PADMA Indonesia dan KOMPAK Indoesia Tantang Ayodhia Kalake untuk Siap dan Berani Lakukan Tugas Berat sebagai Penjabat Gubernur NTT

Senin, 04 September 2023 07:49 WIB

Penulis:redaksi

images.jfif
Gabriel Goa (Dokpri)

JAKARTA (Floresku.com) - PADMA Indonesia dan KOMPAK Indonesia menilai terpilihnya Ayodhia Kalake menjadi Penjabat Gubernur NTT merupakan bentuk pelecehan Presiden Jokowi melalui Mendagri Tito Karnavian terhadap DPRD NTT. 

Pasalnya, nama Ayodhia Kalake tidak termasuk dalam daftar usulan dari DPRD NTT untuk menjadi Penjabat Gubernur NTT.

Hal ini disampaikan Ketua Dewan Pembina PADMA Indonesia (Pelayanan Advokasi untuk Keadilan.dan Perdamaian Indonesia) sekaligus Ketua KOMPAK Indonesia (Koalisi Masyarakat Pemberantasan Korupsi Indonesia), Gabriel Goa kepada Floresku.com, Minggu, 03 September 2023.

 "Penunjukan Ayodhia Kalake memperlihatkan secara jelas dan transparan bahwa usulan DPRD NTT masuk tong sampah. Mengapa Negara ini mengabaikan aspirasi rakyat NTT yang diwakili DPRD NTT? Mengapa Negara mengangkangi aspirasi rakyat NTT?' ujarnya.

“Penunjukkan ini bernuansa KKN karena Ayodhia Kalake selama ini dikenal publik sebagai orangnya Luhut Binsar Panjaitan,” ujarnya lagi.

Menurut Gabriel, pernyataan beberapa pimpinan DPRD NTT yang pasrah tanpa perlawanan memperlihatkan DPRD NTT adalah macan ompong. 

Gabriel mengatakan bahwa Ayodhia Kalake bukan figur yang cocok  untuk menjabat sebagai Penjabat Gubernur NTT karena dia belum pernah terlibat aktif dalam kegiatan warga Diaspora NTT apalagi peduli terkait permasalahan NTT. 

“Apabila Presiden Jokowi tetap memaksakan kehendaknya melantik Ayodhia Kalake menjadi Penjabat Gubernur NTT pada tanggal 5 September 2023 maka Ayodhia Kalake harus siap untuk melaksanakan tugas penting dan berat sebagai Penjabat Gubernur NTT,” katanya.

Menurut dia tugas-tugas penting dan berat Penjabat Gubernur NTT adalah: 

Pertama, melakukan pencegahan dan penanganan NTT Darurat Human Trafficking melalui revitalisasi Pergub Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan TPPO mengacu pada Perpres No.49 Tahun 2023 tentang Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan TPPO. 

Kedua,  membangun BLK PM I(Balai Latihan Kerja Pekerja Migran Indonesia) dan LTSA PMI(LayananTerpadu Satu Atap Pekerja Migran Indonesia)untuk mencegah migrasi ilegal rentan Human Trafficking. 

Ketiga, melakukan kerjasama dengan KPK RI, BPK RI dan BPKP RI untuk melakukan audit investigatif terhadap Bank NTT, BUMD Pemprov NTT dan proyek-proyek mangkrak di NTT dan jika ditemukan adanya kerugian negara maka segera tangkap dan proses hukum Pelaku dan Penikmat Korupsi Berjamaah NTT. 

Keempat, melibatkan Lembaga-Lembaga Pendidikan Vokasi Profesional di NTT seperti Sekolah Hotel Sumba untuk mempersiapkan SDM NTT yang unggul untuk go national dan international berjejaring dengan semua misionaris asal NTT yang tersebar di seluruh dunia. 

“Rakyat NTT sangat berharap  agar Ayodhia Kalake siap dan berani menjalankan tugas-tugas tersebut. Jika dia merasa tidak siap, lebih baik dia menolak penunjukan tersebut,” pungkasnya. ***