RENUNGAN KATOLIK, Kamis, 12 Agustus 2021: "Misèrtus autem servus ille..." Mat 18:27

Rabu, 11 Agustus 2021 21:19 WIB

Penulis:redaksi

Editor:Redaksi

22.JPG
Ilustrasi Injil Matius 18:21-19.1 (BS Ministry)

Oleh P Kons Beo SVD


(Pekan Biasa XIX - St Porkarius)

Bacaan I Yosua 3:7-10a.11.13-17
Mazmur 114:1-2.3-4.5-6
Injil Matius 18:21 - 19:1

"Misèrtus autem servus ille..." Mat 18:27
(Tergeraklah hati raja oleh belaskasihan akan hamba itu....)

TAK cuma sekedar beriman. Tetapi kita beriman pada Allah yang berbelaskasih. Allah yang membebaskan!

ALLAH seperti itulah yang diwartakan oleh Yesus. Allah tak menghukum sesuai pelanggaran dan dosa kita. Dalam Diri Yesus, Allah selalu mencari untuk menyelamatkan dan  membebaskan.

Di HADAPAN Allah dan sesama, litania salah dan dosa kita telah terbentang. Akibatnya, kita jadi bagai orang asing. Tak cuma di hadapan Allah dan sesama.  Kita bahkan kehilangan gairah di dalam diri sendiri. Kepercayaan diri pun memudar.

KITA mesti kembali pulang pada Allah. Agar kita dibebaskan. Dan sungguh kita telah menggapainya. Sayangnya, kita mudah sekali kembali lagi menjadi tahanan dosa. Ini karena kita cukup 'tak tahu diri'. Tak punya hati untuk membebaskan sesama yang 'berutang dosa' terhadap kita.

INGATLAH! Kedaulatan singgasana pengampunan itu merangkum dua sisi tak terpisahkan. Mohon ampun dan juga memberi pengampunan. Dalam ketulusan dan kebesaran hati.

SUJUD berlutut di hadapan Tuhan wajib hukumnya untuk disusul  dengan tangan tulus yang membebaskan sesama pula. Rasa hati terbebaskan dan merdeka teralami saat kita tahu memberkati sesama. Tanpa syarat!

TETAPI untuk tiba pada 'rasa terbebaskan' bukanlah soal gampangan. Sebab kita sendirilah yang tak sanggup membebaskan diri sendiri. Karena ternyata, itu tadi, kita belum mampu hayati tulus: Seperti kami pun mengampuni orang yang bersalah kepada kami.

SEKALI lagi, mohon ampun pada Tuhan sambil tetap merawat dendam dan simpan kesalahan sesama adalah satu pengkhianatan serius akan KASIH YANG MEMBEBASKAN.

KITA adalah pribadi yang terahmati dan sepatutnya sanggup move on dalam ziarah hidup. Sebab telah kita buang jauh-jauh dan tinggalkan segala upaya dan sikap mencekik sesama (cf Luk 18:28) yang bersalah kepada kita. Setidaknya untuk tidak lagi penuh amarah terus-menerus kisahkan kembali kesalahannya pada kita.

Kata Rasul Paulus:

"Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesrah dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu"
(Ef 4:32).

Verbo Dei Amorem Spiranti

Tuhan memberkati.
Amin.