HOMILI, Pater Gregor Nule SVD, Minggu, Minggu Biasa VA, 05 Februari 2023

Sabtu, 04 Februari 2023 19:17 WIB

Penulis:redaksi

p goris.JPG
Pater Gregor Nule SVD (Dokpri)

 KITA DIPANGGIL MENJADI TERANG BAGI ORANG LAIN DAN MENGGARAMI DUNIA

 (Minggu Biasa VA: Yes 58: 7 -10; 1Kor 2: 1 – 5; Mat 5: 13 – 16)

Ilustrasi 

Anton telah berusia 30 tahun,tetapi karena alami cacat mental maka ia memiliki kemampuan berpikir layaknya anak berusia di bawah 10 tahun. Ibunya dengan penuh kasih sayang memelihara dan mendidiknya agar kelak ia bisa hidup mandiri. 

Suatu hari si Anton berkata, “Ibu, aku sangat senang melihat ibu tersenyum. Wajah ibu begitu cantik dan bersinar. Bagaimana caranya supaya aku bisa membuat ibu terus tersenyum setiap hari”. Kata ibunya, “anakku, berbuatlah baik setiap hari, maka ibu pasti akan terus tersenyum.” 

Anton bertanya lagi, “Bagaimana caranya berbuat baik setiap hari”?  Kata ibunya, “Cara berbuat baik setiap hari  melalui tindakan membantu ibumu di rumah dan meno;long orang-lain lain, terutama orang lanjut usia, orang sakit, orang miskin dan orang-orang yang kesepian. Perlakukanlah orang-orang di sekitarmu seperti kamu membantu ibumu. Dan, catatlah di buku harianmu kebaikan-kebaikan yang kamu lakukan setiap hari”. 

Beberapa waktu kemudian setelah ibunya meninggal, Anton selalu ingat nasehat ibu dan ingin melihat ibunya tetap tersenyum.  

Maka setiap hari sepulang kerja dia berkeliling di kampungnya membantu para lanjut usia dan orang-orang sakit yang ia jumpai. Setelah dia lakukan sesuatu yang baik, ia selalu tulis di Buku Hariannya.  

Sesudah itu ia berkata dalam hati, “ibuku pasti melihat aku berbuat baik dan tersenyum bahagia di atas sana”. 

Refleksi 

Bacaan-bacaan suci hari ini dan ilustrasi di atas menyadarkan kita akan tujuan hidup dan panggilan setiap orang kristen, yakni mengabdi Allah dan  membahagiakan orang lain melalui tindakan kasih yang tulus. 

Semua sikap, perilaku dan perbuatan baik demi kepentingan sesama merupakan ungkapan nyata  dari iman akan Allah.  Orang-orang kristen diminta untuk tekun berdoa dan sekaligus giat bekerja demi kepentingan bersama, khususnya mereka yang kecil, miskin dan menderita.

Nabi Yesaya menyampaikan pesan penting dari Tuhan kepada orang-orang Israel di tanah pembuangan Babel.  \

Mereka diminta agar memberi makan kepada orang lapar, tumpangan kepada orang miskin yang tidak punya rumah, serta memberi pakaian kepada yang melarat. 

Semua hal baik ini berkenan kepada Tuhan dan mengungkapkan sikap Allah yang mahamurah kepada semua orang.

Dalam Injil Yesus meminta para pendengarNya untuk menjadi terang bagi sesama dan garam dunia. Matahari dan garam merupakan dua unsur alam yang sangat berharga dalam hidup manusia. 

Tanpa mtahari tidak mungkin ada kehidupan dan orang akan tinggal dalam kegelapan. Sedangkan, garam dipakai dalam hidup sehari-hari untuk memberi rasa enak dan mengawetkan makanan. 

Ketika Yesus berkata, “Kamulah garam dunia dan cahaya dunia”, (bdk, Mat 5: 13-14), Yesus mau mengingatkan agar para muridNYa selalu berusaha menghalau kegelapan yang membutakan mata dan hati manusia, serta menangkal hal buruk dan kebusukan di tengah dunia. 

Sebagai orang kristen kita diajak untuk mengikuti jalan hidup yang ditunjukkan oleh nabi Yesaya dan Yesus. Kita diminta untuk mempraktekkan  hukum cinta kasih  dalam hidup sehari-hari lewat tindakan nyata, seperti saling memperhatikan dan menolong, tekun jalankan tugas dan tanggungjawab, dan rajin bekerja untuk kebaikan bersama. 

Semua yang kita lakukan demi kepentingan umum merupakan sesuatu yang baik dan luhur. Dan, kebaikan yang kita lakukan pasti akan dibalas dengan kebaikan, tetapi mungkin bukan oleh dia yang kita bantu, melainkan oleh orang lain, dan secara khusus, oleh Allah sendiri. 

Tetapi, satu hal yang perlu kita insyaf selalu yakni bahwa apa yang baik yang kita bangun bertahun-tahun mungkin akan dihancurkan hanya dalam semalam karena niat dan tindakan buruk orang tertentu. 

Sebab kita hidup dalam dunia yang tidak bebas dari ancaman kejahatan-kejahatan. Inilah bukti kebusukan dan kegelapan dunia.  Bagaimana pun juga kita mesti terus berbuat baik. 

Kebaikan yang kita lakukan hari ini, mungkin besok akan segera dilupakan orang. Tetapi,  bagaimana pun kita mesti terus  berbuat baik dan tidak perlu putus asa. Sebab Tuhan terus setia berbuat baik demi kebaikan kita, meskipun banyak kali kita lalai dan tidak setia.

Karena itu, satu sikap yang perlu kita tanam dalam hati dan hidup kita adalah kejujuran. Satu kesaksian luar biasa kita peroleh dari Finlandia. 

Finlandia adalah satu-satunya negara di dunia yang bersih, nyaman, tidak ada kejahatan  dan rakyatnya sangat sejahtera, padahal negara itu punya iklim yang ekstrim, musim dingin yang sangat panjang dan sumber daya alam yang sangat terbatas. 

Kunci keberhasilan dan kesejahteraan mereka adalah kejujuran. Seluruh rakyat Finlandia selalu bersikap, bertindak dan berkata jujur dalam segala hal, dalam hidup sehari-hari: di rumah, tempat kerja, masyarakat, tempat-tempat umum, dst.

Mari kita biasakan diri dari sekarang melakukan satu kebaikan setiap hari, meskipun kecil, agar hidup kita semakin berkenan dan berarti bagi orang lain, keluarga dan masyarakat sekitar. Lakukanlah sesuatu yang baik, benar dan selalu bersikap jujur bukan untuk dapat balasan, pujian atau sanjungan dari orang lain, tetapi terutama agar orang lain mengalami sukacita, hidup bahagia. Damai sejahtera dan selalu tersenyum.  

Semoga Tuhan Yesus memberkati kita selalu. Amen. 

P. Gregorius Nule, SVD

Kewapante, Minggu, 05 Februari 2023. ***