NTT
Rabu, 15 Februari 2023 17:33 WIB
Penulis:redaksi
KUPANG (Floresku.com) — Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Nusa Tenggara Timur Linus Lusi, S.Pd, MPd, Selasa (14/2) melantik 57 kepala sekolah baik SMA, SMK, dan SLB yang tersebar di daratan Timor, Sabu Raijua, Sumba, Flores, hingga Alor.
Jabatan baru tersebut sangat strategis terkait kualitas lulusan yang dihasilkan melalui kerja sama harmonis semua stakeholder di lingkup institusi pendidikan bersangkutan.
“Jabatan baru ini tentu bukan sekadar gagah-gagahan tetapi disertai tanggungjawab besar menjadikan sekolah sebagai institusi pendidikan pencetak sumber daya manusia handal,” ujar Kepala SMK Negeri 1 Larantuka Lusia Yasinta Tuty Fernandez, S.Pd melalui keterangan yang diterima di Kupang, Selasa (14/2).
Menurut Fernandez, sarjana Bahasa Inggris jebolan Universitas Nusa Cendana, Kupang, jabatan itu memberi kesadaran bahwa menjadi pemimpin di satuan pendidikan manapun seperti kepala sekolah, merupakan media untuk melayani, bukan untuk dilayani.
Kerja sama yang terjalin antara pemerintah, sekolah, orantgtua murid, komite sekolah, siswa, dan masyarakat merupakan garansi mencapai mutu pendidikan yang ideal di kalangan murid sebagaimana dialami ‘bocah ajaib’ Nono dari Amarasi, Kabupaten Kupang.
“Nono seorang siswa berprestasi. ’Bayi ajaib’ itu menjadi inspirasi keluarga besar SMK Negeri 1 Larantuka menjadikan sekolah kami institusi pencetak SDM andal yang akan menjadi persembahan terindah kami dari ujung timur Flores, nusa bunga untuk nusantara. Ada tanggungjawab besar saya bersama rekan-rekan guru, karyawan, komite sekolah, dan siswa. Publik tahu, Flores Timur banyak menghasilkan SDM unggul di seantero nusantara dan dunia. Semua dimulai dari lembaga pendidikan menengah. Ini juga inspirasi kami bekerja dengan hati,” lanjut Fernandez.
Nono atau Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay ialah anak berusia 7 tahun asal NTT yang dikenal luas karena telah memenangkan lomba Matematika tingkat internasional. Nono meraih Juara 1 Lomba Matematika Internasional (International Abacus World Competition) tahun 2022 yang diselenggarakan Abacus Brain Gym (ABG).
Fernandez menambahkan, pendidikan berkualitas menjadi garansi kemajuan dan peradana sebuah bangsa.
Oleh karena itu, semua komponen pendidikan, terutama guru, pemerintah, orangtua, siswa, dan masyarakat menjadi penentu kualitas pendidikan.
Hal tersebut, ujar Fernandez, selalu diingatkan Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat dan Dinas Pendidikan NTT dan Kabupaten Flores Timur, sehingga bekerja sepenuh hati memajukan kualitas peserta didik dari berbagai aspek menjadi hal utama.
“Saya masih ingat kata-kata Pak Gubernur saat berada di Larantuka tahun 2018. Beliau ingatkan bahwa anak-anak harus sekolah, tidak boleh berhenti. Orangtua harus selalu mendorong anak-anak agar sekolah demi masa depan mereka sendiri. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Pak Linus juga selalu mengingatkan agar mengurus pendidikan sepenuh hati pendidikan,” lanjut Fernandez.
Fernandez mengatakan dalam sejarah perjalanan pendidikan daerah, Flores Timur dikenal sebagai salah satu kabupaten yang melahirkan banyak SDM handal, intelektual, dan aneka profesi.
Mereka tak hanya berkiprah di daerah maupun di tingkat nasional, namun juga di tingkat global. SDM handal ini lahir dari berbagai institusi pendidikan dasar dan menengah yang dikelola dengan hati.
NTT dan Indonesia, ujar Fernandez, tentu mengenal sejumlah tokoh yang pernah berkiprah di bidangnya seperti ahli pendidikan Dr Jan Riberu, Kleden bersaudara: sosiolog Dr Ignas Kleden, filsuf Dr Leo Kleden, pimpinan SVD sedunia Dr Budi Kleden, mantan anggota DPR RI Dr H. Ali Taher Parasaong, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Dr Usman Kansong, staf pengajar UGM Dr Yos Inyo Fernandez, dua staf pengajar di Jerman, Dr Polykarpus Ulin Agan SVD dan Dr Fidelis Regi Waton SVD, dan lain-lain.
“Tugas baru ini tentu berat di masa virus korona yang mengglobal. Namun, saya yakin ini tugas akan jadi ringan dengan menyatukan seluruh kemampuan melalui kerjasama di antara para guru dan semua komponen,” kata Fernandez yang sebelumnya menjadi pelaksana tugas kepala sekolah.
Salah satu tugas yang akan dikerjakan bersama yaitu meningkatkan kompetensi guru dengan mengikutsertakan mereka dalam berbagai lokakarya maupun diklat, menjadi guru penggerak, pengajar praktek, fasilitator bahkan instruktur. Selain itu, mengikutsertakan para siswa dalam berbagai lomba guna meningkatkan kemampuan intelektual dan daya saing di antara mereka.
“Kami para guru mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas intelektual siswa. Kami harus menjadi gudang ilmu bagi siswa, memiliki metode yang bagus untuk mentransfer ilmu yang kami miliki kepada para siswa,” lanjut Fernandez.
Dalam kepemimpinannya, sikap tegas, adil, dan bijaksana dalam membuat keputusan menjadi hal utama. Juga dalam hal melakukan supervisi terhadap kerja bawahan, termasuk memperhatikan kesejahteraan mereka. “Hal-hal menjadi komitmen saya dan bila berjalan dengan baik, semua warga sekolah pasti bekerja sama untuk menyukseskan semua program yang sudah direncanakan bersama,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Linus mengingatkan, menjadi pemimpin, kepala, adalah seni bagaimana mengarahkan, memotivasi, memberi teladan, dan mempengaruhi untuk mewujudkan visi pendidikan.
Karena itu, ujarnya, dalam suatu unit pendidikan membutuhkan kepala kekolah.
“Menjadi kepala sekolah di era kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur dalam slogan NTT Bangkit, NTT Sejahtera butuh nyali, komitmen, loyalitas, militansi, peduli, cerdas, membangun jaringan kerja dan menunjukkan ekspektasi dan cita-cita nyata. Karena itu, jangan di belakang atau di tengah tetapi di garda depan. Itulah pemimpin perubahan. Ingat, sekolahmu harus menjadi terdepan meraih karakter yang unggul, literasi yang mahir, numerasi yang cakap serta handal dalam pendidikan vokasional,” kata Linus. (*)
sebulan yang lalu
2 bulan yang lalu
3 bulan yang lalu