manggarai
Kamis, 21 Desember 2023 05:44 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
RUTENG (Floresku.com) - Kompyang atau Kompiang, nama kue berbentuk bulat oval ini sudah tak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat Manggarai. Bahkan, Kompyang kini menjadi teman minum Kopi bagi para wisatawan di destinasi wisata Premium Labuan Bajo, Flores.
Warna coklat kekuningan yang dimilikinya terbentuk oleh pembakaran di atas bara atau oven.
Di salah satu sisinya ada butiran-butiran Wijen yang disebut dalam bahasa Manggarai disebut ‘longa’. Itu sebabnya, masyarakat lokal menyebutnya sebagai Kompiang Longa.
Jika di dalam Kompiang diisi daging, maka disebut Kompiang Isi Daging.
Sekilas sejarahnya
Dari namanya, dapat diduga bahwa roti Kompiang atau Kompyang berasal dari negeri Tiongkok. Dugaan itu tentu tak keliru.
Sebab, menurut sejarahnya, Kompyang berasal dari Fuzhou, ibu kota Provinsi Fujian, Republik Rakyat Tiongkok. Dalam Dialek Jian'ou, Tiongkok disebut Guang-biang.
Konon, pada 1563, pahlawan Dinasti Ming, Qi Jiguang memimpin pasukannya ke Provinsi Fujian untuk berperang dengan perompak dari Jepang.
Qi Jiguang melihat bahwa para perompak Jepang selalu bisa melacak di mana pasukannya berkemah karena asap yang naik ke langit ketika prajurit menyiapkan makanan mereka, sedangkan dia mengetahui bahwa para perompak Jepang tidak punya masalah seperti itu, karena mereka membawa onigiri untuk kebutuhan makanan mereka.
Sehingga dia membuat sebuah jenis kue untuk mendukung para pasukannya.
Mayoritas orang yang berada di pasukannya adalah masyarakat yang tinggal di pesisir Provinsi Fujian.
Supaya mudah dibawa saat perang, masing-masing kue diberi lubang di bagian tengah agar bisa diuntai bersama.
Akhirnya, pasukan Qi Jiguang berhasil memenangkan pertempuran itu.
Untuk mengenang Qi Jiguang (戚继光), kue ini diberi nama guang bing ("光饼"), bing' (饼) sendiri artinya kue.
Kompiang Tarzan Ruteng
Di bumi Flores, mulanya Kompiang memang hanya ditemukan di kota dingin, Ruteng.
Sebab, yang berinisiatif memproduksi roti kompiang, adalah serorang ibu, keturunan China (Tiongkok) yang sudah menjadi warga Ruteng, Manggarai, yang dikenal sebagai ‘aci’ dari Toko Tarsan. Itu terjadi sekitar tahun 1983 silam.
Sekalipun diadaptasi dari roti Tiongkok, oleh inisiatornya di Ruteng, bentuknya dimodifikasi sehingga tampak berbeda.
Jika di negeri asalnya, Tiongkok, Kompiang memiliki lubang di tengahnya, oleh produsennya di Ruteng, Manggarai dibuat tanpa lubang.
Roti Kompiang yang diproduksi dan dijajakan di toko Tarzan Ruteng memang laris manis.
Soalnya, hampir semua warga Kota Ruteng gemar menjadikanya sebagai teman minum kopi pagi atau sore.
Selain itu, warga dari luar kota Ruteng, hampir pasti menjadikan Kompiang sebagai ole-ole buat keluarganya.
Artinya, kalau Anda tidak mau ketinggalan roti Kompiang, Anda harus bersedia menyambangi toko Tarsan pada waktu pagi sekali.
Bahkan, ada yang sudah memesannya semalam sebelumnya, bahkan untuk jumlah yang banyak pesanan dilakukan beberapa hari sebelumnya.
Hadir pula di Labuan Bajo
Sejak beberapa tahun silam roti Kompiang sudah diproduksi pula di kota Labuan Bajo.
Roti Kompyan di Labuan Bajo bentuknya pun dimofikasi, tidak melulu bulat, tetapi ada juga yang pipih. Cita rasannya pun bervariasi.
Roti Kompyang di Labuan Bajo tersedia di beberapa tempat. Salah satu yang populer adalah Kompiang Komey.
Harganya relatif murah, ada yang Rp 1000 per buah, dan ada pula Rp 2000 per buah.
Jadi, bagi Anda yang sedang berada di Flores atau berlibur di Labuan Bajo jangan lupa menikmati Kompiang.
Dan, jika hendak kembali ke tempat asal, jangan lupa pula membeli oleh-oleh yang satu ini agar anggota keluarga yang belum pernah ke Flores tidak penasaran dengan rasanya.
Meski murah, dijamin roti Kompiang sangat lezat, terutama kalau dipakai sebagai teman minum kopi. Selamat mencoba! (Sandra). ***
sebulan yang lalu
2 bulan yang lalu
3 bulan yang lalu