jokowi
Jumat, 29 Juli 2022 12:02 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
Oleh: Yulius Riba
VIRALNYA tulisan tentang konsep Trinitas yang berbeda dari yang diimani kalangan Kristen membuat heboh terutama dalam komunitas Kristen.
Beberap kawan Kristen berupaya melakukan kritik-kritis atas apa yang mereka sebut sebagai "kesalahpahaman" konsep Trinitas pada Buku SMP Kelas VII: Pendidikan Kewargaan dan Pancasila (PPKn) terbitan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) karena dalam buku itu dituliskan bahwa Tuhannya orang Kristen adalah Allah, Bunda Maria, dan Yesus Kristus sebagai yang tunggal atau Trinitas.
Hampir semua tanggapan diberikan dengan analisis yang objektif, ilmiah, dan terukur. Dari beberapa tanggapan yang tersaji dapat disimpulkan bahwa mereka ini pasti produk lembaga pendidikan Kristen.
Tanggapannya kritis, analitis, menggelitik, dan terutama tetap santun dan objektik. Tidak kalah menonjolnya adalah kesan "takut-takut" untuk memberikan tanggapan secara jujur apa latar belakang penyesatan teologi Kristen oleh team penulis buku itu.
Pemilik pojok WORALOGI, Agustinus Tetiro, menanggapinya dengan gayanya yang khas; santai, tajam, estetis, dan intelektual.
Ada tawaran begitu banyak judul buku yang dianggap mampu menjelaskan konsep Trinitas; "Apa itu Katolik?" karya Profesor Magnis Suseno SJ, "Allah Menggugat" karya Dr Georg Kircberger SVD, Teologi Sistematika 1 karya Dr Nico Syukur Dister, dan Trinitas karya pastor Dr Andreas Atawolo OFM.
Sambil senyum-senyum saya berpikir, INJIL - yang dalam perjalanannya dari Kejadian hingga Wahyu berkawan secara intim dengan sejarah - yang diyakini penganut Kristen sebagai agama terbesar di dunia dengan jumlah penganut 2,38 miliar, ditolak seluruh kebenarannya.
Misal saja soal penyaliban dan kematian Yesus - terlepas dari Yesus itu Tuhan atau bukan. Peristiwa itu dicatat dalam Injil Kanonik, pun ditulis oleh sejarahwan abad awal seperti Cornelius Tacitus (56 – 117 M), seorang Senator dan penulis sejarah Kerajaan Romawi.
Apa yang terjadi? Semua fakta ini ditolak secara mutlak. Lalu kita masih berpikir bahwa buku-buku yang demikian banyak itu bisa menginformasikan, mentransmisikan, mencerahkan, dan meyakinkan orang?
Dunia agama itu memang unik. Dia bisa membuat orang untuk percaya dan percaya pada kebodohan secara sekaligus.
Saya berupaya menanggapi tuisan pada buku pelajaran itu dari perspektif yang berbeda dengan lebih jujur.
Dari mana Zaim Uchrowi dan Ruslinawati menemukan ide untuk menuliskan konsep Trinitas yang sangat berbeda dari yang diajarkan dan diyakini kekristenan bahwa orang Kristen "Tuhannya adalah Allah, Bunda Maria dan Yesus Kristus sebagai yang tunggal atau Trinitas”?
Pernyataan bahwa Tuhan orang Kristen adalah Allah, Bunda Maria dan Yesus Kristus merupakan penafsiran yang dilakukan para penafsir muslim atas Surat An-Nisa 4:171 dan QS Al Maa'idah 5:116
Surat An-Nisa 4:171:Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sungguh, Al-Masih Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya.
Maka berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan, “(Tuhan itu) TIGA,” berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Mahasuci Dia dari (anggapan) mempunyai anak. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung.
Seorang penafsir Qur’an abad ke- 19, E. M. Wherry menyatakan, “Para penafsir, Baidhawi, Jalaluddin, dan Yahya setuju dalam menafsirkan tiga di situ sebagai ‘Allah, Yesus, dan Maria,’ dalam relasi Bapa, Ibu, dan Anak .” (E. M . Wherry, A Comprehensive Commentary on the Qur’an, Vol. 2 (London: 1886), 116-117).
Berikut saya tampilkan beberapa tafsir muslim atas klausa '... TIGA' pada ayat 171 di atas.
Pertama, Tanwir al-Miqbas Tafsir Ibn Abbas memahami “tiga” (ay. 171) dalam arti: “…anak, ayah, dan istri.” (https://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=2&tTafsirNo=73&tSoraNo).
Kedua, tafsir Al-Jalalayn: “Jadi berimanlah kepada Allah dan para rasul-Nya dan jangan mengatakan bahwa allah adalah ‘Tiga’ Allah, Yesus, dan ibu-Nya” (https://www.altafsir.com/Tafasir.asp (MadhNo=1&tTafsirNo=74&tSoraNo)
Ketiga, tafsir Ibn Kathir: “Jangan mengatakan ‘Tiga’!) jangan mengangkat Isa dan ibunya menjadi allah dengan Allah….(Sesunggunya kafirlah orang yang mengatakan ‘Allah adalah Tiga dari Tiga’…).” (http://www.qtafsir.com/index.php?option=com_content&task=view&id=570&Itemid=59).
Untuk mempertegas penolakan atas konsep Trinitas Alquran kembali menegaskannya dalam QS Al Maa'idah 5:116: "Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?." Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib." (Terjemahan Depag RI).
Dengan merujuk QS. An-Nisa 4:171 di atas, penulis Qur’an mengafirmasi maksudnya dengan “Tiga” melalui QS Al Maa'idah 5:116 ini. Penulis Qur’an hendak mengkonfirmasi kembali kepercayaan kristen dalam bentuk pertanyaan kepada Yesus.
Dalam ayat tersebut, Yesus menyangkal mengajarkan seperti yang diyakini orang-orang Kristen bahwa ada Tiga Allah, yaitu Allah, Yesus, dan Maria ( Lih. Tafsir Al-Jalalayn, Tanwir al-Miqbas Tafsir Ibn Abbas, dan Tafsir Ibn Kathir.)
Apa korelasi tulisan pada Buku PpKn SMP Kelas VII terbitan Kemendikbud Ristek dengan ayat-ayat Alqur'an yang saya tampilkan di sini?
Pertama, bahwa tidak ada satupun dokumen yang memuat konsep Trinitas sebagai Allah, Maria, dan Yesus selain dalam dokumen muslim atau dokumen kesarjanaan yang berhubungan dengan Islam.
Kedua, pengarang Buku PPKn terbitan Kemendikbud Ristek menuliskan, "Tuhannya adalah Allah, Bunda Maria dan Yesus Kristus sebagai yang tunggal atau Trinitas” .
Ini jelas adalah sebuah kesalahan fatal yang mengarah pada kejahatan agama dan intelektual sekligus karena penulis secara sengaja dan terencana menyusupkan teologi Islam ke dalam teologi Kristen.
Konsep Trinitas, dalam Konsili Nicea 325 M dan Konsili Konstantinopel I tahun 381 M - bahkan sebelum Islam lahir - sudah dirumuskan secara tegas. Allah itu esa; satu dalam esensi tetapi bereksistensi dalam being yang berbeda yaitu Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
Lalu dari mana Trinitas yang terdiri dari Allah, Maria, dan Yesus menyusup dalam teologi Kristen? ***
*Yulius Riba adalah pengamat sosial, tinggal di Surabaya.
2 bulan yang lalu
3 bulan yang lalu