Selasa, 16 November 2021 07:15 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
MAUMERE (Floresku.com) -Turnamen Askab Cup I yang sudah berlangsung selama sepekan ini digelar tanpa adanya suporter atau penonton menjadi pertanda bahwa sepak bola di Sikka ini mati.
Demikian pernyataan Anis Wangge, salah satu pemilik klub sekaligus pelatih Persewa Waioti kepada media ini ketika ditemui usai pertandingan antara Persewa FC dan BMW Wolomarang di stadion Gelora Samador, Senin. 15 November 2021.
Anis Wangge mengatakan, Kepolisian Resor Sikka juga harus berani melakukan edukasi masyarakat sepak bola di Sikka dan tidak menjadikan Protap itu sebagai hal yang utama.
Penyelenggaraan turnamen Askab cup I ini, semenjak dibuka, Minggu 07 November 2021 lalu tidak ada penonton dan suporter sama sekali.
“Ini pertanda bahwa sepak bola di Sikka ini mati, Saya tanyakan kepada panitia mengapa tidak ada penonton? Ternyata kendalanya ada di Kepolisian. Artinya, Kepolisian Resor Sikka ini juga harus berani melakukan edukasi masyarakat pencinta sepak bola di Sikka. Tidak bisa serta merta menjadikan Protap itu sebagai hal utama,” ungkap mantan pemain Persami Maumere ini.
Ia pun mencontohkan, ada banyak keramaian di Sikka yang bisa dilihat di mana-mana, tetapi itu tetap dibiarkan. Ia juga meminta agar klub perlu mengahadirkan suporter dalam turnamen ini tetapi jumlahnya dibatasi karena masih dalam situasi pademi Covid-19.
Bahkan Anis Wangge menyarankan, jika perlu setiap penonton yang dihadirkan wajib memiliki kartu vaksin.
Anis Wangge mengingatkan bahwa untuk memeriahkan turnamen sepak bola ini mesti ada suporter. 'Khadiran suporter inilah yang bisa memberikan dukungan dan penyemangat bagi pemain saat bertanding," ungkap pria yang pernah menjadi pengurus PSSI Sikka selama 25 tahun ini.
Ketika ditanya terkait adanya turnamen lokal lainnya di Sikka yang saat ini sedang berlangsung namun dihadiri oleh penonton, Anis Wangge pun mempertanyakannya. Ia mengatakan bahwa turnamen itu juga dalam ruang lingkup yang sama, mengapa itu bisa sementara yang diselenggarakan Askab tidak bisa meskipun ijinnya sama?
Artinya lanjut Anis Wangge, “saya mau mengajak pemegang kebijakan ini harus colling down dengan masyarakat Pencinta bola di Nian Tana Sikka ini, tidak bisa serta merta kita memegang kekuasaan ini menjadi hak tunggal, sehingga hal ini harus cepat direspon.”
Karena menurutnya, saat ini masih dalam babak penyisihan group. Ia berharap agar ketika masuk dalam putaran-putaran berikutnya sudah ada kebijakan, karena dirinya meyakini bahwa sudah banyak warga di Kabupaten Sikka ini sudah divaksin, sehingga ia berharap agar warga bisa diijinkan untuk menonton dengan syarat membawa serta kartu vaksin.
Sementara itu, penggiat bola yang juga adalah pemilik salah satu klub di Sikka, Dedi Ado mengatakan, turnamen tanpa penonton ini sangat disayangkan bagi para penggiat bola, karena menurutnya, sepak bola adalah pesta yang seharusnya meriah dan memberikan energi positif bagi insan-insan olahraga.
Untuk itu, kita juga membutuhkan semangat-semangat tersendiri kepada insan-insan persepak bolaan di Kabupaten Sikka ini. Sehingga kehadiran penonton ini juga bisa memberikan energi positif dan sehat kepada para pemain, ungkap Dedi penuh harap.
Pantauan media ini, Turnamen Askab I, Senin 15 November 2021, terlihat sepi karena tidak adanya penonton. Namun demikian masih terdapat beberapa suporter yang antusias untuk menonton pertandingan ini meski harus memanjat pohon di seputaran Stadion Gelora Samador Maumere karna tidak diperbolehkan masuk ke dalam stadion.
Sempat terjadi percecokan antara panitia penyelengara dengan aparat keamanan yang sedang berjaga karna ada beberapa pemain cadangan yang sudah terdaftar datang terlambat tetapi tidak tidak diizin kan masuk oleh petugas keamanan. Namun setelah melakukan beberapa kali negosiasi antara petugas pengamanan dengan panitia akhirnya para pemain tersebutdiizin kan masuk ke dalam stadion. (Mardat).