SOROTAN: Membangun Karakter Masyarakat Digital di Kawasan Wisata Premium

Minggu, 05 September 2021 13:31 WIB

Penulis:redaksi

Editor:Redaksi

buku 1.jpg
John Lobo dan para siswa sebuah SMP di Manggarai Barat (John Lobo)

Oleh John Lobo*

HINGGA saat ini saya sering mengikuti aksi bagi-bagi buku secara gratis yang dilakukan oleh salah satu pegiat literasi di Labuanbajo, ade Benny Nurdin melalui akun Facebooknya. Dalam kapasitasnya sebagai anggota DPRD beliau secara kreatif mendesain setiap aksi perjumpaan dengan anak-anak menjadi gerakan pencerdasan.

Ribuan buku yang saya kirim via ade Benny untuk dibagikan kepada anak-anak di Labuan Bajo itu merupakan bentuk kepedulian atas kegelisahan bersama akan dampak yang dialami tatkala ditetapkannya daerah tersebut sebagai kawasan wisata premium.

Kehadiran infrastruktur digital yang super cepat dengan fasilitas 5G di kawasan wisata premium tentu akan membawa dampak pada pembentukan karakter masyarakat setempat dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat digital. Ciri yang menonjol dari masyarakat digital adalah ; pertama, senang akan kebebasan dimana semua orang bisa mengakses sumber informasi apapun. Kedua, suka mengekspresikan diri melalui media sosial.

Ketika masyarakat lokal termasuk anak-anak dilibatkan untuk maju bersama dalam membangkitkan pariwisata harapannya adalah jangan sampai mereka tercerabut dari akarnya, dari budaya atau kearifan lokalnya. 

Oleh karena itu dengan segala keterbatasan kami berkolaborasi untuk menghadirkan budaya yang berbeda dengan nilai-nilai yang ada dalam kebudayaan yang dominan dalam masyarakat digital serta memperkuat kapasitas mereka dalam mengisi konten - konten yang tersedia di media sosial.

Kendati bukan sebagai panacea (obat yang manjur) saya percaya bahwa keberadaan buku yang dibagikan secara gratis itu bisa menjadi media alternatif untuk membangun budaya tanding (budaya baca) di tengah gencarnya kepungan media Sosial.

Sebagai sebuah gerakan pencerdasan, kami tidak sekedar menyediakan buku, tetapi membangun pemikiran, perilaku dan budaya dari generasi yang tidak suka membaca menjadi generasi yang gemar membaca. Dari generasi yang asing dengan buku menjadi generasi yang mencintai buku. Dari generasi yang alergi dengan buku menjadi generasi yang intim dengan buku. Dari sanalah kreativitas dan transfer pengetahuan bisa berlangsung dan berkembang secara intensif. (*)

Mojokerto, 5 September 2021

*John Lobo, Guru SMA Negeri 2 Kota Mojokerto, Penggagas Gerakan Katakan dengan Buku, Guru Motivator Literasi Indonesia 2021