Longsor
Sabtu, 13 Agustus 2022 18:05 WIB
Penulis:redaksi
BORONG (Floresku.com)-Warga Cungarok, Desa Nanga Labang, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), akhirnya kembali menikmati Air Minum Bersih (AMB) setelah sekian lama, yakni sejak tahun 2017 lalu mengalami krisis AMB.
Saat ini mereka tidak lagi mengkonsumsi air kali, air hujan, apalagi membuang biaya membeli AMB untuk keperluan rumah tangga.
Dalam hal ini Pihak Dinas PUPR dan BLUD SPAM Kabupaten Manggarai Timur telah berhasil memperbaiki dan memfungsikan pipa meteren AMB yang sebelumnya mubazir.
Salah seorang warga setempat, Yanto Nara menyampaikan terimakasih kepada pemerintah karena telah mendengar keluhan warga Cungarok, pasalnya sudah lama mengalami krisis AMB.
"Kami sangat berterimakasih kepada Dinas PUPR dan BLUD SPAM karena air sudah lancar. Jadi, kami tidak lagi minum air kali, mudah-mudahan ke depannya air tetap lancar," ungkapnya pada Selasa, (9/08).
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Manggarai Timur, Yos Marto menyampaikan terimakasih kepada media yang sudah mengontrol pembangunan AMB. Menurut Yos, idelanya aliran AMB mulai dari Borong sampai di Kisol, Kelurahan Tanah Rata dengan debit air 70 liter per detik dan itu pun jika standby 1×24 jam. Kondisi kapasitas produksi hari ini hanya dengan debit air 30 sampai 40 liter perdetik.
"Nah, hari ini kita baru 30 sampai 40 liter perdetik. Kapasitas produksi dari beberapa sumber ini, kita masih butuh sekitar 40 liter perdetik tahun ini," jelasnya via telepon seluler pada Kamis, (11/08).
Ia berharap agar pelanggan bisa menghubungi via no kontak pengaduan BLUD SPAM jika mengalami kendala terkait penyediaan AMB.
Sebagaimana telah diberitakan Floresku.com pada Senin, 1 Agustus 2022, salah seorang warga setempat, (MS) mengatakan AMB mengalir hanya 1 Minggu pada tahun 2017 lalu, sampai saat ini airnya tidak pernah mengalir sampai ke Cungarok.
"Sampai sekarang, hanya 1 Minggu saja tu hari," ungkapnya. Jumat, 22 Juli 2022.
Lebih lanjut dia, untuk keperluan minum, warga di sini menimba air di kali Wae Laku. Namun, terkadang airnya tidak bersih karena pembuangan dari sawah.
Untuk mengatasi hal itu, warga juga membeli air minum bersih yang dijual di mobil pick up, meski hanya dikonsumsi selama 1 Minggu.
"Dua hari lalu kami pesan air dari Kembur, beli tiga jerigen 20 liter 10 ribu," ungkapnya lagi.
Menurut dia, untuk masak nasi, masak sayur, mandi, dan cucian menggunakan air kali. Kemudian, pada saat musim hujan, warga menimba air hujan dan tidak bisa lagi menimba air kali karena banjir.
Ia pun berharap agar Air Minum Bersih tersebut bisa dialiri kembali sebagaimana pada tahun 2017 lalu. (Filmon Hasrin). ***
9 bulan yang lalu