Pertanian
Kamis, 21 November 2024 10:52 WIB
Penulis:redaksi
PILKADA Nagekeo 2024 tinggal enam hari lagi. Sebagai pemilih rasional, warga Nagekeo semestinya memastikan diri untuk menimbang-nimbang mana paslon yang paling berkomitmen dan berkompeten untuk melanjutkan perubahan yang sudah terjadi sejauh ini.
Tak usah membuang-buang waktu dan energi
Dalam era dimana segala sesuatu berubah begitu cepat dengan tingkat kompetisi antara daerah semakit ketat, masyarakat Nagekeo mesti bersatu hati dan berkolaborasi untuk melanjutkan perubahan yang sudah dimulai pada periode 2018-2023.
Masyarakat Nagekeo tak perlu membuang-buang energi dan waktu untuk mencari pemimpin yang harus memulai segala sesuatu dari awal lagi. Atau mencoba-coba mencari-cari titik tolak untuk memulai suatu perubahan.
Cara paling efektif untuk melanjutkan perubahan yang sudah terjadi, adalah memilih pemimpin yang terbukti sudah melakukan perubahan.
Apalagi memberi amanat kepada paslon untuk memangku kepemimpinan dua periode, bukanlah hal yang ‘haram’, tetapi sebaliknya ‘halal’ karena diizinkan oleh Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Pasal 58 huruf o undang-undang ini menegaskan calon kepala daerah harus memenuhi syarat antara lain belum pernah menjabat sebagai kepala daerah selama dua kali masa jabatan dalam jabatan yang sama.
Mari memberi amanat untuk Don-Marianus
Menurut perhitungan rasional, paslon yang paling pantas untuk melanjutkan perubahan di Nagekeo untuk periode 2024-2029 adalah Don-Marianus dari Paket Yes Jilid 2.
Mengapa? Jawabannya sederhana saja. Ketika memimpin Nagekeo selama periode 2018-2023, Don-Marianus telah berhasil menciptakan kesadaran bersama atas krisis yang dihadapi Nagekeo, terutama selama pandemi Covid-19.
Dalam semangat ‘too jogho waga sama’, Don-Marianus juga berhasil menggerakkan seluruh ASN dan seluruh rakyat Nagekeo untuk bersama-sama mengatasi krisis dan mengerjakan berbagai agenda perubahan pada kurun waktu 2019-2023
Alhasil, , Don-Marianus bersama seluruh rakyat Nagekeo berhasil mencetak perubahan-perubahan signfifikan di berbagai sektor. Di sektor pertanian, beberapa prestasi Don-Marianus dapat disebutkan di sini.
Sukses Melaksanakan Program SIMURP
Don-Marianus menyatakan selama periode 2018-203, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagekeo memberi perhatian besar terhadap irigasi di Mbay. Hal itu dilakukan sejalan dengan visi dan misi yang tercantum dalam Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Bupati dan Wakil Bupati.
Sejak tahun pertama, Pemda Nagekeo telah menghadirkan ahli pertanian untuk penelitian produktivitas lahan sawah di Irigasi Mbay.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesuburan tanah semakin berkurang akibat penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang tinggi.
Oleh karena itu, Don-Marianus meluncurkan Program Modernisasi Irigasi Strategis dan Rehabilitasi Mendesak Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP).
Melalui program SIMURP, Don menerangkan, Komisi Irigasi dapat mengatur penggunaan obat-obatan dan pupuk dengan lebih bijak, serta menetapkan pola pembagian air irigasi yang lebih efektif.
Sukses Merevitalisasi Irigasi Mbay
Dalam konteks SIMURP, Don-Marianus melakukan revitalisasi irigasi guna mendorong produktivitas, sehingga produksi pertanian meningkat.
Sebagaimana diketahui luas areal sawah (fungsional) membutuhkan pengairan dari Irigasi Mbay seluas 3.624,25 ha. Dari luas areal sawah tersebut, sawah pada irigasi Mbay dapat menghasilkan gabah dengan index pertanaman 2,5 persen sebanyak 36.141,50 ton
Program SIMURP terbukti efektif. Nagekeo menjadi salah satu kabupaten yang mengalami surplus beras.
“Gabah sebanyak itu dapat menghasilkan beras (rendemen 60℅) sebanyak 21.684,90 ton per tahun," tulis Tribunflores.com, Rabu, 9 Maret 2022, mengutip keterangan Olivia Mogi, Kepala Dinas Pertanian Nagekeo, yang menjabat saat itu.
Menurut Olivia, kebutuhan beras per jiwa sebanyak 11 kg per bulan atau kebutuhan beras untuk penduduk Nagekeo per bulan tahun 2020 sebesar 1.619,079 ton atau per tahun 19.428,948 ton .
