Lebih Dekat dengan Ekuador, Negeri Tanpa Bau Badan

Senin, 21 Agustus 2023 14:39 WIB

Penulis:redaksi

Editor:redaksi

quito-cotopaxi-main.jpg
Berwisata dengan menunggang kuda di Ekuador (www.mensjournal.com)

QUITO (Floresku.com) - Republik Ekuador adalah sebuah negara di Amerika Selatan bagian barat laut, berbatasan dengan Kolombia di utara, dengan Peru di timur dan selatan, dan dengan Samudra Pasifik di barat. 

Negara ini juga termasuk Kepulauan Galapagos di Pasifik, sekitar 965 km sebelah barat daratan utama.

 Ekuador terletak pada khatulistiwa (Ecuador adalah bahasa Spanyol untuk "khatulistiwa") dan mempunyai wilayah sebesar 272.045 km². 

Negara ini juga merupakan salah satu dari dua negara di Amerika Selatan yang tidak berbatasan dengan Brasil, selain Chili.

Quito adalah ibu kota Ekuador. Republik Ekuador merupakan salah satu dari tiga negara yang muncul dari jatuhnya Gran Colombia pada 1830 (lainnya adalah Kolombia dan Venezuela).

Negara berpeduduk 17,8 juta (2021) menggunakan Bahasa Spanyol atau Kastila adalah suatu bahasa Iberia-Roman dari Spanyol, dan bahasa ketiga yang paling banyak digunakan di dunia. 

UNIK, TAK ADA BB

Seorang Indonesia yang telah lama tinggal di Ekuador bersaksi bahwa negara ini memiliki banyak keunikan. Seperti orang Indonesia, masyarakat Ekuador peramah dan cinta damai.

Secara fisik, pada umumnya orang Ekuador berpenampilan fisik menarik, cantik dan ganteng.

Yang paling unik,  di Ekuador tidak pernah tercium bau badan (BB) manusia.

Meskipun setelah bekerja seharian bahkan terkadang hingga malam, ia tidak  pernah mencium aroma tidak sedap dari  tubuh sendiri atau tubuh rekan kerjanya yang lain.

Sejauh pengalamannya ia belum pernah mencium BB penduduk Ekuadori meskipun bekerja di lapangan dan berpanas-panasan. 

Ia menduga hal ini disebabkan di Ekuador orang tidak mudah berkeringat, karena kelembaban udara yang  rendah di banding Indonesia sehingga mikroba penyebab bau badan tidak mudah tumbuh dan berkembang di ketiak manusia, akibatnya bau badan tidak timbul.

SEJARAH

Kekaisaran Inka

Negara Ekuador asalnya merupakan sebagian dari Kekaisaran Inka pada abad ke-15. Atahualpa anak pemerintah Inka yang bernama Huayna Capac dilahirkan di Quito. 

Tapi ia tidak menerima kekuasaan pemerintahan dari pemerintah Inka. 

Sebaliknya Huascar yang dilahirkan di Cusco yaitu ibu kota Kekaisaran Inka.

Kekaisaran Inka terbagi atas 2 bagian yaitu Atahualpa dengan ibu kotanya Quito dan Huascar dengan ibu kota Cusco.

Pendaratan Spanyol

Lalu pelayar Spanyol bernama Francisco Pizarro tiba di Kekaisaran Inka dan bermulalah perang saudara. Atahualpa setuju menerima bantuan Spanyol untuk menghadapi seterusnya Huascar.

Melalui tipu muslihat, Spanyol menguasai pelabuhan di Cajamarca, dan menangkap Atahualpa saat Perang Cajamarca dan menjadikannya sebagai tebusan dan menuntut sejumlah emas jika mau dibebaskan. 

Ketika masih ditahan, Atahualpa merencanakan pembunuhan kakandanya Huascar di Cusco. 

Kemudian Spanyol berhasil menguasai Kekaisaran Inka .Tentara Spanyol telah membayar semua meriam tentara Kekaisaran Inka dan sebuah koloni dibangun sebagai pusat pemerintahan yang terletak di Peru.

Kemerdekaan

Semua penduduk asli dipaksa menjadi pekerja rodi bagi tuan tanah keturunan Spanyol ini. Tahun 1563, Quito mempunyai wakil di Spanyol dan sebagian Peru dilantik Gubernur/Wuzurai. Ibu kotanya terletak di kota Lima kini.

Hampir 300 tahun penjajahan Spanyol, Quito mempunyai penduduk sebanyak 10.000 dan tahun 1822 Ekuador menyertai Simón Bolívar membentuk Republik Besar Kolombia. 

Kemudian Ekuador berpisah pada tahun 1830.Pada abad ke-19 Gabriel Garcia Moreno membentuk negara ini tahun 1860 dengan bantuan Gereja Katolik Roma.

Pada akhir 1800-an permintaan buah cokelat mendadak naik di seluruh dunia dan menjadi ekspor utama Ekuador, yang banyak mengundang penduduk dari tanah tinggi ke tepian pantai untuk menjadi pekerja ladang-ladang tuan tanah Spanyol ini.

