Partai Nasdem
Kamis, 11 November 2021 11:23 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
JAKARTA (Floresku.com) - “Informasi terbaru, hasil pemilihan wakil Bupat Ende oleh DPRD Kabupaten Ende: Erik Rede (Nasdem) 23 suara, da Domi Mere (Golkar) 6 Suara.” Demikian informsi yang bereda siang ini, Kamis, 11 November, di platform media sosial WhatsApp.
Jurnalis media ini, Rian Nulangi yang berada di Ende membenarkan bahwa Erik Rede unggul dalam Pemilihan Wakil Bupati Ende.
Dengan demikian, Erik Rede menjadi Wakil Bupati Ende, mendampingi Bupati Djafar Ahmad.
Erikos Emanuel Rede atau Erik, adalah nama yang cukup populer di kalangan masyarakat Kabupaten Ende. Betapa tidak, ia Ketua Partai Nasdem Kabupaten Ende. Ia juga adalah Wakil Ketua DPRD Ende.
Mayoritas publik tentu lebih mengenal Erik dalam kapasitas elit seperti sekarang. Banyak yang belum mengetahui lika-liku perjalanan karirnya hingga ke tahap sekarangtu.
Ternyata, dunia loper koran adalah kehidupan Erik di masa muda. Pada masa itu, loper koran, bukan pekerjaan musiman bagi Erik. Itu pekerjaan tetap yang dia geluti kurang lebih selama 9 tahun. Saking konsistennya, pekerjaan loper koran, bikin Erik sanggup beli mobil.
Merangkak dari bawah
Sejauh ini sosok Erik Rede dikenal politisi Partai Nasdem yang menjabat sebagai wakil ketua DPRD Kabupaten Ende. Namun, riwayat hidup sebelumnya banyak yang tahu tahu.
Ternyata, Erik Rede adalah seorang yang memulai karir dengan merangkak dari pekerjaan yang tak banyak dilirik orang. ia pernah sebagai loper koran dia geluti saat masih di bangku Sekolah Menengah Atas, di Kota Kupang. Awalnya pekerjaan itu untuk menjawab problem ekonomi khas pelajar di tanah rantau.
“Saya dulunya loper koran… Awal jadi loper koran karena lapar, tidak ada makan waktu itu,” ungkapnya sebagaimana ditulis endenews.com, edisi 19 Oktober 2021 lalu.
“Memang harus kerja keras karena bukan dari keluarga kaya. Bapak petani, mama juga begitu. Jadi waktu di Kupang harus berusaha”.
Keputusan menjadi loper bukan sesuatu yang terencana melainkan insidental. Semua bermula ketika dia bertemu dengan tetangganya yang kala itu duluan jadi loper koran. Tanpa pikir dua kali dia kemudian minta ikut jadi loper koran.
“Waktu itu saya duduk di depan trotoar, saya lihat ada tetangga dengan sepeda bawa dengan koran. Lalu saya minta (koran), saya ikut jadi loper koran”
Masih menurut endenews.com, Erik mengisahkan tuntutan dalam menjalani pekerjaan loper cukup berat. Saat itu Erik yang belum miliki kendaraan, harus jalan kaki mengantar koran ke langganan. Setelah itu dia juga mesti keliling jual koran yang terbit di hari itu.
“Di punggung saya koran, majalah, semua. Saya jalan kaki dalam satu hari belasan kilo, antar langganan dari rumah ke rumah, kantor ke kantor,” kutip endenes.com lagi.
Bagi Erik muda itu adalah aktifitas rutin sejak SMA hingga bangku kuliah. Di luar itu dia menjalani kegiatan sebagai aktivis mahasiswa.
Namun, kendati melelahkan dan menguras waktu, penghasilan loper koran ternyata amat menggairahkan. Erik mengaku setiap bulan dirinya menghasilkan rata-rata Rp 1 juta hingga Rp 2 juta. Angka yang cukup fantastis pada masa itu.
Dari penghasilan loper koran Erik Rede sanggup membeli mobil yang, dia gunakan mengangkut koran dan aktivitas lain seperti di perkuliahan. Tentu saja membanggakan sebab mobil, termasuk aset super mewah saat itu.
“Di kampus saya, yang punya mobil hanya tiga orang, Pater Yan Menjang, doktor Remon da Lopez dosen kami kebetulan dia wakil ketua DPRD Kota Kupang, dan mobil saya,” kenang Erik sambil tertawa.
Meski setahun belakangan Erik optimistis untuk maju menjadi wakil bupati, Erik sebenarnya tidak pernah menyangka perjuangan masa muda yang begitu keras dapat mengerek karirnya hingga setinggi sekarang, menjadi Ketua Partai Nasdem Ende Kabupaten Ende, Wakil Ketua DPRD, dan sekarang menjadi Wakil Bupati Ende. Profisiat!. (MAR).
8 bulan yang lalu
9 bulan yang lalu