Apabila dihitung dari produksi beras yang dihasilkan dari irigasi Mbay untuk pemenuhan pangan masyarakat di Kabupaten Nagekeo, maka masih ada surplus sebabyak 2.256 ton.
Surplus beras tersebut dapat mengantisipasi kebutuhan beras masyarakat Nagekeo untuk 1 bulan kedepan. Karena produksi beras setahun dari daerah irigasi Mbay sebanyak 21.684,90 ton per tahun dan kebutuhan beras setahun bagi masyarakat Nagekeo sebanyak 19.428,948 ton
Masih dalam konteks SIURP dan sejalan dengan Kebijakan Pemerintahan Pusat untuk mengatasi kemerosotan aktivitas ekonomi akibat pandemi Covid-19, maka di tengah tekanan pandemi Covid-19 tahun 2020-2021, Don-Marianus, Indonesia, melaksanakan kegiatan rehabilitasi jaringan dan tubuh bendung Soetami di Daerah Irigasi Mbay yang menelan anggaran senilai kurang lebih Rp53,8 miliar.
"Selama pandemi, sesuai panduan dari pemerintah pusat, Pak Don dan saya berusaha mengadakan sejumlah program untuk terus menggerakan perekonomian. Sebagai contoh, kami mengadakan pogram Padat Karya untuk pembangunan fisik saluran serta sarana dan prasarana yang melibatkan 41 kelompok Petani Pemakai Air (P3A) irigasi persawahan di Kabupaten Nagekeo.
Melalui langkah-langkah seperti itu, para petani dapat memiliki aktivitas sehingga roda ekonomi tetap bergulir,’ ungkap Marianus Waja kepada tim media ini beberapa waktu lalu.
Alhasil, selama pandemi Covid-19 Pemkab Nagekeo melalui Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Transnaker) sukses membangun kurang lebih 17, 5 Kilometer saluran pengairan (irigasi) permanen di kawasan persawahan Mbay.
Mengutip rri.go.id (13/1/2022), Plt Kepala Dinas Transnaker Kabupaten Nagekeo Aurelio Herry Assan menjelaskan bahwa pembangunan saluran irigasi tersier dan yang tersebar di 41 Kelompok Petani Pemakai Air (P3A) merupakan upaya Pemkab Nagekeo mendongkrak pendapatan masyarakat yang mengalami kemerosotan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Herry menyebutkan, anggaran yang dialokasikan guna membangun 17, 5 Kilometer saluran tersier dan sub tersier tersebut bersumber dari Biaya Tak Terduga (BTT) hasil refocousing dan realokasi tahun 2020 sebesar Rp.8.265.548.500 dan BTT tahun 2021 senilai Rp.4.499.999.754.
Sementara itu Ketua P3A di area persawahan Mbay KM 1.5 Kiri, Osan Ari Asso mengakui bahwa program padat karya tunai (PKT) yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Nagekeo selama masa paandemi Covid-19 sangar besar manfaatnya bagi petani khususnya kelompok petani di KM 1.5 Kiri di desa Aeramo.
Selain mendapatkan PKT yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari selama masa pandemi, revitalisasi saluran irigasi membawa dampak yang sangat bagus.
“Kalau sebelumnya dari lahan sawah setengah hektare kami hanya memenen sekitar 5 karung padi, maka setelah irigasi ini dibenahi, hasil panen bisa mencapai 20 karung,” kata Osan sebagaimana dikutip media ini beberapa waktu lalu.
Memasuki tahun 2022, Don-Marianus melanjutkan revitalisasi irigasi. Kali ini pekerjaan diarahkan ke rehabilitasi Bendung dan jaringan irigasi di Daerah Irigasi Mbay yang dimulai sejak 2022.
Ada pun item pekerjaan yang dilakukan antara lain rehabilitasi bantalan, perbaikan pintu air Bendungan Sutami, pekerjaan rehabilitasi saluran induk (Primer), saluran Sekunder, saluran tersier dan rehabilitasi saluran pembuang.
Untuk mengantisipasi penutupan air saluran Sekunder II pada tahun 2022 dan penutupan air secara keseluruhan di Daerah Irigasi Mbay pada paruh kedua tahun 2023, Don-Marianus kemudian melakukan penguatan kelembagaan pengelola irigasi dengan membetuk Komisi Irigasi, dan kelompok-kelompok Perkukupan Petani Pemakai Air (P3A).
Langkah ini diambil agar selama pekerjaan revitalisasi tersebut area persawahan mencapai 1000 hektare tetap mendapat pasokan air sehingga para petani dapat melakukan aktivitas pertanian secara normal.
Komisi Irigasi Nagekeo Mendapatkan Predikat Baik
Di bawa kepemimpinan Don-Marianus, Komisi Irigasi Nagekeo bekerja efektif sehingga mendapatkan penilaian sangat baik dariPemerintah Pusat melalui Ditjen Bina Bangda Kemendagri.
