Pesan Inspiratif: Yesus dan Aturan Hari Sabat

Jumat, 06 September 2024 21:08 WIB

Penulis:redaksi

Editor:redaksi

nniule2.jpg
Pater Gregor Nule SVD (Dokpri)

Oleh: Pater Gregor Nule, SVD

Kehadiran Yesus membuat orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang taat hukum merasa terganggu. 

Karena terkadang Yesus menyembuhkan orang sakit atau mengusir roh jahat pada hari Sabat atau melakukan sesuatu yang melawan hukum Taurat.

Itulah sebabnya mereka selalu meneliti pengajaran Yesus dan tindakan para murid-Nya untuk mempersoalkan atau mempersalahkannya.  

Bukannya Yesus tidak taat hukum atau tidak menghormati Hukum Taurat. Yesus sangat menghormati hukum Taurat dan hari Sabat. Yesus juga sangat setia pada kehendak Allah Bapa-Nya.

Persoalan orang Farisi dan ahli Taurat terletak pada ambisi untuk mentaati aturan dan hukum Taurat sebagai satu-satunya jalan untuk mentaati Allah, apa pun dampaknya. Mereka utamakan ketaatan buta terhadap hukum dan aturan, tanpa pedulikan nasib manusia.

Sebaliknya, Yesus lebih mengutamakan kebaikan dan keselamatan manusia kendatipun mungkin tindakan tertentu melanggar aturan Sabat dan hukum Taurat.  

Perikop Injil Luk 6:1-6 melukiskan tentang kritikan orang-orang Farisi terhadap tindakan para murid Yesus yang memetik gandum pada hari Sabat dan memakannya karena lapar. Kritikan terhadap para murid secara tidak langsung ditujukan kepada Yesus.

Yesus tahu tindakan murid-murid-Nya melanggar aturan Sabat. Tetapi, Dia membiarkan saja atau bahkan sepertinya membenarkan tindakan mereka. Bukan  karena Yesus tidak peduli, melainkan Yesus mau agar para murid tidak sakit atau alami masalah lain yang lebih berat.

Sikap Yesus demikian mau menunjukkan kepada orang-orang Farisi dan kita sekalian bahwa ketaatan terhadap hukum apa saja, termasuk hukum Allah mesti dijiwai oleh cinta kasih.

Yesus lebih utamakan nasib dan hidup para murid dan orang-orang.yang mengikuti-Nya daripada taat terhadap aturan hari Sabat. Yesus sangat mencintai para murid maka Ia melindungi mereka.

Di balik aturan dan hukum mesti ada cinta kasih. Jika tidak demikian maka hukum akan membelenggu dan bahkan membuat manusia menderita.

Kita belajar dari Yesus untuk lebih utamakan kebaikan, kebahagiaan dan keselamatan manusia, ketimbang taat pada aturan dan hukum.

Sebab hukum utama yang hendaknya menjadi nafas dan jiwa setiap sikap serta perbuatan kita terhadap sesama dan Tuhan adalah cinta kasih.
Semoga!


Kewapante, 07 September 2024