Penembakan Diaz dan Odjan Bikin Massa ALDERA Geram dan Tuntut Kapolres Flotim Dicopot

Jumat, 09 Agustus 2024 19:26 WIB

Penulis:redaksi

Editor:redaksi

kaplor.jpg
Kapolres Flores Timur, AKBP I Nyoman Putra Sandita saat menerima masa aksi menuntut kasus penembakan dan penganiayaan, Jumat, 9 Juli 2024. (Paul Pemulet)

LARANTUKA (Floresku.com) - Ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Demokratik Rakyat (ALDERA) menggelar aksi unjuk rasa di depan Polres Flores Timur (Flotim). 

Mereka  geram dengan aksi brutal personil polisi dan menuntut supaya AKBP I Nyoman Putra Sandita dicopot dari jabatannya sebagai Kapolres Flotim.

Pendemo memadati Jalan Trans Pulau Flores di Amagarapati, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Jumat, 9 Agustus 2024 siang.

Massa membentangkan spanduk bertuliskan "Kami Bukan Teroris" lalu berorasi mengecam tindakan oknum aparat yang dinilai brutal dan arogan hingga melukai Fransiskus Diaz dan Petrus Odjan dalam insiden tawuran, Senin, 5 Agustus 2024 malam.

Fransiskus terkena tembakan senjata hingga tak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit. Bahu kanan pria 19 tahun ini disarang peluru karet sedalam 7 centimeter.

Sementara Petrus dianiaya aparat di bagian kepala dan tubuhnya. Pendemo tak terima ada korban luka lantas berunjuk rasa, mendesak pertanggungjawaban Kapolres Nyoman Putra yang memimpin pembubaran.

Salah satu dari tujuh tuntutan, warga meminta Kapolri Jenderal Listio Sigit Prabowo, Kapolda NTT, Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga segera mencopot jabatan Kapolres Flores Timur.

"Kapolri dan Kapolda NTT segera mencopot Kapolres Flores Timur dari jabatannya karena kepemimpinannya justru akan mencoreng atau memperburuk citra kepolisian khususnya citra kepolisian Flores Timur," demikian bunyi tuntutan dalam unjuk rasa yang dipimpin Koordinator Aksi, Marianus Dea.

Marianus dan massa aksi juga meminta agar Kapolri, Kapolda NTT, Kompolnas, Komnas HAM, dan KONTRAS membentuk Tim Pencari Fakta Independen demi pengusutan secara tuntas atas kasus tersebut.

Sementara Kapolres Flores Timur, AKBP I Nyoman Putra Sandita, bersedia menerima tuntutan massa aksi. Dia pun berterus terang bahwa dirinya yang memimpin personel ke lokasi tawuran.

Nyoman Sandita legowo jika dirinya harus pergi dari Flores Timur, seperti tuntutan yang dia dengar secara langsung.

"Kita negara demokrasi. Kalau memang permintaan bapak/ibu bahwa saya harus pergi dari Lewotanah, saya siap," ungkap Nyoman.

"Pergi, pergi, pergi," teriak massa aksi.

Nyoman berpesan kepada warga pengunjuk rasa tetap menjaga kemanan agar aksi unjuk rasa tak mengganggu pengendara di Jalan Trans Pulau Flores dalam Kota Larantuka. (Paul Pemulet). ***