Cinta
Kamis, 15 Agustus 2024 07:37 WIB
Penulis:redaksi
Oleh: Pater Gregor Nule SVD
BICARA tentang mengampuni mungkin gampang. Tetapi, mengampuni orang yang telah menyakiti kita atau lakukan sesuatu yang merugikan kita mungkin tidak mudah.
Biasanya kita tidak mudah lupakan perbuatan salah orang lain terhadap kita. Kita bisa ampuni tetapi bersyarat. Dan bahkan kita simpan dendam.
Pertanyaan Petrus tentang berapa kali orang mesti mengampuni melukiskan sifat manusia pada umumnya. Manusia bisa mengampuni, namun ada batas. Satu kali. Dua kali. Tiga kali. Lebih dari itu, mungkin sulit....
Tetapi, Yesus mengajak dan bahkan menuntut kita untuk .mengampuni tanpa batas atau selalu mengampuni kapan saja dan siapa pun.
Ketika menanggapi pernyataan Petrus, Yesus berkata, "Bukan hanya sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali", (Mat 18, 22). Artinya, orang mesti terus mengampuni tanpa batas.
Mengapa? Alasannya, Allah tetap dan terus mengampuni setiap kali kita jatuh ke dalam dosa dan memohon ampun. Allah mengampuni tanpa batas.
Allah memahami kelemahan dan kerapuhan kita. Kita mudah jatuh ke dalam dosa dan salah. Maka pengampunan memampukan kita untuk membenahi diri dan bertobat.
Selain itu, Allah tetap dan terus mengampuni karena Allah sungguh mencintai kita. Allah maha cinta dan suka mengampuni. Itulah sebabnya Allah terus mengampuni. Karena Allah kehendaki agar kita tetap baik.
Karena itu, sebagai pengikut Kristus mungkin kita merasa berat mengikuti jalan Tuhan. Kita sulit mengampuni, apalagi mengampuni tanpa batas.
Kita perlu sadari pentingnya mengampuni sesama. Kita belajar untuk tetap dan terus mengampuni. Kita mengampuni pertama-tama karena kita telah dan terus mendapatkan belas kasihan dan pengampunan dari Allah.
Kita juga mengampuni sesama karena kita mencintai sesama dan orang-orang di sekitar kita. Kita mau supaya semua orang jadi baik dan tida binasa sebagai akibat kelemahan dan kerapuhan manusiawi.
Mari kita terus belajar mengampuni dan berbelas kasih sebagai ungkapan cinta kita kepada Tuhan dan sesama. Semoga!
Kewapante, 15 Agustus 2024