Kabupaten Nagekeo
Selasa, 01 Agustus 2023 13:04 WIB
Penulis:redaksi
JAKARTA (Floresku.com) - Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) dan PT Mutuagung Lestari Tbk ("MUTU International") telah menandatangani nota kesepahaman bersama (MOU) dengan tujuan memfasilitasi sertifikasi sektor kelapa sawit petani sawit swadaya dan mendukung percepatan implementasi sawit berkelanjutan di Indonesia.
Acara tersebut bersamaan dengan Diskusi Nasional bertemakan “Mendorong Peran Aktif Koperasi dalam Peningkatan Produktivitas Kebun dan Percepatan Sertifikasi Sawit Berkelanjutan di Indonesia.”
SPKS merupakan sebuah organisasi petani kelapa sawit di Indonesia yang berkomitmen untuk memperkuat skala keberlanjutan, kesejahteraan, dan kemandirian petani melalui pembangunan kapasitas, kelembagaan ekonomi, serta fasilitasi akses petani. SPKS saat ini beroperasi di 11 Kabupaten dan 7 Provinsi yang memiliki perkebunan kelapa sawit, yaitu Kabupaten Labura, Rokan Hulu, Siak, Pelalawan, Kuansing, Tanjabar, Sanggau, Sekadau, Sintang, Paser, Kobar, dan Seruyan.
Sekretaris Jenderal SPKS Nasional, Mansuetus Darto, menyatakan bahwa kerja sama antara SPKS dan PT Mutuagung Lestari Tbk bertujuan untuk mempercepat dan mendorong proses sertifikasi sawit berkelanjutan bagi anggota SPKS.
“Hal ini dipicu oleh komitmen SPKS untuk mentransformasikan petani sawit anggotanya agar memenuhi standar pasar minyak sawit dunia melalui skema sertifikasi ISPO maupun RSPO. Pada tahun 2023-2025, SPKS menargetkan untuk mensertifikasi sekitar 4000 petani sawit anggotanya dalam proses sertifikasi ISPO dan RSPO,” kata Mansuetus saat penandatanganan MoU di Hotel Grand Sahid Jaya DKI Jakarta, Senin (31/7).
Saat ini, melalui kerja sama dengan PT Mutuagung Lestari Tbk, anggota SPKS yang telah disertifikasi RSPO mencakup 4 koperasi yakni Koperasi Pemasaran Ikatan Petani Sawit Swadaya (KOIPESS), Koperasi Serba Usaha Masagena Lalla Tassisara (KSU Malata), Koperasi Produsen Perkebunan Persada Engkersik Lestari (KPPPEL), dan Perkumpulan Petani Sawit Swadaya Tambusai Sejahtera (PPSSTS). Sedangkan 1 koperasi (KPPPEL) juga telah disertifikasi ISPO. Total empat koperasi tersebut mengayomi sekitar 700 petani dengan luas lahan sekitar 1300 hektar yang tersebar di Provinsi Riau, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat.
Presiden Direktur PT Mutuagung Lestari Tbk, Arifin Lambaga, menyatakan bahwa MUTU International sebagai Lembaga Sertifikasi di sektor Sawit terbesar di dunia berkomitmen untuk mendukung dan memfasilitasi para petani dalam memperoleh sertifikat Pengelolaan Sawit Berkelanjutan melalui tahapan audit dan penilaian yang independen dan kredibel, baik melalui skema ISPO, RSPO, maupun ISCC. Saat acara kerjasama berlangsung, diketahui PT Mutuagung Lestari Tbk tengah memproses 3 koperasi lainnya untuk sertifikasi RSPO dan 1 koperasi untuk ISPO.
Sebagai bentuk dukungan terhadap penerapan pengelolaan usaha yang berkelanjutan, MUTU International terus mengajak semua pihak untuk berperan aktif, terutama koperasi-koperasi petani sawit, BPDPKS, dan Pemerintah. Arifin menekankan peran penting koperasi petani sawit sebagai ujung tombak dalam meningkatkan kesadartahuan akan pentingnya sertifikasi berkelanjutan serta meningkatkan komitmen petani dalam mematuhi peraturan pemerintah dan praktik terbaik, sebagai bagian dari partisipasi petani dalam menjalankan program pemerintah melalui mandatory ISPO tahun 2025.
