Yesus Kristus
Sabtu, 14 Januari 2023 17:02 WIB
Penulis:redaksi
Editor:redaksi
(Minggu Biasa IIA; Yes, 49: 3.5-6; 1Kor 1:1 – 4; Yoh 1: 29 -34)
Dalam suatu rapat umum kaum muda di Inggeris yang dihadiri oleh sejumlah utusan orang muda dari pelbagai belahan dunia, didiskusikan tentang bagaimana khabar baik atau Injil Yesus Kristus dapat diwartakan kepada orang lain.
Ada utusan yang berbicara tentang propanda lewat media cetak dan elektronik, lewat brosur, siaran radio, TV, lewat WA group, youtube atau lewat video-video. Dll, khususnya di era digital ini.
Kemudian tampil seorang gadis, utusan Afrika Tengah, yang bercerita tentang cara mewartakan Injil di wilayahnya. Ia berkata, “Jika kami di Afrika ingin mewartakan Amanat Kristus ke suatu desa, kami tidak mengirim kepada mereka pengkotbah yang hebat atau buku-buku, atau brosur-brosur atau membangun stasiun Radio."
“Kami memilih keluarga-keluarga Kristen yang baik dan setia beriman untuk pergi dan tinggal bersama mereka. Teladan hidup keluarga-keluarga itu yang didasarkan pada nilai-nilai Injil niscaya akan mempengaruhi dan mengubah desa itu.”
"Hidup orang-orang di desa itu bisa berubah jadi baik dan benar: kebencian dan perang antar-suku mulai hilang, poligami dan perselingkuhan berkurang, orang yang suka menipu, mencuri dan membunuh mulai bertobat. Dan lain-lain."
Semua perubahan dan hal baik di atas menjadi buah dari teladan hidup keluarga-keluarga kristen yang setia menjalankan iman mereka dalam hidup sehari-hari. Ada sebuah pepatah tua mengatakan, “perkataan membangun, tetapi teladan menggerakkan.
Nabi Yesaya dalam bacaan pertama mengingatkan orang-orang Israel akan tugas perutusannya sebagai terang bagi bangsa-bangsa.
Orang Israel adalah bangsa pilihan Allah yang telah terlebih dahulu mengalami cinta dan kebaikan Allah. Karena itu, mereka hendaknya berusaha menunjukkan dan membuka jalan yang benar dan lurus agar bangsa-bangsa lain mengenal, mencintai dan bersatu dengan Allah, serta pada saat yang sama, boleh mengalami kebaikan dan cinta Allah.
Santo Paulus juga mengingatkan jemaat Korintus bahwa mereka dicintai oleh Allah, dikuduskan untuk Allah dan dipanggil menjadi orang kudus (bdk 1Kor 1:2).
Jemaat Koristus telah ditetapkan oleh Allah menjadi kasih bagi orang lain. Artinya, mereka meneruskan karya Allah bagi bangsa-bangsa dan merasa senasib dengan orang lain. Mereka menjadi perpanjangan kasih Allah bagi sesama dan dunia. Allah yang berbelaskasih berkarya menyatakan kasih dan kebaikanNya melalui jemaat-Nya.
Yohanes Pembaptis dalam Injil memberikan kesaksian tentang Yesus. ia mewartakan Yesus sebagai Anak Domba Allah, yang menunjukkan peran Yesus sebagai Penebus Manusia.
Yesuslah Mesias Terjanji yang telah hadir di tengah dunia untuk melaksanakan janji keselamatan umat manusia. Dengan menunjuk kepada Yesus yang adalah Anak Domba Allah, Yohanes secara tidak langsung mau mengajak dan menuntun para muridnya untuk memilih dan mengkuti Yesus, sang Juruselamat.
Bagaimana dengan kita? Setiap pengikut Kristus atau orang kristen dipanggil untuk menjadi saksi kasih dan terang di dunia.
Karena itu, kita dipanggil dan diutus menjadi Alkitab yang hidup, berjalan dan bertindak walaupun mungkin kita tidak pernah berbicara atau berkotbah sambil mengutip salah satu nas Kitab Suci.
Teladan terpuji orang kristen akan menjadi satu-satunya Injil atau Khabar Sukacita yang akan dibaca, dimengerti dan dimaknai siapa saja yang kita jumpai, termasuk mereka yang tidak seiman dengan kita sekalipun.
Ini berarti tugas orang kristen adalah bukan hanya siap diutus untuk omong atau berkotbah tentang Injil dan iman kita, melainkan terutama berusaha hidup, bersikap dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai Injil, seperti cinta kasih, persaudaraan, pengampunan, solidaritas, kerukunan dan damai sejahtera. Kita mau terbuka dan bekerja sama, saling mendukung serta berbagi kasih dan berkat dengan orang lain.
Dengan demikian, kita sungguh merasakan kedekatan dan kehadiran Tuhan di tengah-tengah kita.
Ketika kita sungguh dekat dengan Tuhan, maka kita pun bisa membawa sesama kita kepada Tuhan, dan menunjukkan kepadanya Tuhan yang maha baik dan maha kasih yang selalu hadir di tengah-tengah kita, sebagaimana Yohanes Pembaptis.
Mengikuti teladan St. Arnoldus Janssen, pendiri SVD, kita melihat dedikasi kita kepada Sabda Allah dan misiNya dengan menegaskan bahwa kehidupanNya adalah kehidupan kita, dan misiNya adalah misi kita.
Selain itu, kita juga dipanggil untuk menjadi terang di tengah masyarakat yang dibayang-bayang oleh kegelapan sebagai akibat ketimpangan-ketimpangan, kebohongan, kepalsuan, penipuan dan kebobrokan hidup. Yesus menolong kita untuk hidup baik dan benar, memperjuangkan dan menggalakkan kebenaran, keadilan dan ketulusan.
Maka, dibimbing oleh Rohkudus di mana saja kita berada, kita mesti mewartakan Sabda Allah agar semua orang menemukan jalan keselamatan serta dibebaskan dari kegelapan dosa oleh terang Sabda dan Roh rahmat.
Sebab semua bangsa di bumi berduyun-duyun mencari damai, terang dan kasih sejati, yang hanya bisa ditemukan di kota Allah, kota keselamatan, kota terang yaitu Kerajaan Allah di dunia, di mana Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamat bagi semua orang yang berkehendak baik dan mencariNya dengan penuh iman.
Semoga Tuhan Yesus menyertai dan memberkati kita. Amen.
Kewapante, 15 Januari 2023. Pesta Santo Arnoldus Janssen. P..Gregorius Nule, SVD