gereja
Sabtu, 07 Agustus 2021 19:24 WIB
Penulis:redaksi
Editor:Redaksi
Oleh P Kons Beo SVD
Minggu, 08 Agustus 2021
(Pekan Biasa XIX - Sta Maria Ellen Mackillop, St Siriakus, St Smaragdo)
Di Dalam Tubuh-Nya Kita Teguh
Bacaan I 1Raja-Raja 19:4-8
Mazmur 34:2-3.4-5.6-7.8-9
Bacaan I Efesus 4:30 - 5:2
Injil Yohanes 6:41-51
6:41 Maka bersungut-sungutlah orang Yahudi tentang Dia, karena Ia telah mengatakan: "Akulah roti yang telah turun dari sorga." 6:42 Kata mereka: "Bukankah Ia ini Yesus, anak Yusuf, t yang ibu bapanya kita kenal? u Bagaimana Ia dapat berkata: Aku telah turun dari sorga? v " 6:43 Jawab Yesus kepada mereka: "Jangan kamu bersungut-sungut. 6:44 Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik w oleh Bapa 1 yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. 6:45 Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. x Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. 6:46 Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, y Dialah yang telah melihat Bapa. 6:47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. z 6:48 Akulah roti hidup. a 6:49 Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. b 6:50 Inilah roti yang turun dari sorga: c Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. 6:51 Akulah roti hidup d yang telah turun dari sorga. e Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia. f "
LETIH. Lesuh. Datar. Kosong. Kering. Tawar. Jenuh membosankan. Barisan rasa penuh kehampaan kerap menerpa.
KEHILANGAN dan ketiadaan orang yang dikasihi sering nampak bagai kematian gairah hidup. Kita sesungguhnya butuh dan rindu akan kehadiran sosok nan istimewa. Itulah sesama yang menjadi sahabat di perjalanan hidup ini.
BENAR! Hidup tak sekedar makan dan minum. Hidup itu tak sebatas segala cita-cita dan kefanaan yang telah kita gapai. Setiap kita punya bilik kerinduan yang senantiasa haus akan kehadiran Tuhan.
YESUS maklumkan Diri-Nya sebagai Roti Hidup. Oleh Santapan Rohani itu kita menjadi teguh dan dikuatkan. DariNya, selalu ada dorongan dan harapan bagi kita untuk terus berziarah di hidup ini.
ADA suara malaekat untuk Elia saat ia tertidur. "Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu" (1Raj 19:7). Tanpa makan-minum dari DAGING-NYA kita bakal tak mampu berjalan penuh ceriah.
DI JALAN hidup ini selalu ada sinar cahaya pelangi ilahi andaikan kita terbiasa nyalakan sebatang lilin. Hidup itu selalu inspiratif dan penuh makna andaikan kita setia pada kelimpahan Firman-Nya.
BERSATU dalam Tubuh dan Darah Tuhan, serta berakar dalam SabdaNya itulah pokok, sumber serta dasar hidup kita di dunia. Tuhan menjadi kekuatan dan inspirasi dasar dalam apapun situasi yang kita hadapi.
HIDUP dari ROTI, berakar dalam Firman menjadikan kita ramah seorang akan yang lain, penuh kasih mesrah, dan saling mengampuni (Ef 4:32). Karena hidup dari Sabda dan Ekaristi pun mendidik kita untuk membuang segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah (Ef 4:31).
PERJALANAN hidup ini memang cumalah sementara. Namun ia bisa saja terlalu jauh untuk disusuri. Kita tentu tak mau hidup tanpa kawan lagi. Kita pasti redup tanpa kehadiran Tuhan. Karena hidup yang digelorakan oleh kerinduan dan persahabatan dengan sesama dan dengan Tuhan adalah segalanya.
"Tuhan selalu hadir. Ia selalu memberikan DIRINYA. Maka jangan tutup dirimu.."
Verbo Dei Amorem Spiranti
Selamat Hari Minggu.
Tuhan memberkati.
Amin.