NTT Mart Dibuka di Labuan Bajo: Pariwisata Triliunan Rupiah, Saatnya Produk Rakyat Jadi Tuan Rumah

Selasa, 23 Desember 2025 13:33 WIB

Penulis:redaksi

mart lanb.jpeg
Suasana peresmian NTT Mart di Labuan Bajo, Minggu (21/12). (Istimewa)

LABUAN BAJO  (Floresku.com) – Di tengah derasnya arus pariwisata dan perputaran uang triliunan rupiah di Labuan Bajo, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur akhirnya mengambil langkah strategis: menghadirkan NTT Mart sebagai ruang nyata bagi produk rakyat untuk ikut menikmati kue ekonomi pariwisata.

NTT Mart resmi diluncurkan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Minggu (21/12). Kehadirannya bukan sekadar membuka toko baru, melainkan membawa pesan tegas: pariwisata tidak boleh hanya menguntungkan investor besar, tetapi harus menjadi lokomotif ekonomi rakyat.

Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena menegaskan bahwa Manggarai Barat adalah contoh daerah yang secara sadar dan rasional memilih pariwisata sebagai arah pembangunan. Pilihan itu, menurutnya, kini menunjukkan hasil nyata.

“Labuan Bajo hari ini adalah buah dari keputusan masyarakat Manggarai Barat yang sejak awal menjadikan pariwisata sebagai tulang punggung pembangunan,” ujar Melki dalam sambutannya.

Baca juga: 

Ia mengungkapkan, total perputaran ekonomi pariwisata di NTT telah mendekati Rp67 triliun, dan lebih dari separuhnya beredar di Manggarai Barat. Karena itu, kehadiran pusat pertumbuhan ekonomi seperti NTT Mart dinilai sangat relevan dan strategis.

“Kalau orang bicara Bali-nya Indonesia, ke depan itu ada di Manggarai Barat,” tegasnya.

Lebih jauh, Gubernur Melki menyebut NTT Mart sebagai wujud konkret demokrasi ekonomi sebagaimana diamanatkan Pasal 33 UUD 1945. Melalui skema ini, UMKM, IKM, dan koperasi tidak hanya dijadikan pelengkap, tetapi dilibatkan langsung dalam rantai produksi dan pemasaran.

Empat fondasi penguatan UMKM telah disiapkan pemerintah, mulai dari akses permodalan melalui KUR, pendampingan teknis, literasi keuangan, hingga kepastian pasar. NTT Mart, kata Melki, menjadi titik temu seluruh upaya tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTT, Zet Sony Libing, menjelaskan bahwa NTT Mart merupakan implementasi dari Dasa Cita Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, khususnya program “Dari Ladang dan Laut ke Pasar.”

“NTT Mart hadir untuk membeli, mempromosikan, dan memperluas pasar produk IKM dan UMKM Manggarai Barat agar ekonomi daerah benar-benar bertumbuh dari bawah,” jelasnya.

Pada tahap awal, NTT Mart by Dekranasda menampung produk dari 32 IKM dengan total 732 produk UMKM, mulai dari kuliner, kriya, hingga fesyen. Seluruh produk telah melalui proses kurasi dan memenuhi standar kelayakan edar.

Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, menyambut peluncuran ini sebagai langkah monumental. Menurutnya, NTT Mart adalah contoh nyata bagaimana ekonomi rakyat “dikeratkan” dengan pusat-pusat pertumbuhan baru.

“Rakyat harus menjadi subjek pembangunan, bukan sekadar penonton,” tegas Endi.

Ia menekankan bahwa keberhasilan NTT Mart tidak diukur dari kemegahan bangunan, melainkan dari kualitas dan daya saing produk rakyat. Jika kualitas dijaga, kata dia, kesejahteraan hanyalah soal waktu.

Dengan hadirnya NTT Mart di jantung destinasi super premium, pertanyaan kini bergeser: apakah pariwisata Labuan Bajo benar-benar akan berpihak pada rakyat? NTT Mart tampaknya menjadi jawab awal dari tantangan besar itu. (Tari). ***