Gaji TKD Dipotong, Tim Lapangan Puskeswan Kecamatan di Mabar Hanya Bisa Pasrah

Sabtu, 04 September 2021 14:58 WIB

Penulis:redaksi

Editor:Redaksi

MENTERI HEWAN.jpg
Seorang mentri hewan sedang menyuntik seekor anjing miliki warga di Manggari Barat (Tedy N)

LABUAN BAJO (Floresku.com) - Langkah Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dalam memotong gaji tenaga kontrak daerahnya sampai saat ini masih mendapat banyak pertanyaan dari publik dan tenaga kontrak sendiri. 

Pada hari Sabtu, 4 September 2021, media ini menggali informasi beberapa tenaga kontrak daerah (TKD) Kabupaten Manggarai Barat. Secara khusus menggali informasi dari tim lapangan pusat kesehatan hewan di tingkat kecamatan. 

Berhubungan dengan keputusan Bupati Mabar yaitu memotong gaji TKD, mereka hanya bisa pasrah dengan keadaan dan tidak mau berkata banyak. 

“Kalau merujuk dengan aturan sekarang soal gaji, ya suka tidak suka, ini’kan keputusan bupati, mau kita tolak juga sulit. Jadi, kita terima saja. Gaji cuman satu juta, tetapi kami selalu jalan jauh untuk melakukan vaksin, Kata Filipus Tulur selaku koordinator puskeswan Kecamatan Boleng. 

Keluhan lain juga datang dari Tim Lapangan Kecamatan Sano Nggoang. PY demikian inisialnya menjelaskan bahwa di lapangan ada beberapa tugas wajib, seperti vaksinasi. Dalam hal ini kami pasti selalu turun ke setiap desa di mana desa tersebut juga ada beberapa kampung di dalamnya. Kemudian mengambil data populasi jumlah hewan ternak, pengawasan lalu lintas ternak dan pelayanan kesehatan hewan ternak.

“Di lapangan itu ada beberapa tugas yang wajib yaitu kegiatan vaksinasi. Untuk satu kecamatan kami turun ke setiap desa dan anak kampung karena laporannya itu bukan hanya di dinas Kabupaten, tapi sebagiannya dilaporkan ke provinsi. Kemudian kami juga ada ambil data populasi untuk ternak, pengawasan lalu lintas ternak, pelayanan kesehatan, jika ada yg sakit kerbau kami langsung ke lokasi, Kata PY.

Selain itu, AS menyampaikan komentarnya soal waktu kerja empat jam, dari pukul tujuh pagi sampai pukul sebelas siang. 

“Kami kontrak ini kan dari pukul tujuh pagi sampai pukul sebelas siang, tapi kalau pergi vaksin ke kampung-kampung tidak mungkin kami berpaku dengan kontrak empat jam itu. Karena bisa saja limit waktu empat jam itu habis dalam perjalanan dengan topografi jalan yang lumayan menantang. Jadi, mungkin ini yang perlu dipertimbangan terkait dengan kami yang di lapangan ini. Tetapi, kami juga berpikir bahwa karena ini tugas pelayanan, iya tidak apa-apa sudah," kata AS. (Tedy Ndarung)