Kemensos
Sabtu, 30 April 2022 11:47 WIB
Penulis:redaksi
LARANTUKA (Floresku.com)- Dalam rangka memperingati Hari Bumi 2022, anggota DPR RI Fraksi Partai NasDem, Julie Sutrisno Laiskodat melakukan kunjungan Tanam Kelor Perdana di Desa Lewomuda, Kecamatan Demon Pagong, Kabupaten Flores Timur.
Kegiatan tanam kelor yang terjadi pada Jumat, 29 April 2022 itu dihadiri Uksup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung, anggota DPRD Provinsi Alex Ofong, Ketua DPD Partai NasDem Flotim Albert Sinuor, dan Ketua Dekranasda Flotim Lusia Bareka Hadjon.
Uskup Mgr. Fransiskus Kopong Kung saat memberikan sambutan mengucapkan terima kasih atas perhatian Bunda Julie menanam 10 ribu bibit kelor di tanah kelahirannya.
"Saya ditawari ibu Julie soal lahan tanam kelor. Memang ada lahan milik Keuskupan tetapi saya lebih berpikir ke masyarakat. Semangat masyarakat Lewomuda jadi modal saya untuk sampaikan ke ibu Julie," ujarnya.
Ia juga mengungkapkan pola kehidupan sosial masyarakat Desa Lewomuda yang tetap membudayakan semangat gotong royong dalam setiap kesempatan. Hal itu, kata dia, menjadi warisan paling berkesan baginya sebagai seorang Uskup.
"Lewomuda ini salah satu tempat paling berkesan. Banyak kisah dan kenangan masa kecil saya di kampung ini. Masyarakat disini selalu hidup sederhana dan kompak. Hal itu merupakan warisan untuk saya sebagai seorang Uskup," ujarnya kagum.
Lebih lanjut, Uskup Frans mengajak Gereja beserta seluruh elemen terlibat aktif melihat kondisi sosial mastarakat.
Sementara DPR Komisi IV, Julie Laiskodat mengawali sambutan dengan menyebut Flores Timur punya potensi kelor terbaik tingkat dunia.
"Hasil uji lab di luar negeri, tanaman kelor di Flores Timur itu kualitasnya terbaik di Dunia," ujarnya.
Lantaran demikian, istri Gubernur NTT itu berikhtiar memberdayakan masyarakat Flores Timur melalui pengembangan tanaman kelor mulai dari masa tanam hingga pangsa pasar.
"Bibitnya kami sudah drop hasil aspirasi saya dari DPR. Khusus untuk Flores Timur, jatah saya tahun ini bisa mendapatkan 50 hektar," jelasnya
"Kelor bukan hanya tentang asupan menuju pemberantasan stunting dan guzi buruk, tetapi bagaimana masyarakat bisa mencari uang dari kelor. Makanya saya undang pakar kelor, kakak Haydar dari Biong Moringan dan kang Dedi dari Dapur Kelor untuk mengajari masyarakat," katanya saat konverensi pers.
Ia mengatakan, kehadiran Haydar dan Dedy selaku pakar kelor dapat membantu memberdayakan masyarakat mulai dari menanam hingga pangsa pasar.
Dalam penanam perdana kelor di Lewomuda, sebanyak 10 ribu bibit kelor akan ditanam di lahan seluas dua hektar. Selain di Lewomuda, ia juga sudah membudidayakan kelor di Pulau Adonara dan Solor.
"Kita siapkan bibitnya sampai pangsa pasar dan masyarakat cukup siapkan lahan," paparnya.
Ketua Dekranasda NTT itu menambahkan, kualitas kelor Flores Timur berkualitas terbaik tingkat dunia tetapi menguntungkan orang luar. Untuk mencegah hal itu, NTT harus memiliki pabrik kelor.
"Kualitas kelor kita terbaik tetapi diambil orang luar dan diolah juga di luar, kemudian dijual ke kita. Untuk mencegah hal itu, kita harus ada pabrik kelor," tandasnya. (MA). ***
2 bulan yang lalu
2 tahun yang lalu