Senin, 29 Mei 2023 11:02 WIB
Penulis:redaksi
MAUMERE (Floresku.com) - Nasib nahas menimpa Andreas Wiliam Sanda, Pemuda 21 tahun asal Waturia, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka.
Andreas dipukuli dan disiksa secara keji hingga babak belur oleh ketiga oknum anggota Lanal Maumere.
Sebelum disiksa Andreas disuruh menanggalkan pakaiannya. Kemudian, wajahnya dibenturkan menggunakan popor senapan, tubuhnya dipukuli dengan selang air plastik. Setelahnya itu dia ditendang bak bola.
Singkat kata, ketiga oknum Lanal itu memperlakukan Andreas tanpa ada rasa belas kasihan sedikit pun.
Sadisnya pula, Andreas juga dipaksa untuk mengolesi balsem pada alat kelaminnya dan disuruh membersihkan darahnya yang tercecer di lantai dengan menjilatinya.
Andre yang didampingi kedua orang tuanya, usai menjalani pemeriksaan di Lanal Maumere, Minggu (28/05) menjelaskan, penyiksaan tersebut ia alami pada Sabtu, (27/03) malam di rumah kekasihnya berinisial I yang beralamat di Patisomba, Kelurahan Hewuli, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka.
Sekitar pukul 12.00 wita, Andre berangkat dari tempat kerjanya. Ia berinisiatif menemui kekeasih hati yang hampir dua bulan tak pernah ia hubungi lagi lantaran hubungan keduanya dilarang oleh keluarga kekasihnya.
Ia hendak menanyakan kepada kekasih hati tentang kebenaran informasi yang ia terima bahwa kekasihnya itu sudah dua bulan tidak datang bulan.
Setelah bertemu, Andre lalu menyarankan kekasih hatinya untuk melakukan tes kehamilan, tetapi permintaan itu ditolak.
Saat sedang berada bersama kekasihnya di pertokoan Maumere, ayah sang kekasih menelpon ke handphone (HP), tetapi tidak diangkat.
Andre lalu menyarankan agar kekasih hatinya pulang ke rumahnya, tetapi saran tersebut juga ditolak oleh kekasihnya.
I meminta Andre untuk mengantarnya ke kosan temanya di daerah Misir, Kecamatan Alok.
Selepas mengatar kekasih hatinya Adreas, menuju ke ruma kos saudaranya. Tak lama berselang, Andre menerima Whatsapp (WA) oleh kekasihnya yang ingin menyampaikan sesuatu kepada Andreas.
Tanpa berpikir panjang Andreas kemudian kembali ke Misir untuk menemui kekasih hatinya.
Saat keduanya sedang duduk bicara, tiba tiba ayah sang kekasih datang dan langsung memukul Andre menggunakan helm di bagian belakang kepala.
Keduanya lalu dibawa ke rumah kekasih hatinya di Patisomba.
Kepada ayah kekasih hatinya Andreas menyatakan agar menghubungi keluarganya, tetapi permintaan tersebut tidak dihiraukan.
Pada malam harinya, datang seorang anggota TNI AL Lanal Maumere berseragam lengkap dengan membawa senjata laras panjang.
Saat itu, Andre didudukan di ruang tamu dan pintu depan rumah (I) ditutup.
Tanpa banyak basa basi, oknum anggota Lanal itu kemudian melayangkan tinjunya ke arah pipi Andre.
Tak hanya pakai tangan, oknum anggota Lanal itu juga memukul kepala Andre menggunakan popor senapan.
Kepada Andre, oknum anggota Lanal itu menanyakan apakah Andre mengguna-gunai (I). Namun Andre tegas menyatakan tidak.
Usai memukul dengan tangan dan popor senapan, dan menendang Andre, oknum anggota Lanal berseragam lengkap itu kemudian menelpon rekannya.
Tak lama berselang, datang dua orang rekannya berpakaian preman.
Kepada kedua rekanya, oknum Lanal berseragam lengkap itu kemudian meminta agar kedua rekannya agar “membina” Andre.
Oknum anggota Lanal itu kemudian menyuruh Andre untuk menanggalkan seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat.
Ketiganya kemudian menganiaya Andre lagi.
Selain dengan tangan dan popor senapan, Andre mengaku kalau ia juga dipukul menggunakan selang di bagian punggung sehingga menimbulkan bekas lecet menghitam.
“Saya disuruh telanjang bulat lalu dipukul kiri kanan, ditendang. Saya sempat jatuh, tetapi saat bangun dipukul dan ditendang. Saya jatuh beberapa kali. Kepala saya diinjak. Saya sempat minta ampun, tetapi tidak dipedulikan. Saat saya dipukul itu ada orang orang tuanya (I), neneknya dan omnya,” ujar Andre.
Tak hanya sampai di situ. Oknum anggota Lanal itu kemudian memberikan Andre sebotol besar balsem gosok dan menyuruh Andre untuk menggosok kemaluannya sendiri dengan balsem. (Mardat). ***