HOMILI Pater Gregor Nule SVD: Minggu Biasa ke-18, 02 Agustus 2025: 'Segala Sesuatu Sia-sia, Kecuali Takut Akan Allah'

Sabtu, 02 Agustus 2025 18:51 WIB

Penulis:redaksi

Editor:redaksi

gregor.jpg
Pater Gregor Nule, SVD (WAG Ledalero 1984)

  (Minggu Biasa XVIII: Pkh 1:2.2:21-23; Kol 3:1-5.9-11; Luk 12:13-21)

Ilustrasi 

PADA suatu hari seorang bijak meminta kepada seorang tukang emas yang sudah tua renta untuk membuat cincin dan menuliskan sesuatu pada cincin itu. Sang bijak berpesan, “Tulislah sesuatu yang menjadi kesimpulan dari pengalaman dan perjalanan hidupmu supaya bisa menjadi pelajaran bagi hidupku”. 

Berbulan-bulan si tukang emas itu merenung sambil mengukir cincin itu. Ia berkata dalam hati, “kalimat apa yang patut ditulis pada cincin emas yang kecil itu”. 

Akhirnya ia menulis sepotong kalimat yang berbunyi,”This too shall pass”. “Yang ini pun akan berlalu”, dan menyerahkan cincin itu kepada sang bijak. 

Dengan tersenyum sang bijak membaca tulisan kecil di cincin itu tanpa paham sedikit pun makna tulisan itu. 

Tetapi pada suatu ketika taktala menghadapi persoalan hidup yang pelik, tak sengaja ia membaca tulisan itu, “Yang ini pun akan berlalu”. Lalu ia pun menjadi lebih tenang. Ketika menghadapi kematian anak sulung. Ia begitu terpukul. Tetapi, dalam hati ia berkata, “This too shall pass”. 

Dan tatkala ia sedang bersenang-senang ia pun tak sengaja membaca tulisan itu, “Yang ini pun akan berlalu”. Lantas ia menjadi lebih rendah hati. 

Refleksi 

Bacaan-bacaan suci hari ini menegaskan bahwa segala sesuatu bersifat sementara. Tidak ada yang kekal di atas bumi. Cepat atau lambat semuanya akan berubah, beralih dan berakhir.

Pengkotbah secara pesimis melihat seluruh kenyataan hidup. Baginya segala sesuatu adalah sia-sia. Sebab seluruh hidupnya penuh dengan kesedihan dan penderitaan.

Tetapi,satu-satunya kekuatan dan harapan adalah takut akan Allah. Artinya, iman dan kepasrahan penuh pada Allah menjadi jaminan yang menghantar kepada hidup yang sejati bersama Allah.

Santo Lukas menampilkan sisi lain pemahaman orang tentang makna hidup. Lukas menampilkan tipe orang sukses yang begitu mengandalkan harta kekayaan yang diperoleh dari hasil kerjanya.

Ia melihat kekayaannya sebagai satu-satunya andalan hidup yang menjamin ketenangan, kenyamanan dan kebahagiaan.

Tetapi, di luar dugaannya Tuhan bersabda kepadanya, “Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari dirimu, dan bagi siapakah nanti apa yang telah engkau sediakan itu?”, (Luk 12:20).

Sebagai peziarah harapan kita hendaknya membangun sikap positif serta keyakinan bahwa iman akan Allah, Penyelenggara hidup segala makhluk, adalah satu-satunya jaminan keselamatan sejati.

Maka tidak ada sesuatu apa pun di dunia ini yang abadi. Ketika alami masalah sulit, penderitaan dan bahkan kematian orang-orang yang kita kasihi, kita mesti jalaninya tanpa keluh kesah, menggerutu, lalu menyalahkan Allah dan mengkambinghitamkan orang lain. 

Demikian juga tatkala kita sedang bersenang-senang karena sukses dalam rencana dan usaha, memperoleh apa yang kita inginkan, mendapatkan banyak harta kekayaan atau menjadi pemenang dalam suatu kompetensi. Kita mesti  nikmati dan jalaninya dengan penuh rasa syukur, baik kepada Allah maupun sesama.

Kita tidak boleh lupa diri. Sebab apa pun yang kita hadapi dan alami saat ini semuanya akan berlalu.

Karena itu, saya ingin mengakhiri renungan hari ini dengan 6 teka-teki berikut:

  1. Apa yang paling tajam di dunia ini? Sudah sangat orang akan menjawab “pedang”. Jawab Tuhan, “yang paling tajam adalah lidah manusia”. Melalui lidah manusia dengan mudah menfitnah orang lain, serta menyakiti dan melukai hati dan perasaan orang lain.
  2. Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini? Ada yang menjawab, “Antariksa, bulan dan matahari”.  Jawab Tuhan, “yang paling jauh adalah masa lalu”. Siapa pun kita, bagaimana pun kita, dan betapapun kayanya kita, tetapi kita tidak dapat kembali ke masa lalu. Karena itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang. Pengalaman yang telah berlalu janganlah terus dibanggakan atau disesalkan.
  3. Apa yang paling besar di dunia ini? Ada yang menjawab, “Gunung, bumi, matahari”. Jawab Tuhan yang paling besar adalah “nafsu”.  Banyak manusia celaka karena mengikuti hawa nafsunya. Nafsu untuk makan dan minum, nafsu untuk berkuasa, dan lain-lain.
  4. Apa yang paling berat di dunia ini? Ada yang menjawab, “Baja, besi, gajah”. Jawab Tuhan yang paling berat “Janji”.janji itu umumnya mudah diucapkan tapi sering sulit dijalankan di dalam hidup sehari-hari.
  5. Apa yang paling ringan di dunia ini? Ada yang menjawab, “kapas, debu, daun kering”.  Jawab Tuhan, yang paling ringan di dunia ini adalah melupakan dan meninggalkan Tuhan. Sering terjadi bahwa banyak orang yang karena harta, takhta dan jabatan, wanita atau laki-laki, atau ambisi-ambisi, dengan mudah meninggalkan Tuhan dan perintah-perintah-Nya”.
  6. Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini? Ada yang menjawab, “Orangtua, suami atau istri, anak-anak, sahabat dan kerabat”. Jawab Tuhan yang paling dekat dengan kita adalah “kematian”, sebab kematian adalah pasti bagi setiap manusia dan dapat terjadi kapan saja. Karena itu, kita mesti terbuka dan siap diri untuk menjalaninya.

Semoga Tuhan Yesus memberkati kita selalu!

Kewapante, Minggu, 03 Agustus 2025. ***