyarakat turun ke jalan memeriahkan suasana.

Ketua Panitia Umum, Johanes B.C. Botha, menyampaikan bahwa jumlah peserta dari kontingen SMA/SMK mencapai 2.650 orang. Sementara itu, kontingen dari instansi, lembaga, paguyuban, dan organisasi mencapai 1.015 orang. Dengan demikian, total peserta karnaval hari kedua ini tercatat sebanyak 3.665 orang.

 “Antusiasme masyarakat sangat tinggi, dan itu terlihat dari semaraknya karnaval hari ini,” ujarnya.

Kepala Sekolah St. John Paul Maumere, Rd. Aleksius Luna, Pr., menekankan bahwa karnaval bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarana pendidikan karakter. 

“Melalui karnaval, siswa belajar nilai-nilai penting seperti kreativitas, tanggung jawab, kekompakan, kolaborasi, percaya diri, mental juara, dan solidaritas. Semua itu sudah ditunjukkan anak-anak John Paul hari ini,” katanya bangga.

Pandangan serupa disampaikan Suster Agnes PACR, guru TK Cristo Re. Menurutnya, perayaan karnaval memberi ruang luas bagi generasi muda untuk mengekspresikan kreativitas sekaligus memperkuat kolaborasi lintas sekolah dan komunitas. 

“Kreativitas yang ditampilkan membuat perayaan kemerdekaan terasa semakin berwarna. Inilah bentuk nyata semangat persatuan dalam kebhinekaan,” ungkapnya.

Sementara itu, para siswa juga merasa bangga dapat ikut ambil bagian. Marcella Devrosa Bellasavina, siswi kelas 10 SMAN Nita yang akrab disapa Ocha, mengaku senang bisa tampil dalam karnaval dengan memamerkan tenun ikat khas Sikka. 

“Ada teman yang menjadi model busana daerah, ada juga yang menari. Saya sendiri bangga karena kemarin waktu upacara 17 Agustus di kecamatan Nita, saya menjadi petugas paskib. Semua pengalaman ini menambah rasa cinta tanah air,” tuturnya penuh semangat.

Namun di balik kemeriahan, persoalan klasik kembali mencuat. Sejumlah warga mengeluhkan kondisi lingkungan usai karnaval. Yustina Sumarni, warga Kelurahan Kota Baru, menilai sampah yang berserakan menjadi pekerjaan rumah bersama. “Acara karnaval sudah bagus, kami senang dan menikmati. 

Tetapi setelah selesai, yang tersisa adalah sampah di mana-mana. Masalah sampah di Maumere ini sepertinya sulit diatasi,” keluhnya.

Karnaval hari kedua di Maumere tahun ini menjadi cermin kegembiraan dan semangat masyarakat dalam merayakan kemerdekaan. Namun, tantangan menjaga kebersihan kota juga mengingatkan semua pihak bahwa perayaan meriah seharusnya selaras dengan kesadaran lingkungan. (Silvia). ***