Air bersih
Selasa, 05 Maret 2024 19:15 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
MAUMERE (Floresku.com) – Krisis air bersih masih saja menghantui warga masyarakat Pulau Palur, Kabupaten Sikka. Selasa, 05 Maret 2024 pagi, redaksi media ini menerima pesan WhatsApp dari Dionasius Untung di Pulau Palue.
Dionmenulis, “Hingga kini kami masih sulit mengakses air bersih. Kami memang memiliki sumber mata air dan panas bumi, namanya Poa Nua Kaju yang terletak di Desa Keso Koja, Kecamatan Palue. Beberapa tahun lalu ini sumber mata air panas bumi coba disuling menggunakan teknologi ramah lingkungan menggunakan media dari bambu.”
Dia mengatakan, upaya penyulingan tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan warga desa Keso Koja, khususnya Kampung Nata Woko akan air bersih terutama untuk minum,mandi dan cuci .
Dia mengisahkan, awalnya proses penyulingan air panas bumi tersebut mau dikelola secara baik dengan teknologi yangg bagus. Waktu itu direncanakan uap air dari panas bumi ditampung dengan media bambu lalu dialirkan ke bak penampung untuk kemudian dialirkan ke Desa Keso Koja dan dua desa tetanggannya.
“Namun, program ini tidak berjalan baik. Akibatnya, warga desa di Paule hingga saat ini tak bisa mengakses air bersih,” ungkap Dion pula.
Bukan hanya itu, lanjut Dion, di Palue memang pernah ada program bantuan air bersih, tetapi hingga sekarang tidak pernah dioperasikan.
Bak Penampung Hujan Komunal pernah dibangung di rumah para medis Puskesmas Palue sekitar 20 tahun silam, tetapi tidak ada air setetes pun.
Pengolahannya menggunakan teknologi Jepang. Tapi program itu tidak berhasil. Soalnya, setelah selesai membangun, perancangnya pergi dan tidak kembali lagi.
Tahun 2023, tepatnya antara 27 Juli 2023 sampai dengan 15 August 2023, LPSE Kabupaten Sikka membangun Bak Air Komunal dengan dana APBD senilai Rp. 404,468,000.00. Namun, hasilnya tidak optimal, warga Palue masih tetap kekurangan air bersih.
Lalu ada pula program Desalinasi Air Laut di Desa Reruwaerere dengan biaya biaya mahal hampir 1 milyar, bantuan dari salah satu Yayasan di Jakarta. Hasilnya juga nihil.
“Mungkin teknologi canggih, tetapi kondisi alam pulau Palue tidak bersahabat. Apalagi, biaya operasional yang tinggi butuh tenaga listrik.”
Keluhan mengenai kesulitan warga Pulau Palue tentang mengakses air bersih juga disampaikan oleh Yulius Riba, putra asli Palue.
Dia berpendapat pemerintah dan juga lembaga gereja perlu menaruh perhatian khusus perihal kebutuhan masyarakat Palue akan air bersih.
Memang, kata dia, pada Oktober 2023 lalu masyarakat Dusun Tetureti, Desa Maluriwu, Kecamatan Palue menerima bantuan sumur bor Kapolri dan Ketua Umum Bhayangkari.
Namun, bantuan itu belum menyentuh masyarakat di dusun dan desa yang lain.
Oleh karena itu, melalui media ini, ungap Yulius lagi, “kami mengetuk hati pemerintah khususnya Kementerian PUPR dan , siapa pun untuk ikut mencari solusi atas masalah air bersih di Pulau Palue ini.”
“Mudah-mudahan, keluh kesah kami didengar oleh Kementerian PUPR sehingga dapat memberikan jalan keluar bagi kami,” pungkasnya.(Silvia). ***
9 bulan yang lalu