NTT
Sabtu, 20 April 2024 11:39 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
MALASERA (Floresku.com) –Komunitas Sekolah Dasar Katolik (SDK) Malasera yang bernaung di bawah Yayasan Persekolahan Umat Katolik Nagekeo (Yapersukna) menggelar Misa Syukur, Sabtu, 20 April 2024 pagi.
Misa Syukur yang diinsiasi oleh para guru dan komite sekolah itu terjadi karena gedung SDK Malasera baru saja selesai dipermak atau direnovasi menjadi ‘mentereng’, setelah mengalami rusak sedang selama beberapa tahun terakhir.
Misa Syukur dipimpin oleh Pastor Paroki St Martinus Nangaroro, RD Klemens So'a bersama Ketua Yapersukna, RD Basilius Lewa.
Hadir dalam Misa Syukur tersebut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nagekeo, Venantius Minggu, S.Pd, M.Pd, Bapak Abder Ketua Whana Visi Indoneia (WVI) Nagekeo, Komite Sekolah, para guru dan mantan guru SDK Malasera, para siswa, sejumlah alumni, para sepuh/tokoh adat serta warga masyarakat dari Kampung Malasera, Ndangakapa, Koporombo, Bhondukado, Kekadeki dan Lelawete.
Misa Syukur mengambil tema, ‘SDK Malasera Bergerak Generasi Unggul dan Berkarakter’.
Dalam homilinya, RD Klemens menegaskan peran orangtua dan fungsi sekolah sebagai lembaga yang menyiapkan generasi muda supaya menjadi pribadi yang unggul dan berkarakter.
“Generasi yang unggul adalah juga generasi yang memiliki iman yang teguh kepada Tuhan Yesus Kristus, dan mampu memberikan kesaksian hidup kepada dunia, serta menjadi pemimpin yang mampu memajukan dan mensejahterahkan masyarakat,” ujarnya.
Ketua Yapersukna, RD Basilius Lewa menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Nagekeo dan WVI yang telah mendanai proyek renovasi gedung sekolah, dan pembangunan fasilitas sanitasi, WC dan ruang ganti dan bak air, sebgai pendukung kegiatan belajar di SDK Malasera.
“Terima kasih kepada para tokoh adat dan pemilik lahan yang telah menyerahkan lahannya untuk kepentingan publik. Terima kasih kepada seluruh warga yang telah mempercayakan anak-anaknya untuk belajar di SDK Malasera. Terima kasih kepada para guru yang telah mengabdikan diri di SDK Malasera ini,” ujarnya.
“Mari kita bergerak bersama agar SDK Malasera ini benar-benar menjadi sekolah yang mampu menyiapkan generasi muda yang unggul dan berkarakter,” katanya.
Sementara itu, Kadis P dan K Nagekeo, Venantius Minggu mengajak komite sekolah, para guru dan siswa serta warga masyarakat untuk merawat gedung sekolah yang sudah direnovasi.
‘Gedung sekolah sudah bagus dan layak sebagai tempat belajar bagi anak-anaka kita. Renovasi gedung ini terjadi karena kerja sama yang baik antara Yapersukna dan Pemberintah Kabupaten Nagekeo. Jadi, sebagai warga Masyarakat kita semesteinya bersyukur atas peran Yapersukna yang menaungi sekolah ini. Kita juga bersyukur kepada pemerintah yang telah memberi perhatian dan menganggarkan dana sekitar 600 juta rupiah untuk proyek renovasi gedung sekolah kita ini,” ujarnya.
Bentuk dari rasa syukur itu, dia menambahkan, adalah dengan menjaga dan merawat gedung ini, supaya tampak bersih dan rapih, tidak dicoret-coret misalnya.
Ungkapan rasa syukur lainnya adalah, kita sebagai orangtua harus terus mendorong anak-anak untuk belajar secara bersungguh-sungguh supaya mereka benar-benar bertumbuh menjadi generasi yang unggul dan berkerakter positif.
Himbauan senada disampaikan oleh Abder, Ketua WVI Nagekeo.
Diketahui, WVI Nagekeo berkontribusi melengkapi bangunan SDK Malasera.
“WVI berkontrtibusi besar dengan membangun kamar WC, Kamar Ganti Pakaian, dan Bak Air,” jelas Donatus Laju, salah seroang guru SDK Malasera.
Usai Misa Syukur dan acara penyampaian kata sambutan, diadakan acara makan bersama sebagai tanda kebersamaan dan kegembiraan.
Ucapan terima kasih
Warga Desa Nata Ute dan Desa Teda Ondo merasa bersyukur atas perhatian pemerintah memperbaiki infrastruktur pendidikan di wilayah. Mereka juga bersyukur atas infrastruktur yang dibangun oleh pemerintahan Jokowi.
“Terus terang, melalui inrastrukutur untuk internet, listrik dan sekolah, Pa Jokowi telah mengangkat martabat kami, sehingga benar-benar merasa bagian dari Indonesia yang merdeka. Terima kasih Bapa Jokowi, umu dewa (semoga panjang umur,red),” ujar Matius Meo (80), warga Kampung Malasera, Desa Nata Ute.
Warga lainnya, Pius Pedo (72) menambahkan, “Kami memang hidup di kampung, tapi kami merasa tak banyak berbeda dengan orang di kota. Karena di sini sudah tersedia jaringan air bersih, jalan desa yang mulus, ada internet dan listrik. Bahkan, anak-anak muda di kampung ini bisa bermain voli pada malam hari karena di lapangan voli sudah terpasang lampu sorot yang terang benderang, seperti di stadion.” (MAP/Fridus Rea).
3 bulan yang lalu
2 tahun yang lalu