Predikat baik itu dinyatakan berdasarkan evaluasi kinerja Komisi Irigasi yang punya tugas berat di daerah yaitu menjaga ketahanan pangan nasional melalui pemeliharaan dan pembangunan irigasi.
“Komisi Irigasi Nagekeo luar biasa, sejak pertama kali terbentuk tahun 2022 sudah menunjukkan kinerja yang bagus serta dukungan APBDnya kuat” ungkap Dadan Hermajanda selaku Tim Leader IDPIM Simurp NPIU Bina Bangda Pusat dan Regional Nusa Tenggara Timur saat menghadiri sidang kedua Komisi Irigasi Nagekeo Kamis, 30 November 2023 lalu.
Membuat ‘Mbay Natural Rice’ Eksis
Masih terkait pertanian, selama memimpin Nagekeo periode 2018-2023, Don-Marianus juga terbukti berhasil meraih prestasi sebagai Mitra Pengendalian Inflasi Terkolaboratif Kabupaten/Kota Non IHK Wilayah Nusa Tenggara Timur Tahun 2022.
Torehan prestasi ini tidak terlepas dari kerja kolaboratif Pemda Nagekeo yang menggandeng PT Pandawa Agri Indonesia dalam menciptakan brand Mbay Natural Rice.
Don mengatakan bahwa Ekosistem Beras Natural Mbay adalah hasil kolaborasi antara pemerintah, pihak swasta, dan juga stakeholder lokal terkait ini tidak hanya diterapkan pada petani padi namun juga pada nelayan, perkebunan, dan lainnya.
Kolaborasi Ekosistem Beras Natural Mbay yang menghasilkan produk lokal yang dinamakan Mbay Natural Rice ini perlahan menghidupkan kembali pertanian padi di Mbay.
Menurut Don, pada masa lalu, sejak bencana yang menimpa Mbay pada tahun 1971, produksi beras petani Mbay cenderungmenurun. Mulanya produktivitas mencapai 8 ton per hektar, kemudian turun menjadi 4 ton per hektar.
Akan tetapi sejak tata kelola budidaya padi diterapkan dalam Ekosistem Beras Natural Mbay, produksi padi bertahap naik bahkan kini menghasilkan hingga 6 ton per hektar.
Don mengatakan, pada mulanya, Ekosistem Beras Natural Mbay ini merupakan tantangan yang berhasil dijalankan oleh PT Pandawa Agri Indonesia untuk mengurangi penggunaan pestisida pada tanaman padi di Mbay.
Tiga bulan pertama (awal tahun 2019, red) Don-Marianus mengikuti tanam perdana Mbay Natural Rice.
Kemudian, pada ulang tahun Kabupaten Nagekeo yang ke-15 pada Desember 2022, PT Pandawa Agri Indonesia bersama petani binaan dan Pemkan Nagekeo sudah bisa melakukan soft launching perdana Mbay Natural Rice.
Ekosistem Beras Natural Mbay mengikutsertakan stakeholder terkait untuk menghasilkan produk lokal premium yang bernama Mbay Natural Rice. Dalam prosesnya, dari hulu ke hilir, berbagai pihak saling bahu membahu hingga beras sehat ini dapat dirasakan manfaatnya terutama oleh masyarakat Nagekeo.
Dari sisi hulu, petani Mbay mendapatkan pendampingan budidaya padi oleh PT Pandawa Agri Indonesia dalam menerapkan Teknologi PPAI (Teknologi Pendampingan Pandawa Agri Indonesia).
Sekadar infrmasi, Teknologi PPAI membantu petani meningkatkan produksi padi melalui aplikasi input yang seimbang sesuai dengan kebutuhan padi.
Pendampingan petani mengutamakan tujuh poin dalam Teknologi PPAI yaitu penggunaan benih bersertifikat, pupuk mikro lengkap, dekomposer jerami, pupuk silika, mikoriza, reduktan herbisida dan reduktan insektisida.
Petani: Don-Marianus Layak Dipilih Kembali
Melihat prestasi di berbagai sektor, terutama di sektor pertanian, para petani Nagekeo, tak terkecual yang berasal wilayah Aeramo, Marapokot dan Tonggrambang mengatakan, Don-Marianus layak dipilih kembali.
Karena kebijakan-kebijakan mereka sangat menyentuh kebutuhan masyarakat petani.
“Periode pertama, Don-Marianus bekerja efektif hanya dua tahun karena pandemi Covid-19. Tapi perubahan di sektor pendidikan, kesehatan, dan pertanian sakit sangat terasa,” ujar Boy Deru (32), seorang petani muda dari Tonggurambang.
Pieter, seorang petani yang aktif menjalankan program bersama Pandawa (PPAI) membenarkan ucapan Boy.
“Don-Marianus memang paling pantas dipilih kembali,” ujarnya. (Map/Tim media). ***