Cinta
Sabtu, 09 Desember 2023 16:17 WIB
Penulis:redaksi
SIAPKAN JALAN BAGI TUHAN
(Minggu II Adven B: Yes 40:1-5.9-11; 2Ptr 3:8-14; Mrk 1:1-8)
SUNGGUH Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Allah sangat perduli terhadap nasib umat manusia. Ia tidak pernah membiarkan umat-Nya menderita tanpa harapan dan kepastian.
Di tengah pahit-getirnya kehidupan di tanah pembuangan Babilonia tampillah nabi Yesaya yang meyakinkan bangsa Israel bahwa Allah tidak menghukum mereka untuk selamanya. Allah tetap setia sekalipun orang Israel banyak kali tidak setia.
Nabi Yesaya berkata, “Ada suara yang berseru-seru,’Siapkanlah di padang gurun jalan bagi Tuhan, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditimbuni, setiap gunung dan bukit diratakan.
Tanah yang berbukit-bukit harus menjadi rata dan yang berlekak-lekuk menjadi datar. Maka kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama. Sungguh, Tuhan sendiri telah mengatakannya’,(Yes 40:3-5).
Dan suara yang berseru-seru di padang gurun tidak lain adalah Yohanes Pembaptis. Ia diutus Allah untuk mendahului sang Juruselamat dan mempersiapkan jalan bagi-Nya. Dan, ia memanggil semua orang yang mengharapkan kedatangan Juruselamat serta pembebasan dari segala belenggu dosa dan maut.
Apa itu siapkan jalan bagi Tuhan?
Nabi Yesaya dan Yohanes Pembaptis berbicara tentang “jalan” yang menghubungkan manusia dengan sesamanya, serta mempersatukan kembali manusia dengan Allah. Kita diminta siapkan jalan supaya Tuhan datang ke dunia untuk melawati kita, umat-Nya, dan melalui jalan yang sama kita dapat berziarah menuju Allah.
Dan, jalan itu tidak lain adalah hidup dan hati kita, komunitas, masyarakat dan lingkungan kita yang perlu kita siapkan, ratakan dan luruskan sehingga Yesus, sang Juruselamat, bisa datang dan tinggal di dunia ini. Dan pada saat yang sama Dia akan menjadi Jalan yang menghantar kita kepada Bapa.
Yesus bersabda, “Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup, tak seorang yang datang kepada Bapa, kecuali melalui Aku” (Yoh 14,6).
Karena itu, bagi kita adventus adalah masa khusus untuk mempersiapkan jalan-jalan hidup kita yang bengkok, berlubang, berlekak-lekuk dan kotor. Yohanes Pembaptis menawarkan dua cara tepat untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan yakni melalui laku tobat dan pembaptisan demi pengampunan dosa.
Pertama, panggilan untuk bertobat agar hati kita tidak sarat dengan pesta pora, kemabukan, dengki, iri, kebencian dan kepentingan-kepentingan duniawi. Selama masa adventus kita diminta untuk membenahi diri, menghayati pola hidup suci dan bersih serta berusaha membaharui hati sehingga sungguh siap untuk menerima Dia yang datang sebagai Raja dan Tuhan kita.
Bertobat bukan sekedar menyesali dosa dan salah dengan kata-kata, melainkan terutama tekad untuk membaharui diri dan hidup dalam Roh Kudus sehingga kita dapat tampil dan hidup sebagai manusia baru. Maka, hendaknya kita hayati pertobatan yang iklas, tidak dipaksakan.
Syarat agar kita mendapatkan pengampunan dari Allah adalah menyesal dan mengaku diri bersalah, meminta maaf kepada orang yang kita sakiti hatinya, mengaku dosa dan mohon pengampunan dari Allah, serta bertobat.
Dan, buah pertobatan adalah sukacita dan kedamaian yang sejati. Kita bergembira karena telah bersatu kembali dengan Allah, sesama dan dunia ciptaan lainnya.
Kedua, panggilan untuk menerima baptisan demi pengampunan dosa. Setelah mendengarkan pengajaran Yohanes banyak orang berdatangan dari Yudea dan Yerusalem kepada Yohanes dan minta untuk dibaptis di sungai Yordan. Mereka ingin dibebaskan dari dosa sebagai persiapan untuk menyongsong kedatangan Tuhan.
Selama masa adventus ini kita pun diajak untuk siapkan jalan Tuhan dengan berdoa, bertobat dan memberi sedekah. Kita memohonkan rahmat dan kehadiran Roh Allah agar meresapi seluruh hidup serta perilaku kita sehingga kita sanggup menjadi putera-puteri dan anggota keluarga Allah.
Roh Allah juga membantu kita untuk membangun iman dan kesetiaan kepada Allah sehingga seperti Yohanes Pembaptis kita sanggup menjadi alat, sarana dan jembatan yang menghantar banyak orang kepada Yesus, sang Juru Selamat. Kita menjadi jalan yang menghubungkan kembali Allah dan manusia, serta mempersatukan manusia dengan sesamanya.
Semoga Tuhan Yesus memberkati kita. Amen.
P. Gregorius Nule, SVD
Kewapante, 10 Desember 2023. ***