Hari Literasi Internasional 2025: Fondasi untuk Era Digital

Jumat, 12 September 2025 20:40 WIB

Penulis:redaksi

literasi.jpeg
Pakistan memperingati Hari Literasi Internasional dengan tema tahun ini “Mempromosikan literasi di era digital” . (ANSA/Vatican Media)

JAKARTA (Floresku.com) - Awal pekan ini, dunia memperingati Hari Literasi Internasional (International Literacy Day/ILD) yang jatuh setiap 8 September. Sejak pertama kali diperingati pada 1967, hari ini menjadi pengingat bagi para pemimpin dunia, pembuat kebijakan, dan masyarakat akan pentingnya literasi sebagai hak mendasar dan pintu gerbang menuju masyarakat yang adil, damai, serta berkelanjutan.

Tahun ini, UNESCO mengangkat tema “Promoting Literacy in the Digital Era” atau “Mempromosikan Literasi di Era Digital”

Literasi, menurut UNESCO, tidak lagi terbatas pada kemampuan membaca dan menulis di atas kertas, tetapi menjadi dasar keterampilan digital: memahami teks dan alat digital, serta terlibat secara kritis, aman, dan inklusif di ruang maya.

Data UNESCO menunjukkan adanya kemajuan, meski lambat dan tidak merata. Antara 2015–2024, tingkat literasi orang dewasa (usia 15+) meningkat dari 86% menjadi 88%. Kawasan Asia Tengah dan Selatan mencatat perkembangan tercepat, dari 72 persen menjadi 77 persen. 

Afrika Sub-Sahara juga naik dari 65 persen ke 69 persenpersen Di sisi lain, pada 2024, literasi remaja (15–24 tahun) mencapai 93 persen, menandakan peningkatan akses pendidikan dasar. 

Namun, masih ada 739 juta orang dewasa yang buta huruf, dengan lebih dari setengahnya terkonsentrasi hanya di 10 negara.

UNESCO menegaskan bahwa kesenjangan literasi memperparah ketidaksetaraan sosial dan ekonomi, terutama bagi perempuan, lansia, dan kelompok marjinal. Lebih jauh, kurangnya keterampilan literasi membuat masyarakat rentan terhadap misinformasi dan disinformasi.

Sayangnya, komitmen anggaran pendidikan masih rendah. Dari 102 negara yang disurvei, 57 persen mengalokasikan kurang dari 4 persen dari anggaran pendidikan nasional untuk literasi. 

UNESCO pun menyerukan pergeseran kebijakan: literasi harus menjadi prioritas agar setiap orang memiliki “peralatan hidup” yang memungkinkan mereka bukan hanya bertahan, tetapi berkembang dalam dunia digital yang terus bergerak cepat. (Sandra/vaticannews.va). ***