“Kerjasama antara SPKS dan PT Mutuagung Lestari Tbk ini menjadi langkah maju dalam mendorong industri kelapa sawit Indonesia menuju keberlanjutan. Dengan keterlibatan para petani dalam sertifikasi berkelanjutan, diharapkan potensi dampak negatif dari sektor kelapa sawit dapat diminimalisasi, sementara keuntungan ekonomi dan kesejahteraan petani dapat ditingkatkan. Semakin banyak petani sawit yang mendapatkan sertifikasi berkelanjutan, semakin baik pula citra industri kelapa sawit Indonesia di mata pasar internasional,” ujar Arifin.
Pada sesi pertama diskusi yang fokus pada topik “Komitmen Pemerintah Daerah dalam Mendorong Percepatan Sawit Berkelanjutan” diisi oleh Bupati Kabupaten Sekadau, Bupati Kabupaten Paser, dan perwakilan dari anggota Koperasi Tambusai Sejahtera.
Adapun pada sesi kedua diskusi dengan topik “Mendorong Peran Aktif Koperasi dalam Percepatan Sertifikasi Sawit Berkelanjutan di Indonesia” menghadirkan para narasumber yaitu Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (Dirjenbun), Kepala Divisi Pemungutan Biaya dan Iuran Crude Palm Oil BPDPKS, Koordinator Tim Sekretariat Komite ISPO, dan RSPO Deputy Director Market Transformation Indonesia.
Tentang PT Mutuagung Lestari Tbk
PT Mutuagung Lestari Tbk atau MUTU International (kode saham: MUTU) adalah perusahaan yang melayani jasa testing, inspection, dan certification (TIC). Berdiri sejak 1990, MUTU International telah menjadi perusahaan swasta Indonesia yang terbesar dibidangnya dengan fokus bisnis pada Natural Resources dan Green Economy, Sharia Economy dan Digital Economy.
Kini, MUTU International telah melakukan ekspansi dengan melebarkan sayap perusahaan hingga ke Vietnam, China, dan Jepang. MUTU sudah melayani lebih dari 4.000 pelanggan untuk layanan TIC.
Layanan yang diberikan MUTU International terkait Pengujian yakni laboratorium uji dan laboratorium kalibrasi. Terkait Inspeksi melayani kegiatan Survey General Cargo, Survey Palm Oil & turunannya, Marine Survey, Mineral Mining Survey, Oil & Gas Survey, Survey Kayu Olahan, Inspeksi Teknis dan lain-lain. Terkait Sertifikasi, mengeluarkan 84 jenis sertifikat yang terdiri dari ISO 9001, ISO 14001, ISO 37001, ISO 27001, ISO 21001, ISO 35001, ISO 45001, SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, CARB (California Air Resources Board), US EPA, CE European Conformity Marking, JAS (Japan Agricultural Standard), QMARK (marine Plywood), SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas dan Kelestarian), Verified Legal, FSC (Forest Steward Council), PHL (Pengelolaan Hutan Lestari), PHTL (Pengelolaan Hutan Tanaman Lestari), PHL-LEI (Pengelolaan Hutan Lestari – Lembaga Ekolabel Indonesia), ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil), RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil), ISCC (International Sustainability and Carbon Certification), ISO 22000, FSCC 22000, HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points), SKEMA INDOGAP (Indonesia Good Aquaculture Practices), ORGANIC, LSUP (Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata), CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Envorinment Sustainability) UHK (Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah dan Haji Khusus), Validasi/Verifikasi Gas Rumah Kaca, EKOLABEL, Sertifikasi Produk, Industri Hijau. (SP). ***
10 bulan yang lalu
setahun yang lalu
setahun yang lalu