Mimpi yang Mulai Jadi Realita: Koperasi Merah Putih dan Asa Ekonomi Warga Sikka

Rabu, 26 November 2025 09:29 WIB

Penulis:redaksi

Editor:redaksi

ferdy.jpg
Kepala Dinas Koperasi, Perdagangan, dan Industri Kabupaten Sikka, Ferdy Lepe, SE (Herry Fdz)

MAUMERE (Floresku.com) - Koperasi Desa Kelurahan Merah Putih (KDKMP) hadir sebagai denyut baru bagi masyarakat Kabupaten Sikka—sebuah tumpuan ekonomi rakyat yang diharapkan mampu memutus rantai kemiskinan yang telah begitu lama membayangi wilayah ini. 

Program ini menjadi kepanjangan tangan visi Presiden Prabowo Subianto yang mencita-citakan keadilan sosial mewujud nyata bagi seluruh rakyat Indonesia melalui gerakan koperasi yang berdiri tegak dari desa.

Sejak dicanangkan sebagai program nasional pada Juni 2025, KDKMP di Kabupaten Sikka berkembang dengan penuh harapan namun juga penuh ujian. Proses pendirian yang panjang—mulai dari musyawarah, pengurusan akta, 

NPWP, NIB, hingga administrasi yang menumpuk—membuat banyak pengurus berada pada titik jenuh. Sebagian bahkan memilih mundur karena merasa menunggu tanpa kepastian di tengah kabar simpang siur.

Namun, penantian panjang itu mulai menemukan cahaya. Kegiatan “Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pengurus KDKMP” yang kini dilakukan secara nasional membawa suasana baru, sebuah tanda bahwa program ini mulai bergerak, bukan lagi sebatas wacana.

Di sela kesibukan, Kepala Dinas Koperasi, Perdagangan, dan Industri Kabupaten Sikka, Ferdy Lepe, SE, menerima jurnalis Floresku.com dan menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan memperkuat pengetahuan para pengurus, membentuk karakter pengelola yang berkualitas dan berkapasitas, serta memastikan KDKMP mampu diimplementasikan secara benar dan tepat sasaran.

Ferdy menyampaikan dengan penuh keyakinan bahwa seluruh kelurahan yang belum mengambil akta pendirian akan selesai dalam bulan ini. Koordinasi dengan notaris telah berjalan, dan pemerintah daerah telah menyiapkan penyelesaian keuangan melalui perubahan anggaran pada Oktober lalu.

Namun, persoalan lain muncul: lahan gerai KDKMP. Kelurahan tidak menghadapi kesulitan berarti karena banyak memiliki aset pemerintah. 

Tetapi desa, yang hampir tidak memiliki tanah pemerintah, kini menjadi tantangan yang bisa menghambat pembangunan 194 gerai KDKMP di Sikka. Meski begitu, Ferdy tetap optimis. 

Para camat dan kepala desa diminta mendata seluruh potensi wilayah, sementara pemerintah daerah terus berkoordinasi dengan pusat untuk memastikan regulasi berjalan.

Isu pengunduran diri pengurus di beberapa desa tak hanya disebabkan proses administrasi yang panjang, tetapi juga soal kurangnya apresiasi. Beberapa pengurus merasa kerja keras mereka sejak awal tidak diakui negara, sementara kehadiran elemen lain seperti PMO dan BA dinilai seolah lebih dihargai. 

Ferdy menegaskan bahwa kabar itu keliru: PMO dan BA bukan pesaing, melainkan pendamping sementara yang tugasnya membantu kelancaran program sebelum sepenuhnya diserahkan kepada para pengurus desa dan kelurahan.

Dengan suara tegas, ia menyatakan bahwa para penguruslah yang kelak memegang kendali KDKMP, bukan pihak lain. Karena itu, ia berharap pelatihan tiga hari ini menjadi ruang pembelajaran yang membuka wawasan, membangun kedisiplinan, dan menguatkan komitmen pengurus untuk mengawal mimpi ekonomi masyarakat Sikka.

“Saya berharap para pengurus sungguh serius mengikuti seluruh sesi. KDKMP adalah jalan untuk menjawab persoalan ekonomi desa sekaligus harapan masa depan masyarakat yang lebih cerah daripada hari kemarin,” ujarnya penuh optimisme.

Di tengah segala perjuangan, keraguan, dan kelelahan, satu hal tetap menyala: harapan. 

Harapan bahwa KDKMP bukan sekadar program, tetapi gerakan perubahan sosial—gerakan rakyat yang ingin berdiri tegak, bermartabat, dan berdaya di tanahnya sendiri. (Herry Fdz).