sopir truk
Senin, 24 Januari 2022 17:44 WIB
Penulis:redaksi
MAUMERE (Floresku.com) - Berkunjung ke Maumere dan merasa tertarik dengan produksi inovasi Coklat Sikka (Cho-Sik), Dharma Wanita persatuan Kabupaten Flores Timur pun menyambangi usaha produksi Cho-Sik pada UPT Sikka lnovension Centre di jalan Litbang, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, pada Sabtu, 22 Januari 2022.
Ketua Dharma Wanita Persatuan Kabupaten Flores Timur, Maria Goreti Rina Nugroho mengatakan, kunjungan mereka ke UPT SIC dilaksanakan dalam rangka melaksanakan program kerja dibidang sosial budaya kerjasama dengan bidang ekonomi.
Rina Nugroho menyatakan bahwa pihaknya tertarik untuk mengetahui sejauh mana jangkauan UMKM di Kabupaten Sikka saat ini.
“Kami ingin tau UMKM yang di Sikka itu sejauh mana jangkaunya. Namun setelah mendengar keterangan dari ibu Asisten II Setda Sikka saya merasa senang sekali.”
Menurut Rina Nugroho, Pemda Sikka sangat luar biasa dalam menciptakan dan mengembangkan coklat dengan bahan baku komoditi kakao lokal dan selanjutnya membuka ruang pemasaran sendiri. Hal ini menunjukan bahwa ternyata NTT juga bisa.
Sementara itu, Asisten II Sekertaris Daerah Sikka bidang Ekonomi dan Pembangunan, Konstantina Arankoja, S.Sos, dalam sambutanya mengatakan, pengembangan Cho-sik merupakan sebuah inovasi dengan potensi unggul lokal di Kabupaten Sikka, kerjasama dengan Koperasi dalam mensuplai bahan baku.
Arankoja mengakui bahwa dalam pengolahan Cho-sik ini tidak seperti di perusahan. Karena sebenarnya Cho-sik ini merupakan satu unit inovasi yang kedepanya harus tetap dikembangkan inovasi pengolahannya.
Kepada Kesatuan Dharma Wanita Flotim, Arankoja mengharapkan agar apa yang bisa dilihat saat ini dapat dilakukan dan bisa menjadi inspirasi yang bisa dikembangkan di Kabupaten Flores Timur.
Pada saat yang sama, Kepala Bapelitbang Sikka, Margaretha Movaldes da Maga Bapa dihadapan Dharma Wanita persatuan Flotim mengatakan, adanya Cho-Sik diharapkan bisa menjadi pusat inovasi terhadap pengolahan berbagai produk lokal.
Selanjutnya, Femy Bapa sapaan akrabnya mengatakan bahwa COSIK ini juga bisa diteruskan oleh pelaku UMKM dan Bumdes untuk bisa kembangkan dan bisa menjangkau pemasaranya. Sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi bagi semua lapisan masyarakat.
Untuk inovasi Cho-sik sendiri, Vemy Bapa menjelaskan bahwa sejak tahun 2017 hingga saat ini terdapat 11 varian pengolahan yang dilakukan dengan rincian 8 varian coklat batang dan 3 varian bubuk coklat dengan peralatan yang disiapkan sebanyak 27 alat produksi.
Untuk jumlah produksi, Vemy Bapa menjelaskan, dalam seminggu dipersiapkan kakao sebagai bahan baku sebanyak 100 kilogram sehingga total produksi dalam sebulan sekitar 300 sampai 400 kilogram. Sementara kakao yang dibutuhkan yaitu kakao yang sudah di fermentasi dengan kualitas yang baik.
Terhadap kualitas kakao, Vemy Bapa mengharapkan agar para petani menjaga kualitasnya agar harga jualnya akan menjadi lebih tinggi, dan pihaknya akan terus mendampingi para petani dalam menjaga kualitas kakao.
Vemy Bapa menambahkan, target pendapatan dari Cho-Sik pada tahun 2021 sebesar 250 juta namun yang tercapai hanya 100 juta lebih. Sementara tahun 2022 ini Ia menargetkan lebih dari 250 juta. Karena pihaknya juga sementara gencar membuka pangsa pasar untuk mempromosi varian Cho-Sik.
Vemy Bapa berharap agar Cho-Sik menjadi tempat inovasi pengolahan berbagai prodak lokal dan bisa dikelola oleh UMKM dan Bumdes agar bisa mendorong UMKM dan juga menjadikan brend untuk masyarakat kabupaten Sikka. (Mardat). ***
8 hari yang lalu
20 hari yang lalu