Revolusi 1895 yang dipimpin Eloy Alfaro telah mengurangi kekuasaan pemerintah. Perebutan kekuasaan militer berlaku pada tahun 1925. 

Tahun-tahun 1930-an dan 1940-an diperintah oleh José María Velasco Ibarra.Antara 1904 dan 1942, Ekuador kehilangan wilayah dalam rentetan konflik dengan tetangganya.

Pada 1941 sebuah konflik wilayah dimulai antara Ekuador dan Peru. Pada bulan Juli 1941, 11.681 tentara Peru berperang dengan tentara Ekuador sebanyak 5.300 orang di selatan. 

Pada tanggal 5 Juli 1941 tentara Peru menyeberangi Sungai Zarumilla di Ekuador. Pada tanggal 23 Juli 1941, sekali lagi tentara Peru menyeberangi Sungai Zarumilla dan memasuki wilayah El Oro. 

Seterusnya menguasai wilayah Loja. Peru menyegel Pelabuhan Guayaquil dan menyegel perbekalan kepada pasukan Ekuador. 

Atas tekanan Amerika Serikat dan beberapa negara Amerika Latin, Peru dan Ekuador menandatangani Protokol Rio pada 29 Januari 1942 dalam usaha berhadapan dengan Blok Poros semasa Perang Dunia Kedua. Beberapa wilayah telah diserahkan kepada Peru.

Pada tahun 1960-an pekerja asing membangun industri minyak di wilayah Amazon kcuador. Komunitas Andes memasang pipa minyak dari timur ke pelabuhan dan menjadikan Ekuador penghasil minyak kedua besar di Amerika Selatan.

Pada tahun 1960-an junta tentara mengadakan perebutan kekuasaan. Pada tahun 1979 demokrasi dipulihkan kembali. 

Pada tahun 1982 pemerintahan berhadapan dengan krisis ekonomi, inflasi, penyusutan belanja, nilai mata uang merosot, industri lumpuh dan pemerintahan tidak lagi stabil.

Salah urus oleh regim tentara pada tahun 1970-an menyebabkan Ekuador ketinggalan dibandingkan negara-negara tetangganya.

Beberapa perang kembali terjadi hingga 26 Oktober 1999 ketika para presiden, Jamil Mahuad (Ekuador) dan Alberto Fujimori (Peru) menanda tangani "Acta de Brasilia". 

Peru memberikan 1 kilometer persegi (yang disebut "Tiwintza") kepada Ekuador dalam wilayahnya di mana 14 tentara dimakamkan; selain itu keduanya juga menanda tangani persetujuan perdagangan dan navigasi di mana Ekuador mendapatkan hak navigasi tak terbatas di Sungai Amazon.

Pada bulan April 2005 Kongres Ekuador memilih Lucio Edwin Gutiérrez Borbúa sebagai presiden. Kemudian Wakil Presiden Luis Alfredo Palacio González mengambil alih jabatannya hingga pemilihan tahun 2006.

GEOGRAFI

Ecuador terbagi atas wilayah Lautan Pasifik dan La Costa, di sepanjang pantai.

La Sierra di mana Sierra berarti gergaji, merupakan kawasan pegunungan termasuk Pegunungan Andes.

El Oriente (berarti timur) meliputi Hutan Hujan Amazon di timur, mempunyai 5% penduduk Ekuador.

Kepulauan Galapagos seluas 1000 kilometer persegi terletak di barat, dalam Lautan Pasifik.

Ibu kota Ekuador Quito terletak di wilayah Sierra. Kota terbesar ialah Guayaquil yang terletak di Guayas dalam pantai Cotopaxi.

Ekuador dikarunia dengan kekayaan geografis, aneka fauna dan flora serta keindahan budaya dan alam yang memukau.

POLITIK

Politik Ekuador terbagi atas sistem presiden dan demokrasi perwakilan. Presiden Ekuador menjabat kepala negara republik dan kepala pemerintahan di mana sistem multipartai diamalkan.

 Kekuasaan eksekutif bertindak sebagai pemerintah. Kekuasaan yudikatif dibentuk oleh pemerintah dan Kongres Nasional Ekuador.

Suasana kampanye di Ekuador menjelang Pilpres tahap terama, 20 Agustus 2023.

Presidennya sekarang adalah Rafael Vicente Correa Delgado (sejak 25 Januari 2007).

Wakil Presiden Ekuador: Lenin Moreno (sejak 15 Januari 2007)

Barisan Kabinet: 10 menteri dan 7 sekretaris yang dilantik oleh presiden.

Pemilu: Presiden dan Wakil Presiden dipilih berdasarkan tiket yang sama, universal dan Pemilu 4 tahun sekali.

Hubungan diplomatik

Ekuador merupakan anggota PBB, Kelompok Rio, Sistem Ekonomi Amerika Latin, Persatuan Integrasi Amerika Latin dan Pakta Andes.

