Julie S. Laiskodat Dorong Produktivitas Petani Kedelai di Matim

Rabu, 22 Juni 2022 08:46 WIB

Penulis:redaksi

julis.JPG
Julie S. Laiskodat membuka 'Bimbingan Teknis Dan Sosialisasi Tanaman Pangan Tahun 2022' Tingkat Kabupaten Manggarai Timur (Matim) pada Senin, 20 Juni di Hotel Marios, Kelurahan Rana Loba, Borong, Senin, 20Juni 2022. (Filmon Hasrin)

BORONG (Floresku.com)-Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi Nasdem Dapil NTT Satu, Julie Sutrisno Laiskodat mendorong petani kedelai Manggarai Timur agar lebih produktif dan bisa hidup sejahtera. 

Ia menyampaikan hal itu saat membuka 'Bimbingan Teknis Dan Sosialisasi Tanaman Pangan Tahun 2022' Tingkat Kabupaten Manggarai Timur (Matim) pada Senin, 20 Juni di Hotel Marios, Kelurahan Rana Loba, Kecamatan Borong.

"Sekarang Matim luar biasa karena bergerak cepat dalam sektor pertanian. Hanya saja untuk produktivitas kedelai tidak banyak," ungkapnya.

Menurut politisi Nasdem itu, sesungguhnya ini program tambahan untuk Manggarai Raya terkait kedelei. Ini di luar jata-jata yang ada tahun ini. Kenapa kedelai, karena kedelai kita 95 persen inport, padahal tempe tahu adalah makanan pokok kita.

Ia menambahkan, usai mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) hari ini bisa menghasilkan kedelai misalnya, 1 hektare bisa menghasilkan 2 kali lipat. Ia juga meminta agar Kepala Desa, Bupati, dan Pemerintah Provinsi untuk terus mendorong para petani menanam kedelai.

"Bibitnya sudah ada tinggal kerja, kerja, dan kerja terus untuk membudidayakan kedelai.
Semoga bisa saling koordinasi. Karena saya DPR RI ini berkah dari masyarakat Matim juga," ungkapnya lagi.

Kepala Dinas Pertanian Matim, Jonh Sentis mengatakan untuk tanaman kedelai di Matim tidak produktivitas karena kurang mendapat dukungan, baik dari Kabupaten melalui APBD, Provinsi maupun Pemerintah Pusat.

"Tetapi kenyataannya tanaman kedelai selama ini lumayan berkembang tetapi terbatas. Ketersediaan benih menjadi soal, aspek waktu, benih datang terlambat, musim hujan musim tanam sudah lewat ini sering terjadi dan terjadi terus setiap tahun," keluhnya.

Ia mengharapkan dukungan melalui jalur aspirasi tanaman kedelai yang belum mendapat perhatian dari semua pihak termasuk jajaran Dinas Pertanian di Matim.

Sambutan Bupati Matim, Agas Andreas yang dibacakan Sekretaris Daerah, Boni Hasudungan Siregar mengatakan saat ini negara Indonesia sedang dalam persoalan ekonomi. Covid-19 belum selesai dan dampak perang Rusia Ukraina mengganggu kebutuhan ekonomi masyarakat seperti, industri dan harga minyak goreng yang mahal.

"Terkait kedelai kita itu produksi nasional baru memenuhi kebutahan hanya 15 sampai 20 persen. Lahan kita luar biasa, target kita 50 ribu hektare tanaman," pungkasnya. (Filmon Hasrin).***