Pengusaha Kios Kecil di Ende Ini 'Ambruk' Selama Pandemi

Sabtu, 04 Desember 2021 14:02 WIB

Penulis:redaksi

Editor:redaksi

pdagang di ende.JPG
Kios kecil bernama Ardian Ahmad dari Ende, Jln. Banyu Mas, Kelurahan Paupire, Kecamatan Ende, Kota Ende, Flores (Maria Gonzaga Tawa Wea)

ENDE (Floresku.com) -Sejak awal munculnya pandemi Covid-19, hampir seluruh sektor kehidupan masyarakat terhimpit karena ruang gerak sosial dibatasi oleh protokol kesehatan yang ketat, terutama aturan stay at home yang merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19. Sehingga, masyarakat tidak leluasa keluar rumah dan bepergian.

Satu hal yang pasti bahwa pandemi Covid-19 dan segala macam aturan yang menyertainya jelas berdampak sangat besar terhadap berbagai sektor kehidupan manusia.

Sektor ekonomi adalah satu bagian penting yang cukup terpengaruh dengan munculnya Pandemi Covid-19. Hal ini bukan saja dialami oleh penguasa kelas atas, melainkan pengusaha kecil-kecilan pun sangat ambruk di saat Pandemi Covid-19.

Berikut adalah kesaksian seorang pengusaha Kios kecil bernama Ardian Ahmad  dari Ende, Jln. Banyu Mas, Kelurahan Paupire, Kecamatan Ende Tengah, Nusa Tenggara Timur.

Pandemi Covid-19 membuat Omzet dari semua pedagang mengalami penurunan drastis. Hal ini dilatari oleh sepinya pembeli, karena orang-orang jarang ke luar rumah.

Selain itu, segala macam kebutuhan sembako, seperti beras, minyak goreng dan telur sudah disediakan oleh pemerintah. Mereka tidak lagi membelinya di kios-kios.

Karena kondisi tersebut, Ardian Ahmad beralih profesi dari Penguasa Kios menjadi penjual es batu.

“akhir-akhir ini, setelah sekian lama pademi ini muncul, saya  tidak pernah berjualan di kios lagi. Namun, untuk menggantikan usaha tersebut, saat ini saya jual es batu saja di rumah", kata Ardian Ahmad.

Ardian menjelaskan bahwa penghasil usaha kiosnya sangat berbeda dengan sebelum pandemi. Sebelum pandemi, ia bisa mendapatkan omzet Rp 1.500.000 juta per bulan. Tetapi, kini omzetnya menurun sampai Rp 500.000 per bulan.

Sebelum pandemi kiosnya dipenuhi pembeli. Saking banyaknya pembeli ia baru menutup kios menjelang tengah malam.

Beras yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat pun tidak laku dijual. Hal ini terjadi karena banyak warga yang mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah, termasuk bantuan beras.

Padahal sebelum Pandemi, dalam sebulan Ardian mampu menjual beras hingga 200 kilogram per bulan.

Meskipun kondisi usaha kiosnya Ambruk, Ardian tetap bersyukur karena selama Pandemi ia juga mendapatkan bantuan dari pemerintah seperti masyarakat lainnya.

Ardian berharap, semoga pandemi ini cepat berlalu agar ekonomi masyarakat kecil pun kembali meningkat. (Tedy N).