Ekuador sangat dekat dengan Amerika Serikat. Tapi pada tahun 2006, perusahaan Occidental yaitu penghasil minyak bumi Utara Amerika telah menyebabkan hubungan tegang antara Ekuador-Amerika. 

Pemerintah Ekuador menyatakan perjanjian pengeluaran minyak selama ini tidak sah dan Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) tidak dapat dilaksanakan. Perjanjian Atpdea mungkin dapat mengurangkan pergantungan kepada Amerika.

Secara administratif Ekuador terbagi atas 22 negara bagian/provinsi yang masing-masing memiliki ibu kota.

AGAMA

Lebih-kurang 68 persen dari penduduk Ekuador beragama Katolik Roma dan banyak yang mengamalkan agama itu. Di kawasan-kawasan pedalaman amalan-amalan kepercayaan lama bercampur-aduk dengan amalan agama Kristen.

Seperti di setiap negara Amerika Latin yang lain, penganutan agama Protestan telah meningkat dengan tinggi, terutamanya di kawasan-kawasan pedalaman yang miskin. Golongon-golongan yang mengikuti agama lain seperti Saksi Yehuwa dan Gereja Mormon juga didapati sedang meningkat.

Terdapat penganut agama Islam tetapi jumlah mereka hanya beberapa ribu saja. Masyarakat Yahudi berjumlah 1000 orang dan kebanyakan berasal dari Jerman dan Italia.

Terdapat juga sejumlah kecil yang masih termasuk kelompok Yahudi Sefardi (Yahudi-Spanyol). Kebanyakan nenek-moyang mereka ini sudah memeluk agama Kristen.

PENDIDIKAN

Sistem pendidikan publik bersifat bebas pada proses belajar mengajar dan pendidkan adalah wajib dari usia lima sampai 14 tahun. 

Penyediaan sekolah umum mengalami masalah kekurangan pada standar minimal yang diperlukan, dan jumlah siswa di dalam kelas sering kali sangat besar, dan keluarga yang memiliki terbatas tetap harus untuk membayar mendapatkan pendidikan. 

Di daerah pedesaan, hanya 10% dari anak-anak yang mengenyam pendidikan tinggi. Departemen Pendidikan menyatakan bahwa jumlah rata-rata tahun selesai adalah 6.7.

Ekuador memiliki 61 universitas, menawarkan gelar sarjana dengan keterbatasan kualitas staff pengajar yang hanya 87% dari staf pengajar di universitas publik memiliki gelar Master, dan kurang dari 1% memiliki gelar doktor (PhD). 

Sekitar 300 lembaga yang lebih tinggi menawarkan dua atau tiga tahun pasca-sekolah menengah kejuruan atau pelatihan teknis.Cañar (Azogues). 

EKONOMI

Ekonomi Ekuador adalah yang terbesar kedelapan di Amerika Latin dan terbesar ke-69 di dunia berdasarkan total PDB. (Lihat Grafik).

Kerja sama ekonomi dengan Indonesia

Sejak 14 September 2020 Agung Kurniadi menjadi duta besar Indonesia di Ekuador.

Kerjasama ekonomi Indonesia dengan Ekuador memiliki banyak peluang yang dapat terus dikembangkan. 

Dalam bidang perdagangan, Ekuador merupakan pasar non-tradisional dan mitra terbesar ke-5 bagi Indonesia di Amerika Latin setelah Brazil, Argentina, Chile dan Peru.

Total nilai perdagangan bilateral sepanjang tahun 2020 mencapai US$ 250,58 juta. Sedangkan pada periode yang sama tahun 2019, total perdagangan tercatat sebesar US$ 232,48 juta. 

Ekspor Indonesia ke Ekuador periode 2020 sebesar US$ 47,81 juta, sementara itu nilai impor adalah sebesar US$ 202,75 juta.​

Neraca perdagangan bilateral selama 20 tahun terakhir selalu surplus untuk Indonesia, namun sejak 2017 selalu mencatat defisit untuk Indonesia. 

Produk kakao adalah item impor terbesar dari Ekuador. Saat ini Ekuador juga terus gencar meningkatkan ekspor produk pertanian, perkebunan serta perikanan, khususnya tembakau dan bunga potong ke Indonesia.

Ekspor Indonesia ke Ekuador utamanya adalah alat transportasi, mesin dan peralatan mekanis, produk kertas, hasil industri pengolahan karet, dan hasil industri besi baja. 

Mencermati potensi pasar Ekuador dan kebijakan pemerintah Ekuador yang cukup aktif menjalin hubungan, terbuka peluang untuk meningkatkan ekspor Indonesia.

Produk otomotif pabrikan Indonesia merupakan salah satu komoditi yang banyak diminati pasar Ekuador dan memiliki potensi untuk ditingkatkan volume ekspornya. 

Dari berbagai pelaksanaan pertemuan bisnis maupun partisipasi dalam sejumlah pameran, perwakilan RI di Quito mendapatkan kesimpulan bahwa komoditi Indonesia yang banyak diminati antara lain produk kertas, peralatan medis, furniture modern, serta suku ca​dang.***